Sipir dengan Kecerdasan Buatan Akan Jaga 1.600 Tahanan di Penjara Cina Ini
Sistem tersebut dirancang untuk selalu mengawasi lebih dari 1.600 narapidana Yangcheng, termasuk para penjahata VVIP.
Tidak etis
Akan tetapi, tidak semua orang menyambut baik penggunaan sistem ini di penjara.
Penggunaan teknologi untuk memonitor narapidana 24 jam sehari dianggap tidak etis oleh beberapa pihak.
Zhang Xuemin, misalnya. Profesor fisiologi dari Beijing Normal University yang mempelajari perilaku manusia di lingkungan ekstrem ini berkata bahwa sistem tersebut pasti akan mempengaruhi kehidupan dan kondisi mental narapidana.
Padahal, aturan dari Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) menegaskan bahwa narapidana juga harus diperlakukan dengan hormat sesuai denga martabat dan nilai yang melekat kepadanya sebagai manusia.
Zhang juga berkata bahwa hal ini akan mendorong narapidana untuk mencari cara baru mengelabuhi AI atau menggunakannya untuk kepentingan pribadi.
“Teknologi tidak seharusnya menggantikan manusia,” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dijaga Sipir AI, Mustahil untuk Kabur dari Penjara China Ini"