Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Nabi Yunus AS Terulang Lagi, Seorang Pakar Ditelan Ikan Paus dan Lalu Dimuntahkan Kembali

Dia menambahkan, saat itu seluruh tubuhnya sudah berada di dalam mulut paus tersebut dan hanya kakinya yang masih berada di luar.

Editor: Indry Panigoro
picssr.com
Paus 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kamu pasti mengenal kisah Nabi Yunus yang ditelan hewan laut raksasa, kemungkinan Ikan Paus, selama beberapa hari dan tetap hidup.

Hal yang sama menimpa Rainer Schimpf (51) pakar konservasi laut saat tengah merekam pergerakan ikan sarden bulan lalu di lepas pantai Port Elizabeth, Afrika Selatan.

Saat itu dia secara tak sengaja terseret ke dalam mulut seekor Ikan Paus Bryde's.

"Dari kegelapan laut muncul seekor paus Bryde's mengarah ke gerombolan ikan itu lalu menelan mereka semua," ujar Rainer Schimpf kepada AFP.

Dia menambahkan, saat itu seluruh tubuhnya sudah berada di dalam mulut paus tersebut dan hanya kakinya yang masih berada di luar.

Silke, istri Rainer, dan seorang fotografer menyaksikan peristiwa mengerikan itu dari atas perahu mereka.

"Saya merasakan tekanan di sekitar pinggang saya dan saya langsung tahu apa yang terjadi," kata Rainer Schimpf.

"Paus itu secara tak sengaja menelan saya bersama dengan santapannya, ikan sarden," tambah dia.

BERITA POPULER LAINNYA:

Baca: VIRAL Alkitab & Gambar Tuhan tak Hangus saat Kebakaran di GMIM Nafiri Sion Wuwuk: Yesusku Luar Biasa

Baca: VIRAL! Wanita Asal Manado Ini Bongkar Perselingkuhan Suaminya: Ngoni Ada Pigi Hotel Pake Kita pe Doi

Baca: Viral, Kumpulan Pengemudi Ojek Pangkalan, Pukul dan Banting Sepeda Motor Seorang Driver Ojol

Baca: VIRAL, Imbas Utang Orangtua yang Tak Kunjung Dibayar, Ramadhan Bocah 9 Tahun Tewas Terbakar

Cartoon Network UK meriliskan film berjudul A Whales Tale yang mengisahkan seekor paus yang membersihkan laut dari sampah-sampah plastik.
Cartoon Network UK meriliskan film berjudul A Whales Tale yang mengisahkan seekor paus yang membersihkan laut dari sampah-sampah plastik. (YouTube: Cartoon Network UK)

Rainer Schimpf, seorang pakar konservasi kelautan dengan pengalaman 20 tahun, mengatakan, peristiwa itu hanya berlangsung beberapa detik.

"Saya tidak tinggal di perut paus selama tiga hari seperti Nabi Yunus dalam Alkitab," kata Rainer Schimpf lagi.

Sesaat kemudian, paus tersebut menyadari kesalahannya dan menbuka mulut sehingga Rainer Schimpf bisa melepaskan diri.

"Saya terlempar keluar dengan berton-ton air dari mulut paus itu," tambah Rainer Schimpf.

Akhirnya, Rainer berhasil mencapai permukaan laut dan bergabung kembali dengan rekan-rekan penyelamnya yang sebagian besar tak mengetahui peristiwa luar biasa itu.

"Kami kembali ke perahu dan memeriksa apakah kamera kami baik-baik saja. Tak ada tulang yang patah jadi semua baik-baik aja," lanjut dia.

Pengalaman nyaris mati ini ternyata tak membuat Rainer Schimpf jeri atau kapok untuk bekerja di bawah laut.

"Jika saya dilahirkan kembali, saya ingin menjadi seekor paus," kata dia.

Paus Bryde's dewasa bisa mencapai bobot 30 ton dan biasa memangsa plankton atau ikan-ikan kecil.

