Lokakarya Bamag LKKI, Pdt Lucky Rumopa Umpamakan Kerukunan seperti 5 Jari
Rumopa mengibaratkan kerukunan seperti tangan sebagai satu kesatuan dengan 5 jari. Tidak ada yang lebih penting dari yang lain.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: maximus conterius
Laporan Wartawan Tribun Manado Riyo Noor
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulut Pdt Lucky Rumopa berbicara di lokakarya “Membangun Kerukunan di Tengah Perbedaan”.
Acara yang digagas Bamag LKKI itu digelar di eks gedung DPRD Sulut, Sario, Manado, Sabtu (2/4/2019).
Di hadapan para generasi milenial yang hadir sebagai peserta, Rumopa pertama membahas peran FKUB.
Kata dia, FKUB dalam perannya dalam kerukunan mengenal trilogi kerukunan, yakni kerukunan antaragama, kerukunan antara agama dan pemerintah, dan kerukunan internal agama.
"Saya kira kegiatan hari ini bicara dalam kapasitas internal agama Kristen," ujar Staf Khusus Gubernur Sulut ini.
Ia memetik ayat Alkitab pada kitab 1 Korintus 3.
"Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu," demkian petikan ayat tersebut.
"Maksudnya tiap-tiap kita diberikan karunia dan talenta," kata dia.
Baca: Bamag LKKI Gandeng Generasi Milenial Jaga Kerukunan Jelang Pemilu 2019
Baca: Ingin Pelajari Kerukunan Beragama, Delegasi Korea Sambangi Tomohon
Ia menyebut, di internal Kristen ada berbagai gereja, semua nanti akan diuji pekerjaannya sesuai ayat tersebut. Tapi dalam keberagaman, tetap harus membangun kerukunan.
"Harus ada keterpanggilan, bahwa keberagaman itu potensi, membawa Sulut hebat dan Indonesia hebat," kata dia.
Rumopa kemudian mengibaratkan kerukunan seperti tangan sebagai satu kesatuan dengan 5 jari.
Ia menekankan, tidak ada yang lebih penting dari yang lain, semua punya kelebihan dan kekurangan.
Jari jempol itu digunakan untuk menunjukkan kehebatan. Tapi jari jempol jangan jadi sok jago.
Jari telunjuk biasanya digunakan untuk memerintah, tapi bisa juga digunakan untuk menuding.
Ia menganolgikan tradisi Yunani Kuno. Dua polis terbesar yakni Athena dan Sparta.
Baca: Kepala Pengadilan Negeri Manado, Lukman Bachmid Sebut Kerukunan di Sulut Sebagai Ciri Khas
Baca: Umat Muslim jadi Panitia Ibadah Pra Natal, JIPS Kedepankan Toleransi Agama
Athena mendidik anak-anak menonjolkan kecerdasan, sementara Sparta menyiapkan anak-anak dengan menonjolkan kekuatan.
"Anak-anak Sparta tumbuh menjadi besar dan kuat," ungkap dia.
Suatu ketika diadakan lomba membunuh semut.
Sparta maju untuk membunuh semut di dinding, dengan kekuatannya menggunakan pukulan tangan. Nyatanya semut tak mati.
Athena mengutus perwakilan yang dengan cerdik menggunakan jari telunjuk membuat semut itu mati.
Kemudian, jari tengah jangan merasa paling tinggi.
Satu orang tidak merasa lebih tinggi dengan yang lain jika menonjolkan kefanatikan, merasa paling benar.
Jari manis, jari spesial untuk cincin simbol ikatan.
Sementara kelingking jari paling kecil bukan berarti yang terkecil di antara yang lain.
"Saat orang berdoa kan mengunci tangan, jari kelingking justru mendapat posisi terdepan di antara jari lainnya," ujar Rumopa.
Kata dia, semua arahnya bagaimana menjaga kerukunan.
BERITA POPULER:
Baca: 3 Bocah di Manado Ditinggalkan Ibu di Kontrakan, Kakak tak Sekolah, Memasak hingga Rawat Adik Sakit
Baca: Keluar dari Polisi 8 Tahun Lalu, Norman Kamaru Kini Sudah Punya Istri Baru, Intip Potretnya!
Baca: Silsilah Keluarga Sandiaga Uno di Gorontalo dan Alasan Sebagian Keluarga Dukung Jokowi
Ia lantas menyebut khusus para generasi milenial ada sekira 80 persen mengakses internet.
Banyak hoaks bertebaran, memecah bangsa dan merobek kerukunan.
Para milenial harus jadi pionir menjaga kerukunan.
"Kami berharap adik-adik bisa membangun kerukunan, jangan malah terjerat UU ITE. Jangan terbawa isu miring yang dikemas begitu luar biasa. Lalu kemudian menambah bahan bakar, memanas-manasi," ungkap dia.
Rumopa mengatakan, kerukunan di Sulut mendapat tempat amat spesial di mata nasional, tertinggi dengan indeks 72,27.
"Mari bersama kita jaga Sulut," kata Rumopa. (*)
TONTON JUGA: