Rengkuan Membagi Pernyataan dan Seruan Tolak Pemiskinan dan Pembusukan Filsafat di Ruang Publik
Stefi Rengkuan, Ketua Umum Yayasan Leno mengirimkan rilis pernyataan dan seruan "menolak pemiskinan dan pembusukan filsafat di ruang publik".
Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
Berhadapan dengan kondisi-kondisi di atas, kami menyatakan sikap sebagai
berikut.
1) Menolak praktik sofisme, yang tidak lebih daripada suatu permainan tipu daya berbungkus kelihaian silat lidah dan permainan kata, untuk mengecoh lawan bicara dengan mengajukan dalil-dalil seolah argumentasi, padahal sejatinya bukan.
2) Menolak kesesatan berpikir, dengan mengabaikan kaidah-kaidah berlogika, dan penyebarluasannya sekadar demi pembenaran kepentingan sendiri.
3) Mendorong praktik berpikir logis sekaligus kritis demi menghindari kesesatan berpikir dan dogmatisme politik tidak bernalar.
4) Menolak penyebarluasan disinformasi dan pesan-pesan kebencian, yang bukan hanya merusak kepercayaan silang, melainkan pula mendorong permusuhan dan menegasikan alasan berdirinya Indonesia.
5) Mendorong perwujudan diskursus publik, yang hidup dari pergulatan beragam pemikiran kritis serta mampu menyediakan alternatif solusi atas masalah-masalah bersama.
6) Mendorong praktik politik demokratis, termasuk dalam kontestasi elektoral, dengan bersandar pada norma-norma etis permusyawaratan rakyat.
Jakarta, 13 Februari 2019 Tertanda,
1. Fitzerald K Sitorus (Alumnus Goethe-Universität, Frankfurt, Jerman)
2. Goenawan Mohamad (Budayawan)
3. Donny Gahral Adian (Dosen Filsafat UI)
4. Martin Lukito Sinaga (Dosen luar biasa STT Jakarta & STF Driyarkara) 1. 5.Prof. Dr. H. Mochtar Pabottingi [Peneliti Utama LIPI (Purnabakti); Alumnus Program Doktoral University of Hawaii, jurusan Ilmu Politik]
5. Akhmad Sahal (Alumnus STF Driyarkara, kandidat PhD University of Pennsylvania, Amerika Serikat)
6. Amin Mudzakkir (Mahasiswa S3 STF Driyarkara dan peneliti LIPI)
7. Sunaryo (Dosen Universitas Paramadina, alumnus STF Driyarkara Jakarta)