Selama kariernya Rainer Schimpf sudah mendokumentasikan berbagai perilaku hewan laut misalnya perlaku berburu Ikan Paus Orca atau saat hewan itu membunuh lumba-lumba.

Gara-gara Manusia, Kadar Stres Paus Meningkat Tajam

Para ahli dari Baylor University di Texas, AS, menggunakan metode unik untuk mencari tahu penyebab Ikan Paus menjadi stres.

Jawaban dari pertanyaan ini, mungkin kitalah yang patut disalahkan.

Dalam laporan yang terbit di jurnal Nature Communications edisi 2 November 2018, tim mempelajari kotoran telinga paus bungkuk dan paus biru yang hidup di samudra Atlantik antara tahun 1870 sampai 2016.

Ini adalah studi pertama yang mengamati stres pada paus dari waktu ke waktu.

Kotoran telinga paus berasal dari earplug laminae, lapisan pertumbuhan yang ditemukan pada kotoran telinga paus ini didapat dari koleksi museum.

Dengan mempelajari lapisan ini, para ahli dapat memeriksa kadar kortisol atau hormon yang merespon stres pada paus dan mencocokkannya dengan momen terpenting dalam sejarah.

Menariknya, tingkat kortisol meningkat pesat pada 1960-an, saat penangkapan Ikan Paus mencapai puncaknya yakni sekitar 150.000 ekor.

Ini mewakili tingkat kortisol tertinggi yang ditemukan pada abad ke-20.

Selain itu, paus juga sangat stres ketika perburuan Ikan Paus meningkat pada 1920-an sampai 1930-an.

Selain gara-gara penangkapan Ikan Paus, tingkat kortisol meningkat selama Perang Dunia II.

Meski penangkapan paus menurun saat itu, tapi stres yang dialami paus mungkin karena kegiatan selama perang itu sendiri.

"Tingkat stres yang terkait dengan Perang Dunia II mungkin menggantikan stres karena perburuan paus secara masal," kata Dr Sascha Usenko, salah satu rekan penulis dalam sebuah pernyataan dilansir IFL Science, Kamis (22/11/2018).

"Kami menduga peledakan bawah laut, pertempuran kapal dan kapal selam, juga peningkatan jumlah kapal yang berlalu lalang di laut selama Perang Dunia II berkontribusi pada peningkatan konsentrasi kortisol," imbuhnya.

Sementara itu, tingkat kortisol Ikan Paus mencapai titik terendah adalah pada pertengahan 1970-an, saat penangkapan Ikan Paus turun drastis dan di belahan bumi utara dilaporkan penangkapannya nol.

Sayangnya prestasi tersebut tidak bisa dipertahankan.

Semakin berkembangnya zaman, kadar kortisol justru meningkat.

Para ahli menduga kuat hal ini disebabkan oleh manusia dan peningkatan suhu pada permukaan laut.

Penelitian ini sangat penting karena Ikan Paus merupakan indikator yang baik dari efek yang dilakukan manusia pada habitat laut.

Studi ini juga menyoroti seberapa besar dampak yang dapat ditimbulkan manusia terhadap Ikan Paus.

Hal ini ditunjukkan dengan momen penting dalam sejarah umat manusia tidak hanya memengaruhi manusianya tetapi juga makhluk hidup lain.

"Lewat sampel kotoran telinga yang dikumpulkan selama 150 tahun, kita dapat melihat bagaimana paus mengalami stres yang disebabkan oleh penangkapan paus, kebisingan kapal, dan ulah kita. Semuanya ini ternyata meningkatkan hormon stres pada paus," kata penulis utama studi Dr Stephen Trumble. (ervan handoko/gloria setyvani putri)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Mirip Nabi Yunus AS, Seorang Pakar Ditelan Ikan Paus dan Lalu Dimuntahkan Kembali, Baru Saja Terjadi,

TONTON JUGA:

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved