Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cerita Pastor Yongki Wawo dari Perancis Tentang Pastor Frangky Rengkung

Pastor Yongki wawo MSC, dari Issoudon Prancis memberikan doa dan menceritakan pengalamannya dengan Pastor Frangky.

Penulis: David_Kusuma | Editor:
Istimewa
Yongki Wawo MSC 

TRIBUNMANADO.CO.ID-Pastor Frangky Rengkung MSC meninggal dunia. Banyak doa diberikan. Pastor Yongki wawo MSC, dari Issoudon Prancis memberikan doa dan  menceritakan pengalamannya dengan Pastor Frangky. Ini kirimannya melalui aplikasi messenger. Dia mengawali tulisannya denga mengatakan  "SELAMAT JALAN FRANKY RENGKUNG, MSC (04 Agustus 1982 - 05 April 2019).

kemudian dilanjutkan menceritakan sebagai berikut:   DARI ISSOUDUN-PERANCIS, tempat lahir tarekat kita, saya hanya bisa berdoa untuk keselamatan kekal konfrater terkasihPastor Franky Rengkung, MSC. 

Saya mulai mengenal pastor Frangky pada tahun 2015. Saya itu kami sama-sama masuk pranovisiat MSC Pineleng bersama dengan 38 anak muda lainnya yang mau membaktikan diri untuk Tuhan dan sesame dalam tarekat MSC. Setelah menjalani pendidikan di Seminari Augustinianum, Tomohon, ia mengikuti pembinaan sebagai pranovis MSC di Pranovisiat MSC Pineleng pada 2005 – 2006. Saat itu team pembina kami di Pranovisiat MSC Pineleng adalah P. Hendrikus Suhendro, MSC. 

Ketekunan dan kesungguhan dalam hidup sudah ditunjukkan sejak masa awal pembinaan. Dia begitu tekun membaca. Tidak heran apa yang dibacanya, dia tuangkan dalam kemampuan menulis. Dia banyak menulis renungan-renungan Percikan Hati dan beberapa buku tentang Permesta. Pastor yang yang biasa dipanggil Eki, lahir di  Tomohon pada 04 Agustus 1982. Keluarganya berasal dari desa Kinilow, Tomohon di mana bersama teman-teman tingkat kami sering kunjungi pada saat Natal. 

Lewat pelabuan Bitung kami berangkat ke Jawa untuk melanjutkan masa pembinaan di Novisiat Karanganyer pada tahun 2006 silam. Kami sama-sama pada tanggal 24 Juli 2006 diterima sebagai novis MSC di Karanganyar- Kebumen, Jawa Tengah. P. Alo Lamere, MSC dan P. Anis Salaki, MSC membimbing kami untuk menjadi seorang biarawan yang baik.  kami mengikrarkan kaul-kaul pertama dalam Tarekat MSC pada 25 Juli 2007 di Novisiat MSC, Karanganyar-Kebumen setelah mengikuti retret persiapan yang dibawakan oleh P. Handoko, MSC (Wakil Provinsial MSC Indonesia saat ini). Dan juga tentu  pada tanggal 18 Oktober 2014 kami mengikrarkan kaul-kaul kekal dalam Tarekat MSC di Pineleng.

Lewat sharing-sharing kami mulai saling mengenal. Si Eky ini ternyata adalah mantan petinju amatir daerah bumi Nyiur Melambai. Tidak heran disiplin dalam dunia tinju dia terapkan dalam kehidupannya di dalam biara. « Para juara lahir dari sesuatu yang ada di dalam diri mereka - keinginan, mimpi dan visi. » Yah memang benar. Hal inilah yang ditunjukkan oleh konfrater Eky, MSC. Dia memilik target-target dalam hidupnya.

Hal yang menarik bahwa dia menyelesaikan dengan baik Studi filsafat dan teologi di Sekolah Tinggi Seminari Pineleng pada 2007 sampai 2015. Pada masa studi di Skolastikat MSC Pineleng, saya teringat kalau ada tugas-tugas kuliah yang banyak menyita waktu dan energi, Eky selalu menjadi yang terdepan dalam membuat tugas-tugas kuliah tersebut. Dia tidak kerja asal-asalan. Dia kerja dengan segenap kemampuan dan tenaga yang ada di dalam dirinya. Tidak heran pada saat yudisium nilai-nilainya pasti selalu bagus, alias sesuai ekspektasinya. 

