Legislator PDIP Ini Berang, Distanak Sulut Tuding Petani Boros Gara-Gara NTP Anjlok
Legislator PDIP, Teddy Kumaat berang petani Sulut dijadikan 'kambing hitam' karena angka Nikai Tukar Petani (NTP) ibarat besar pasak daripada tiang
Penulis: Ryo_Noor | Editor: David_Kusuma
NTUP menghitung pendapatan petani dari hasil produksi pertanian, berbanding pengeluaran biaya produksi pertanian.
"Misalnya hasil jual beras kemudian dipotong biaya produksi seperti pupuk, bibit, dan lain-lain," kata dia.
Kata dia, NTUP saat ini 108. Jadi bisa dikatakan petani untung sekitar 8 persen, tapi tak sampai di situ kesimpulannya
Angka keuntungan 8 persen wajar atau tidak?
Teddy mencontohkan, Dinas biasa menyusun rencana proyek
"Tahu tidak berapa keuntungan kontraktor? Kurang lebih 20 persen, itu dinilai wajar, bahkan dalam praktek bisa lebih," ujar dia.
Kontraktor saja untung 20 persen sinilai wajar, lalu bagaimana dengan petani untung 8 persen
"Wajar tidak? Petani kerja hujan panas, buat 100 dapat untung 8 persen," ungkap dia.
Dikaitkan dengan pernyataan petani boros, Teddy mengatakan, apa bisa petani boros dengan keuntungan 8 persen ketika memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
"Bisa saja disebut boros kalau keuntungan petani 20 persen sama seperti kontraktor," ungkap dia.
Teddy menegaskan, sebaiknya Distanak lakukan penelitian dulu baru tarik kesimpulan dan ungkap ke publik
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Diatanak) Sulut, Novly Wowiling mengatakan, NTP idealnya menembus angka 100, tapi ada kendala angka itu belum dicapai, satu di antaranya soal gaya hidup
"Petani masih royal jadi susah naik ke 100," kata Novly usai Rapat Kerja Daerah Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut, Senin (18/2/2019)
Ia menyampaikan, gaya hidul royal membuat hasil dari pertanian belum sebanding dengan pengeluaran rumah tangga.
NTP belum sesuai harapan, pemerintah tak lepas tangan, upaya untuk menaikan NTP Sulut dilakukan satu di antaranya dengan penguatan program Dinas Pertanian dan Peternakan seperti bantuan pertanian, dan program cetak sawah.
Baca: Selalu Dibantu Bajak Sawah, Petani Bolmong Bangga Memiliki TNI
Baca: Wawali Kotamobagu Nayodo Koerniawan Tanam Seledri di Halaman Rudis, Profesi Petani Tak Ditinggalkan