News
Aksi Unjuk Rasa di Aceh Menuntut Brenton Tarrant Dihukum Mati
Weekend kali ini merupakan akhir pekan yang paling menyedihkan bagi umat Islam sedunia.
TRIBUNMANADO.CO.ID- Weekend kali ini merupakan akhir pekan yang paling menyedihkan bagi umat Islam sedunia.
Juga sangat melukai perasaan siapa pun yang memiliki nurani kemanusiaan, apa pun agama, bangsa, dan negaranya.
Duka mendalam itu terpicu tak lain karena aksi brutal manusia paling biadab tahun ini, Brenton Tarrant yang menembaki puluhan jamaah muslim yang sedang shalat Jumat.
Teroris kelahiran Australia, 29 tahun lalu itu kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan bersenjata yang ia lancarkan bersama tiga temannya di dua masjid di Distrik Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3), yakni Masjid Al Noor dan Masjid Linwood yang terpisah sejauh lima kilometer.
Baca: Perseteruan Kian Memanas, Nikita Mirzani Posting Foto Diduga Syahrini Cium Pria di Atas Ranjang
Akibat serangan yang membabi buta dan ia siarkan secara live streaming itu, 49 muslim terbunuh seketika. Selain itu, 42 korban lainnya masih dirawat di rumah sakit akibat luka-luka, termasuk seorang bocah empat tahun, sebagaimana diberitakan Serambi Indonesia kemarin.
Mereka yang menjadi korban kebrutalan Tarrant cs adalah migran yang berasal dari Turki, Arab Saudi, Bangladesh, Pakistan, Malaysia, dan Indonesia.
Satu WNI bernama Muhammad Abdul Hamid alias Lilik Abdul Hamid yang sebelumnya dilaporkan hilang, dipastikan menjadi salah satu korban yang meninggal dalam tragedi kemanusiaan itu.
Baca: KABAR TERBARU Kondisi Siswa SMA St Thomas Aquino Manado Korban Penikaman, Ini Pengakuannya
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern langsung menyebut aksi penembakan massal ini sebagai serangan teroris dan ia pastikan pelaku membeli secara legal senjata yang dia gunakan dalam pembantaian itu. “Penyelidikan terkait masalah ini masih berlangsung.
Tapi satu hal yang bisa saya katakan saat ini adalah undang-undang senjata api negeri ini akan berubah,” tegas Jacinda Ardern.
PM Selandia Baru itu juga sangat mengapresiasi kesigapan polisi yang menangkap Tarrant.
Ardern mengatakan akan memberi penghargaan kepada dua polisi yang berhasil membekuk manusia keji ini.
Dunia pun mengutuk pembantaian muslim di Selandia Baru itu. Terlebih karena dilakukan di masjid justru pada saat umat muslim sedang khusyuk menyembah Tuhannya.
Baca: Diskusi tentang BPJS Kesehatan, Sandiaga Uno: Stop Pengobatan Ibu Lis di Sragen, Ini Faktanya
Pelaku juga menyiarkan secara live streaming tindakan kejinya itu, lalu menyebarkannya untuk memperluas efek teror yang ia lakukan.
Tarrant juga menyebut dirinya antiimigran dan mengklaim para korbannya sebagai “sekelompok penjajah”. Benar-benar tak punya logika dan perikemanusiaan.
Di tengah dukacita yang teramat mendalam atas pembantaian massal itu, kita patut memberi apresiasi