Setelah menyelesaikan skripsi bidang kitab suci, Ia menjalani tahun pastoral di paroki Siantan, Keuskupan Agung Pontianak, Kalimantan Barat. Lagi-lagi kami menjalankan masa pastoral di keuskupan yang sama. Hanya saja saya menjalankan masa pastoral di Karya kategorial Radio Banua Cordis-Darit-Kalimantan Barat.

Sering sekali kalau ada kebutuhan pelayanan pastoral di kampung-kampung daerah Darit, Eky bersedia datang dan memberikan hatinya untuk umat pedalaman. Selama di Kalimantan Barat, saya teringat suatu waktu pada masa paskah tahun 2011 kami sama -sama ke rumah P. Sisko Alexander, MSC di daerah Semade-Kalimantan Barat dengan mengendari motor masing-masing. Kami bersuka cita bersama dengan keluarga konf Sisko, MSC. Kami pulang kembali ke Darit pada malam hari. Ehh ternyata nasib sial dialami Eky. Dalam perjalanan pulang si Eky jatuh motor. Bibir dan kakinya berdarah-darah. Setelah istirahat beberapa menit dia masih mampu mengendarai motor ke arah Darit. Sungguh pantang menyerah si Eky. 

Kami juga sama-sama menerima pelantikan lektorat pada 26 Juni 2010 dan akolit pada 25 Juni 2011. Kemudian kami menerima tahbisan diakon pada 20 Juni 2015 di Pineleng. Dia ditahbisan imamat pada 9 April 2016 di Manado. Setelah tahbisan imamatnya sebagai neomis Franky diutus untuk menjalankan karya Tarekat di Komunitas Skolastikat MSC Pineleng, khususnya sebagai anggota staf Percikan Hati. 

Pada tahun 2017 Pastor Franky mulai menjalani perawatan gagal ginjal baik di Tomohon maupun di Jakarta. Selama menjalani perawatan di Jakarta ia tinggal di Komunitas Rumah Induk/Provinsialat MSC lalu di Rumah Superiorat MSC Jakarta di Cengkareng. Lalu, untuk menjalani perawatan selanjutnya Franky kembali ke Manado dan tinggal di Komunitas MSC Karombasan, Manado. Pada awal tahun 2019 ini saya sempat mengunjungi Eky di Manado. Kata-kata baku sedu keluar dari mulutnya ketika melihat saya :”ehhh pace, macam tambah hitam saja koo!!---kami sharing dan saling meneguhkan selama kunjungan itu. 

Dua hari lalu saya menelpon konfrater Rikardo Senduk, MSC yang berkarya di negara Ecuador. Salah satu topik menarik dalam telepon itu adalah bercerita mengenai keadaan Eky. Kami sempat berdiskusi bagaimana mendapat donor ginjal dll. Dan tentunya sambil berdoa agar Eky selalu kuat. Pagi ini setelah doa pagi di Crypte atau kubur Jules Chevalier dan setelah makan pagi, saya kembali ke kamar.

Saya kaget melihat pesan-pesan yang begitu banyak mengenai berpulangnya saudara dan konftater terkasih Eky. Pastor yang yang baik hati ini meninggal di RS Gunung Maria, Tomohon, pada 05 April 2019, pkl 10.50, setelah bergumul dengan penyakit ginjal selama dua tahun. Jenasahnya akan disemayamkan pertama-tama di rumah keluarga di Kinilow, lalu biara MSC Pal 3 Karombasan dan Gereja Hati Kudus Karombasan, Manado. Jenasahnya akan dimakamkan di pekuburan Seminari Menengah Kakaskasen pada Senin, 8 April 2019.
Pastor Franky, selamat memasuki hidup abadi bersama Bapa di surga. Terima kasih atas kebersamaan sebagai MSC dan atas pengabdian dan pelayanan sebagai imam dan gembala Kristus.

“Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yohanes 12:24).

Yongki Wawo MSC

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved