Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rocky Gerung Sebut Laporan Polisi Tim Sukses Jokowi-Ma'aruf adalah Laporan Dungu

Rocky Gerung buka suara soal ketidakhadirannya untuk memenuhi panggilan dari pihak kepolisian atas laporan dugaan tindak pidana penistaan agama

Editor: Rhendi Umar
TRIBUNNEWS
Rocky Gerung 

TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO - Pengamat politik, Rocky Gerung buka suara soal ketidakhadirannya untuk memenuhi panggilan dari pihak kepolisian atas laporan dugaan tindak pidana penistaan agama.

Dikutip TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui YouTube Rocky Channel pada Jumat (2/1/2019).

Awalnya Rocky Gerung menjelaskan arti kata dungu yang kerap ia lontarkan saat mengisi ceramah dalam membahas soal politik.

Menurutnya kata dungu lebih singkat untuk mengartikan praktik penyebaran informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat.

Sebab, Rocky Gerung beranggapan dengan prinsip yang sama ia memilih menggunakan kata yang singkat daripada menjelaskannya dengan panjang lebar.

Baca: Rayon Lembean Rayakan Pesta Pelindung Santo Yohanes Bosco

Baca: HOROSKOP - Ramalan Zodiak Sepanjang Bulan Februari 2019: Taurus Cinta Lebih Sensual, Kamu?

Baca: Jelang Pemilu, Komisi III DPR RI Minta Camat dan Lurah Awasi Kemungkinan KTP Palsu Beredar

"Dalam bahasa Indonesia sinonimnya kata dungu," jelas Rocky Gerung.

"Kalau saya bilang 'ya itu pikiran yang kurang tepat karena kurang memperhatikan etika tidak cukup bagus bagi public relation (hubungan masyarakat)' itu bisa saya omongin sepuluh menit panjang lebar."

"Mending saya bilang dungu selesai kan satu detik, prinsipnya sama."

"Jadi apa soalnya," sambungnya.

Rocky Gerung kembali memaparkan, apa yang dimaksud dengan kata dungu itu untuk mengkritik kebijakan bukan untuk mengkritik individu.

Untuk itu dirinya memilih kata tersebut supaya lebih efektif saat mengisi ceramah politiknya.

"Toh ini tak ada hubungannya dengan privat, yang kita kritik itu kebijakannya itu ,kebijakan dungu," Papar Rocky Gerung.

"Nalarnya, tidak ada nalar yang dipakai untuk menghasilkan kebijakan."

"Saya bilang dalam ilmu filsafat yang lebih luas itu kebijakan yang logicaly fail (logikanya gagal), secara logis keliru atau telesis."

"Jadi orang itu nanya apa itu telesis, saya harus (cari di) google dulu kan. Kan enggak efektif kan, menerangkan panjang lebar."

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved