Kemenhub Larang Terbang Semua Boeing 737-8 MAX
Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akhirnya menetapkan larangan beroperasi bagi seluruh
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Apa alasan Garuda Indonesia lebih memilih memesan pesawat Boeing 737 Max ketimbang jenis lain? Direktur Teknik Garuda Indonesia, I Wayan Susena, mengatakan, pihaknya memutuskan membeli pesawat Boeing 737 Max karena pesawat yang biasa digunakan Garuda tak lagi diproduksi. Pesawat tersebut, yakni Boeing 737-800.
"Karena 737-800 tidak produksi lagi. Kan dia mendesain tipe baru. Kan sama dengan airbus. Kami akan melihat apakah ini sesuai dengan bisnis kami atau tidak," kata Wayan. Wayan mengatakan, sesuai informasi spesifikasi yang diterimanya, pesawat Boeing 737 Max disebut lebih irit bahan bakar.
"Kalau sesuai spesifikasi dia lebih efisien dari sisi fuel. Waktu itu antara 10 sampai 15 persen (lebih irit) dibanding seri 800," kata Wayan.
Saat ditanyai apakah Garuda akan tetap melanjutkan pemesanan pesawat jenis tersebur, Wayan belum bisa memastikannya. "Nah itu belum tahu, kami masih evaluasi internal kami di Garuda. Kami juga menunggu hasil daripada investigasi, dari FAA, Dari Kemenhub. Kami sih mengikuti apa yang menjadi regulasi. Intinya kami mengutamakan keselamatan penerbangan," kata Wayan.
Sebelumnya, Kemenhub menerbitkan lrangan terbang sementara Boeing 737-8 max di Indonesia, Senin (11/3) silam. Presiden Joko Widodo menilai keputusan pelarangan terbang sementara pesawat jenis Boeing 737-8 MAX di Indonesia, sebagai langkah meningkatkan keamanan penumpang.
"Ya yang paling penting keselamatan, keamanan dari penumpang harus di nomor satu kan," ujar Jokowi di Ji-Expo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (13/3).
Adapun negara lain, yakni Inggris, Uni Emirat Arab, Malaysia, dan Oman telah menambah panjang daftar negara yang melarang pengoperasian Boeing 737 Max menyusul jatuhnya pesawat jenis ini yang dioperasikan Ethiopia Airlines.
Akhir Oktober lalu, pesawat jenis ini yang dioperasikan Lion Air jatuh di Laut Jawa. Kedua pesawat jatuh beberapa menit setelah lepas landas.
Otorita Penerbangan Sipil Inggris, CAA, mengatakan pelarangan operasional Boeing 737 Max di wilayah udara negara tersebut "sebagai langkah berjaga-jaga".
Sementara, keputusan Uni Emirat Arab diambil setelah otorita penerbangan di negara tersebut mencapai kesepakatan dengan Boeing dan otorita di Amerika Serikat untuk melakukan investigasi, kata kantor berita Reuters dengan mengutip kantor berita resmi di Dubai, WAM.
Keputusan yang sama diambil oleh otorita di Malaysia, Oman, Singapura dan Australia. Hanya ada dua maskapai yang menggunakan pesawat jenis untuk melayani rute ke Australia, yaitu SilkAir and Fiji Airways.
Pemerintah Cina, dan Etiopia lebih awal, pada Senin (11/03) memerintahkan maskapai setempat untuk menangguhkan penerbangan pesawat model tersebut. Maskapai lain tetap menerbangkan 737-8 Max setelah Boeing menyatakan bahwa pesawat tersebut aman. (warta kota/kompas.com)