Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan 1440 H Jatuh pada 6 Mei 2019, Lebaran 5 Juni

Pusat (PP) Muhammadiyah mengumumkan penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1440 Hijriah.

Editor: Rhendi Umar
muhammadiyah.or.id
Logo Muhammadiyah. 

"Karena itu maka bisa diubah dan diperbaharui," kata Sodik melalui pesan singkat, Jumat (26/5/2017).

Sidang isbat, lanjutnya, sudah berlangsung puluhan tahun dan layak dikaji keberadaanya sesuai perkembangan zaman. Termasuk, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang astronomi dan ilmu falak.

Dengan kemajuan iptek, menurut Sodik, sesungguhnya penetapan kalender hijriah, termasuk di dalamnya penetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal, sudah bisa dilaksanakan dengan akurat puluhan tahun sebelumnya dalam sebuah kalender hijriah permanen, seperti halnya kalender masehi permanen

Politikus Partai Gerindra itu mengungkapkan alasan penghapusan tradisi sidang isbat.

"Kemajuan iptek yang sudah mampu memprediksi dengan akurat penanggalan hari per hari untuk waktu puluhan tahun ke depan," ujarnya.

Sodik menuturkan, sidang isbat sering mempertontonkan perbedaan pendapat di kalangan ulama dan pemimpin umat, saat menghadapi bulan suci Ramadan. Perbedaan pendapat ini oleh masyarakat sering diartikan sebagai tidak adanya kekompakan, bahkan kesan perpecahan ulama dan ormas jelang Ramadan.

"Selain kesan perpecahan, perbedaaan penetapan oleh isbat beberapa hari sebelum tiba bulan puasa, sering memperkuat dan mempertegas kebingungan di kalangan umat awam atas perbedaan tersebut," tuturnya.

Baca: Jenazah Wanita Cantik Ditemukan Terpotong-potong di Dalam Gua Lengkap dengan Peralatan Ritual

Sodik menambahkan, proses sidang isbat dari mulai kegiatan pengamatan di lapangan di beberapa titik jauh sebelun sidang isbat, sampai kegiatan sidangnya, memerlukan biaya yang cukup besar.

"Lebih manfaat jika dana itu diserahkan kepada MUI dan ormas Islam, untuk pembinaan umat selama Ramadan," sarannya.

Apalagi, sebelum sidang isbat, kata Sodik, ormas-ormas sudah menetapkan dan menyosialisasikan ketetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal kepada jemaah masing-masing, dan hal itu dipegang kuat sebagai pedoman berpuasa.

Ormas Islam mempunyai otonomi dalam isbat 1 Ramadan dan 1 Syawal, tanpa ada perasaan sungkan berbeda seperti ketika masih ada sidang isbat

"Dengan penghapusan tradisi sidang isbat ini, maka proses penetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal dilakukan oleh Menteri Agama," cetusnya.

Sodik mengatakan, Menteri Agama dapat menetapkan tim dari kalangan ilmuwan dan ulama untuk menyusun kalender hijriah permanen.

Baca: Selain Sebagai Bumbu, Ini Manfaat Menakjubkan Cuka di Kehidupan, Mengilangkan Selulit, Melawan Kuman

"Pada saat penegasan 1 Ramadan dan 1 Syawal versi pemerintah, Menteri agama menyampaikan pula hasil isbat ormas ormas Islam, baik yang sama atau yang beda dengan pemerintah. Masyarakat dipersilakan mengikuti isbat sesuai keyakinan, seperti selama ini sudah berjalan," saran Sodik.

Kalender hijriah permanen, lanjutya, penting untuk perencanaan kegiatan umat ke depan. Kemudian, umat Islam, khususnya di kalangan awam, tidak dipertontokan perpecahan dan diberi kebingungan jelang hadapi bulan Ramadan

TONTON JUGA:

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul BREAKING NEWS: Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan 1440 H Jatuh pada 6 Mei 2019, Lebaran 5 Juni

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved