Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pembebasan Lahan Tantangan Terbesar Proyek MRT Fase II

Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) William P Sabandar boleh jadi orang yang paling bahagia menanti peresmian operasional

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kompas.com
Kereta mass rapid transit (MRT) terlihat di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan kedatangan dua rangkaian angkutan massal cepat (MRT) dan total sudah 12 unit kereta MRT berada depo MRT Lebak Bulus.(KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG) 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) William P Sabandar boleh jadi orang yang paling bahagia menanti peresmian operasional mega moda transportasi. Willy, begitu dia disapa, hanya tinggal menunggu hari MRT Jakarta dapat digunakan oleh publik setelah lebih dahulu melewati tahap uji coba 12-24 Maret 2019.

Putra Indonesia Bagian Timur berdarah Maluku dan Toraja ini tidak menyangka tugasnya mengganti Dono Boestami (Dirut MRT) sebelumnya dapat ia rampungkan.

Willy yang merupakan peraih doktor Geografi dari University of Canterbury, New Zealand, dan mendapatkan master dari University of New South Wales, Australia mampu membuktikan bahwa Indonesia juga laik memiliki transportasi massal modern bernilai Rp 16 Triliun. Pembangunan MRT akan menyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia, seperti peningkatan tenaga kerja (baik selama pembangunan dan operasional MRT), pengembangan hunian terjangkau, serta pertumbuhan nilai properti dalam kawasan.

Persiapan di stasiun bawah tanah dan depo serta stasiun layang MRT Jakarta sudah selesai.  Setelah beroperasi, MRT Jakarta akan memiliki 16 rangkaian kereta dengan enam gerbong di setiap rangkaian perjalanan dan dapat menampung 1.200 hingga 1.800 orang per rangkaian. 

Pendanaan Proyek MRT Fase I dan II berasal dari 49 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (on-granting) dan 51 persen APBD Pemerintah Provinsi DKI (on-lending).  Meskipun terlihat besar, jika dibandingkan dengan jumlah BBM yang harus dihabiskan dengan kendaraan pribadi, pembangunan MRT diyakini dapat menekan inefisiensi.

Berikut isi wawancara Tribun dengan bos MRT Jakarta:

Tidak lama lagi MRT Jakarta akan beroperasi. Bagaimana persiapan terakhir?

Sudah 99,06 persen persiapan, kami sudah lakukan emergency trial. Sisanya tinggal yang kecil-kecil. Sekarang yang kami lakukan tinggal uji coba publik mulai 12 Maret nanti. Yang kita persiapkan untuk dua minggu adalah Trial Run MRT Jakarta. Kami ingin melihat riil bagaimana publik menggunakan MRT sekaligus menjadi catatan untuk kami.

Bagaimana animo dari masyarakat dengan adanya Trial Run MRT Jakarta? Apakah pendaftar juga termasuk penyandang disabilitas?

Sangat bagus luar biasa. Sebanyak 285.600 orang tercatat sebagai pendaftar. Di hari kedua sejak pendaftaran dibuka itu sudah langsung 150 ribu pendaftar. Untuk yang saat ini kami belum buka pendaftaran disabilitas, mungkin sambil berjalan.

Target operasi setelah ujicoba kapan?

Kami sepakat selesai di 20 Maret nanti. Semoga tidak ada halangan.

Menjelang uji coba apakah masih ditemukan gangguan teknis persinyalan?

Tidak ada gangguan persinyalan, tentu kami selalu lakukan langkah antisipasi. Hasil testing commissioning (pengujian instalasi listrik) masih berhasil dengan baik maka itu penting dilakukan uji coba.

Bagaimana dengan target finalisasi MRT Jakarta Fase II?

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved