Konser Budaya Minahasa di Jakarta, Rektor STF Driyarkara: Kiapa Kong Cuma Satu Kali?
Rektor STF Driyarkara Jakarta Dr Simon Petrus Lily terpesona pada suasana yang dihadirkan dalam konser budaya "Minahasa untuk Indonesia".
Penulis: | Editor: maximus conterius
Laporan Wartawan Tribun Manado David Manewus
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Sejumlah tokoh nasional hadir dalam konser budaya “Minahasa untuk Indonesia”, Sabtu (23/2/2019). Satu di antaranya Penny Marsetio, Ketua Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan).
Penny adalah istri dari Laksamana TNI (Purn) Prof Dr Marsetio. Marsetio pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut pada 2012 sampai dengan 2014.
Marsetio sekarang menjadi Utusan Khusus RI pada IMO di London, sekaligus menjadi pembina Pinkan.
Hadir pula Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Kawanua Katolik (Kawkat) Stef Rengkuan didampingi Ketua Dewan Penasihat DPP Kawkat Mayjen TNI Ivan Ronal Pelealu SE MM, Ketua K3 Angelica Tengker, dan Rektor Sekolah Tinggi Filsafat (STF Driyarkara) Jakarta Dr Simon Petrus Lily.
Direktur Musica Sacra Keuskupan Manado Pastor Harry Singkoh MSC memimpin langsung konser tersebut.
Konser juga dihadiri sejumlah budayawan, seniman, anggota DPRD Jakarta, pemerhati budaya Tanah Air, serta masyarakat Kawanua di Jakarta.
Baca: Warga Kawanua Jakarta Gelar Konser Budaya Minahasa untuk Indonesia
Baca: Musica Sacra dan Masyarakat Kawanua Katolik (KawKat) Sukses Hibur Penonton
Konser Budaya Minahasa Musica Sacra Keuskupan Manado digelar di Gedung Film H Usmar Ismail Jakarta, dengan berkolaborasi dengan Kawkat Jakarta.
Pagelaran dikemas dalam dua babak. Babak I bertajuk “O Minahasaku” diawali dengan lagu Indonesia Raya, pemutaran video yang menampilkan The Power of Minahasa, Tari Kabasaran, serta sambutan Ketua Panitia Franky Boseke dan pemukulan tetengkoren tanda dimulainya konser.
Rangkaian acara kemudian diisi Tari Tetengkoren, Tari Maengket, musik kolintang, serta perpaduan seni gerak, musik dan vokal yang mengantar penonton berkelana ke Minahasa lewat suguhan musik yang dibalut teknologi panggung (lighting dan videotrone) yang memikat.
Saat jeda masuk ke babak 2, MC Jelly Walansendow (Dosen Fakultas Pariwisata Unika De La Salle Manado) didampingi ketua panitia Franky Boseke menjelaskan arti penampilan tersebut karena yang hadir dari berbagai latar belakang budaya, suku, dan agama.
BERITA POPULER:
Baca: Apa Mungkin Luna Maya Hadiri Pernikahan Reino Barack dan Syahrini? Berikut Jawaban Luna
Baca: Polisi Temukan Dua Pipet Kaca Berisi Sabu-sabu, Amankan 4 Warga Manado Beserta Barang Bukti
Baca: Polisi Kejar Pelaku Penganiayaan yang Tewaskan Jofly Ratu
Babak II bertajuk “Dari Minahasa untuk Indonesia” menampilkan kolaborasi musik (bambu, kolintang, karambangan) dengan lagu-lagu lewat paduan suara, solo, duet, mulai dari Mars Minahasa, O Minahasa, Karimae (Talaud), Montulutusan (Sulteng), Yamko (Papua), Apape (Sulut), Jali-jali (Jakarta), Tardigadingdangdo (Batak).
Konser di tutup dengan penyerahan apresiasi dari Ketum DPP Kawkat Stef Rengkuan didampingi Mayjen TNI Ivan Ronal Pelealu, Ketua K3 Angelica Tengker, Ketua Pinkan Peny Marsetio kepada Direktur Musica Sacra Harry Singkoh.
Acara ditutup dengan lagu dan doa “Opo Wananatase” dan foto bersama. Semua larut dalam satu kebersamaan di tengah keragaman agama, budaya dan suku.
Rektor STF Driyarkara Simon Petrus Lily terpesona pada suasana yang dihadirkan dalam konser.
"Kiapa kong cuma beking satu kali?" katanya lalu tertawa. (*)