Ayahnya Larang Main Game League of Legends, Bocah 15 Tahun Bunuh Diri di Hari Ulang Tahunnya
Seorang remaja laki-laki nekat mengakhiri hidupnya, setelah argumen sengit dengan ayahnya, karena kebiasaannya bermain game online.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang remaja laki-laki nekat mengakhiri hidupnya, setelah argumen sengit dengan ayahnya, karena kebiasaannya bermain game online.
Insiden itu berlangsung tepat pada perayaan ulang tahunnya yang ke-15, Jumat (23/3/2019) lalu.
Remaja laki-laki itu bernama Cheng. Ia hampir setiap hari bermain game online League of Legends.
Kebiasaan ini berhasil membuat ayahnya kesal, Cheng terlihat tidak peduli dengan ujian sekolah yang akan segera berlangsung.
Karenanya, ayah itu mulai menegur Cheng yang saat itu tengah bermain, sekitar pukul 9 malam.
Baca: Kisah Barista Pembuat Kopi Jokowi di Jarod: Bangga Lihat Presiden Minum Kopi Sambil Tersenyum
Merasa tak diperdulikan, ayah Cheng kesal, lalu mematikan komputer sebelum meninggalkan ruangan. Tindakan itu membuat putranya itu kesal setengah mati.
Setelah beberapa saat, Cheng memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Ia menaiki lantai tiga gedung dan loncat dari jendela di sana. Ia terjatuh dan menderita cidera kepala.
Ayah Cheng menemukan putranya itu satu jam kemudian, sekitar pukul 10.30, saat dirinya membukakan pintu untuk kakek Cheng yang baru tiba dari perjalanan.
Pria itu menemukan putranya di lantai dengan genangan darah di bagian kepalanya.
Ayah Cheng bergegas menelfon panggilan darurat, dan remaja 15 tahun itu segera dilarikan ke rumah sakit.
Namun sayang, itu terlambat. Cheng dinyatakan meninggal pada pukul 3 dini hari di keesokan harinya.
Cheng merupakan seorang anak yang riang dan penuh semangat. Dia adalah murid yang pintar, dengan nilai cemerlang di sekolah. Ia juga memiliki banyak teman.
Baca: KPK: 215 Instansi Patuh dan Sudah Laporkan Harta Kekayaan
Baca: Warga Manado Heboh, di itCenter Harga HP hanya Rp 50.000
Remaja itu tinggal bersama ayah dan kakak perempuannya, setelah orangtuanya bercerai 3 tahun lalu.
Sejak memasuki bangku SMA, Cheng mulai merasa tertekan dengan sekolahnya, dan mulai menghabiskan lebih banyak waktu bermain video game untuk menghilangkan stres.
Ia menghabisi nyawanya tepat di hari ulangtahunnya. Dan keluarganya memesan pizza untuk merayakan ulang tahun di malam hari.