KPU Ubah Format Tempat Duduk, di Belakang Capres dan Cawapres tidak Ada Audiens
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengubah format tempat duduk untuk para audiens yang akan hadir pada debat ke-2 Pilpres 2019 esok.
Diketahui tema debat ke-2 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini mengangkat topik energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur.
Pada debat besok, Ketua KPU Arief Budiman telah memilih dua moderator yakni Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki.
Arief mengatakan dipilihnya finalisasi penentuan nama moderator telah disetujui dalam rapat bersama kedua tim pemenangan capres-cawapres 01 dan 02 pada akhir Januari Lalu.
"Kami sudah sepakati moderatornya dan kami tetap menggunakan pola dua moderator, pertama Tommy Tjokro, kedua Anisha Dasuki," kata Arief.
Sementara diketahui pertanyaan debat untuk kedua pasangin ini disusun oleh tim panelis yang beranggotakan sejumlah rektor dari perguruan tinggi.
Diantaranya ada Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Joni Hermana, Rektor Institut Pertanian Bogor Arif Satria, Ahli Pertambangan Institut Teknologi Bandung Irwandy Arif, Pakar Energi Universitas Gadjah Mada Agus Setiawan dan Pakar Lingkungan Hidup Universitas Diponegoro Sudharto Prawata Hadi.
Adapula Direktur Eksekutif Walhi Nur Hidayati serta Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika.
Debat akan disiarkan oleh empat stasiun televisi yakni RCTI, GTV, MNC TV dan INews TV.
Beda gaya Jokowi dan Prabowo di debat Pilpres 2019 pertama
PAKAR psikologi politik dan juga politikus PKS Irfan Aulia Syaiful menilai bahwa Joko Widodo (Jokowi) tampil agresif dalam debat Capres-Cawapres perdana yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Hotel Bidakara, Jakarta, (17/1/2019).
Salah satunya yakni saat menanyakan kepada Prabowo mengenai adanya caleg mantan koruptor di Partai Gerindra.
Menurutnya pertanyaan tersebut mencerminkan Jokowi sedang tertekan.
"Pak Jokowi terlalu cepat menembak, gak sabar. Dan orang yang cepat nembak biasanya karena tertekan. Saya lebih suka yang empiris saja, kalau dari teman-teman survei, memang dia (Jokowi) mungkin dikalahkan dan itu menurut saya cukup mengganggu," katanya dalam acara Pojok Jubir 'Debat Pilpres Perdana, Antara Gaya atau Subtansi' di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (21/1/2019).
Ia menduga bahwa sikap agresif tersebut karena faktor perbedaan elektabilitas kedua pasangan calon yang kian menipis.
Apalagi berdasarkan sejumlah survei masih banyak masyarakat yang belum menentukan pilihan di Pilpres 2019.