Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Lava Gunung Karangetang

Gunung Karangetang di Sitaro Muntahkan Lava Panas, Wanita ini Hanya Bawa Alkitab saat Dievakuasi

Gunung Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) mengeluarkan lava panas ke Kali Batuare dan Malebuhe

Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/ALPEN MARTINUS
Pengungsi Gunung Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) mengeluarkan lava panas ke Kali Malebuhe, sejak Sabtu (2/2/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus

TRIBUNMANADO.CO.ID - Gunung Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) mengeluarkan lava panas ke Kali Malebuhe, sejak Sabtu (2/2/2019).

Akibatnya, ratusan warga Kampung Kawahang dan Kampung Batubulan mengungsi. 

Retni Katilahe (63) warga Batubulan harus meninggalkan rumah dan harta bendanya, lantaran harus dievakuasi untuk mengindari bahaya guguran lava panas Gunung Karangetang yang turun melalui Jalur kali Marebuhe dan sudah semakin dekat dengan pemukiman warga.

Dia mengaku tak sempat membawa pakaian, hanya yang melekat di badan saja.

"Saya tidak sempat bawa pakaian, hanya Alkitab saja yang saya bawa," katanya.

Baginya yang terpenting nyawanya bisa selamat, walaupun rumah dan harta bendanya ditinggalkan semua.

"Saat ada pemberitahuan, kami langsung ke tempat pengungsian," jelasnya.

Saat ini, dirinya hanya berharap pada pemerintah untuk mendapatkan tempat istirahat dan makan yang cukup saja selama di pengungsian.

Untuk tidur, mereka diberikan matras dan selimut oleh pemerintah Kecamatan Sibarut dan Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Sitaro.

Ia pun tak tahu harus bagaimana, lantaran pakaian semua ditinggal di rumah, hanya berharap anaknya bisa membawakannya pakaian ganti.

Polisi, TNI dan pihak terkait sedang berjaga terkait Gunung Karangetang pada Minggu (3/2/2019)
Polisi, TNI dan pihak terkait sedang berjaga terkait Gunung Karangetang pada Minggu (3/2/2019) (TRIBUNMANADO/ALPEN MARTINUS)

Thelma Katilah, warga lainnya terpaksa mengungsi, tanpa membawa harta benda lainnya.

"Saat pemberitahuan, langsung ikut untuk dievakuasi, saya tidak bawa pakaian, hanya baju di badan saja," ujarnya.

Opa Lewi Gundami-Gansa warga Batubulan bersama istrinya juga ikut mengungsi saat mendapat pemberitahuan.

"Saya sementara di kebun saat ada pemberitahuan mengungsi, langsung pergi mengungsi, tinggalkan saja semua rumah, harta benda, kebun pala, yang penting nyawa selamat," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved