Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Misa Imlek di Ignatius Manado Dimulai Hari Ini Pukul 18.00 Wita, Ini Katakesenya

mlek di gereja Paroki Santo Ignatius Manado akan dilakukan hari nin, Selasa (05/02/2019) pukul 18.00 Wita. I

Penulis: | Editor:
Istimewa
Pastor Terry Ponomban 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADOMisa Imlek di gereja Paroki Santo Ignatius Manado  akan dilakukan hari nin, Selasa (05/02/2019) pukul 18.00 Wita. Itu diinformasikan Ketua Komisi Sosial Komunikasi (Komsos) Keuskupan Manado Pastor Steven Lalu.

Terry Sumendap, umat Katolik Tionghoa Paroki Ignatius membenarkan hal itu. "Rencananya dihadiri Kapolda. Dipersembahkan uskup," ujarnya.

Pastor Terry Ponomban saat masih Ketua Komisi Kataketik (Komkat) Keuskupan Manado mengatakan misa Imlek merupakan sebuah doa ucapan syukur dan mohon berkat. Ia menjelaskan tentang apa itu imlek itu dulu

"Imlek adalah perayaan Tahun Baru bagi orang Tionghoa, bertepatan dengan hari pertama bulan pertama dalam tahun. Sekalian menandai dimulainya musim semi, musim harapan dan kehidupan baru bagi dunia pertanian," katanya.

Baca: Meriahnya Perayaan Malam Imlek di Kawasan Pecinan Manado

Ia mengatakan berakhirnya musim dingin, di mana tanah pertanian nyaris mati dan tidur, menjadi tanda harapan dan  kehidupan baru melalui musim semi, musim kehidupan. Maka, perayaan ini ditandai juga dengan doa, ucapan syukur dan permohonan berkat. 

"Sesungguhnya, Imlek bukan berhubungan langsung dengan perayaan ritual keagamaan sebuah religi tertentu, tetapi lebih sebuah perayaan budaya, perayaan orang Tionghoa yang merayakan hari tahun baru," ujarnya

Imlek kata dia dirayakan sepanjang 2 minggu yang diakhiri dengan perayaan Cap Go meh, pada saat bulan purnama. Di Indonesia, sejak 1999, Imlek diizinkan dirayakan oleh Presiden Gus Dur bahkan sebagai hari libur nasional oleh Presiden Megawati. .

"Imlek dirayakan melalui beberapa kegiatan seperti perayaan perpisahan tahun, ditandai dengan makan bersama keluarga, di mana anak-anak biasanya mendatangi orang tua, doa syukur di rumah maupun di klenteng. Kebiasaan memberikan hadiah/angpao dari yang sudah menikah kepada mereka yang belum menikah," katanya.

Baca: 10 Hal dan Sejarah tentang Imlek - dari Makna Pakaian Merah, Makan Pangsit, hingga Pasang Petasan

 Ia mengatakan keluarga-keluarga seolah ‘istirahat sejenak’ dari kesibukan kehidupan, untuk bertemu, bersilahturahmi, merajut relasi dan ungkapan hormat dan bakti serta kasih satu sama lain, dengan saling bertemu, makan dan minum bersama. Orang saling mengucapkan ‘gong xi fa cai’ yang secara sederhana berarti ‘selamat dan sejahtera’. Ucapan ini mengandung doa syukur atas semua yang sudah lewat sekalian harapan besar akan masa yang akan datang.

"Jadi, imlek adalah sebuah perayaan tahun baru, mengawali musim semi penuh pengharapan, ditandai dengan doa syukur dan harapan, dirayakan dalam suasana kekeluargaan yang perlu dirawat, dipelihara dan dikembangkan lewat saling salam, sapa, berbagi," katanya.

Baca: Tahun Baru Imlek, Tina Toon Didoakan Warga Menang Jadi Wakil Rakyat Jakarta

Kedua, ia mengatakan mengapa Gereja Katolik mengadakan ‘misa Imlek’. Ia memulai dengan arti ‘misa imlek’.

"Misa Imlek, adalah perayaan ekaristi kudus yang diselenggarakan oleh Gereja Katolik untuk ikut merayakan moment tahun baru imlek. Imam bersama umat katolik, khususnya yang keturunan Tionghoa, yang memiliki budaya atau latarbelakang perayaan tahun baru imlek, menyelenggarakan misa syukur bersama serta permohonan berkat bagi keluarga dan komunitas, dalam memasuki tahun yang baru," katanya.

Ratusan umat Katolik di Paroki Santo Ignatius Manado yang ikut Misa Penerimaan Perayaan Sakramen Komuni atau biasa disebut Sambut Baru, Minggu (12/11/2017) tampak khusyuk.
Ratusan umat Katolik di Paroki Santo Ignatius Manado yang ikut Misa Penerimaan Perayaan Sakramen Komuni atau biasa disebut Sambut Baru, Minggu (12/11/2017) tampak khusyuk. (TRIBUNMANADO/NIELTON DURADO)

Ia mengatakan mengapa Gereja Katolik mengadakan misa imlek? Pertama, Gereja Katolik menghargai dan menghormati apa saja yang baik dalam budaya-budaya umat manusia. 

"Begitulah Gereja menghargai budaya perayaan tahun baru Imlek, yang dianut sebagian penganut umat Katolik. Apa yang dianggap baik dalam budaya ini? Kesadaran dan kemauan bersyukur atas pengalaman hidup sepanjang tahun lalu dan permohonan berkat Tuhan untuk tahun baru. Keyakinan akan masa depan baru yang penuh pengharapan di dalam Tuhan Pencipta. Serta, membangun kerukunan dan kasih sayang dalam keluarga/komunitas," ujarnya.

Baca: 15 Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2019 Berbahasa Inggris Lengkap dengan Artinya, Cocok untuk Status

Kedua, kata dia, Gereja Katolik  ingin bersyukur, berdoa dan membangun persaudaraan bersama penganut-penganutnya, melalui ‘misa Imlek’, melalui doa dan pewartaan akan harapan baik di masa depan, serta mendukung upaya-upaya membangun kerukunan, persaudaraan sejati di dalam keluarga, komunitas, paroki, gereja bahkan masyarakat.  Gereja ingin membangun musim semi baru bagi dunia kehidupan kita.

 Ketiga, Gereja Katolik bukan hanya ikut merayakan Imlek tetapi juga mau mengangkat nilai-nilai luhur yang dikandungnya yang sejalan dengan azas ajaran kristiani. Misalnya perayaan syukur diangkat dalam tingkatan sakramen ekaristi yang adalah eucharestia, perayaan ucapan syukur kepada Tuhan. 

"Kita tidak bersyukur hanya di restoran, di pantai, dengan plesir dan pesta pora tetapi dalam ekaristi di gereja. Gereja mau menanamkan pentingnya pengharapan, lewat symbol musim semi; Kristuslah musim semi Gereja dan dunia, yang membawa harapan baru; Ia adalah tunas harapan, tunas kesejahteraan dan keselamatan. Selanjutnya, perayaan keluarga, menjadi kesempatan meningkatkan hormat dan kepatuhan kepada orang tua, saling hormat dan support satu sama lain sebagai anggota keluarga. Berbagi berkat dan rahmat, bukan saja melalui angpao  tetapi juga melalui berkat/hadiah rohani berupa pesan-pesan Kitab Suci, teladan-teladan dan keutamaan-keutamaan kehidupan yang positif, serta kesediaan berbagi berkat dengan mereka yang lebih membutuhkan," ujarnya.

Baca: Torang Kanal: Astrid Lengkang Katakan Imlek Momen Berdoa Bersama

Ia mengatakan beberapa hal yang khas dalam misa imlek ialah :imam dan petugas-petugas liturgi menggunakan pakaian liturgis berwarna dasar merah serta aksesoris khas yang sederhana. Bacaan Kitab Suci dibawakan dalam bahasa Mandarin dengan terjemahan bahasa Indonesia. 

 "Lagu-lagu rohani yang bernuansa Tionghoa yang cocok dengan kaidah liturgi, bisa digunakan. Begitu pula, hiasan panti imam dan gereja, sedikit ditandai aksesoris imlek seperti lampion, yang menjadi symbol lilin, terang dunia dan  pohon Mei Hwa sebagai pohon kehidupan, pohon pengharapan, pohon rahmat dan rejeki," ujarnya.

Baca: 25 Ucapan Imlek 2019 Ini Cocok Kamu Share ke Teman-temanmu yang Merayakan, Ada Artinya Juga Loh!

Ia mengatakan Gereja katolik berhati-hati dalam penggunaan aksesoris atau ritual imlek lainnya di dalam gereja, seperti penggunaan tarian Liong dan Barongsai, sebab dalam liturgi, di dalam misa, umat datang menghadap Tuhan, bukan untuk menikmati show atau pertunjukan. Liturgi bukanlah tontonan atau pertunjukan, melainkan ibadah.

"Kekhususan yang unik adalah pemberkatan jeruk yang kemudian dibagi-bagikan kepada umat di akhir misa, disertai ‘angpao Sabda’ di mana di setiap amplop merah diselipkan 1 ayat dari Kitab Suci yang kiranya menjadi ‘santapan rohani’ atau kiranya menjadi ‘bekal’ tahun baru bagi yang mendapatkannya," ujarnya. (dma)

Berita Populer: Soal Sebut Nama Prabowo, Anak Mbah Moen Akui Kertas Doa Ayahnya Bukan untuk Jokowi

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved