Ferry Liando Blak-Blakan Sindir Caleg Dadakan
Komunitas Jas Merah menggelar Seminar Sehari Tema Peran Pengusaha,Generasi Muda, dan Masyarakat menjelang Pileg/Pilpres yang berkualitas tanpa politik
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Chintya Rantung
Ferry Liando Blak-Blakan Sindir Caleg Dadakan
Laporan Wartawan Tribun Manado, Ryo Noor
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Komunitas Jas Merah menggelar Seminar Sehari Tema Peran Pengusaha, Generasi Muda, dan Masyarakat menjelang Pileg/Pilpres yang berkualitas tanpa politik uang di Kantor Gubernur Sulut, Selasa (22/1/2019).
Ferry Liando, Pengamat Politik Sulut didapuk sebagai pembicara di depan siswa.
Baca: Besi Proyek Sepanjang 4 Meter Jatuh Timpa Diler Mobil Honda Lampung, Karyawan Dihantui Rasa Ini
Kesempatan itu dimanfaatkan, Ferry blak-blakan menyindir caleg dadakan.
Ia mengawali dengan kenapa politik uang marak?
Hal ini biasa dilakoni para elit untuk membangun hubungan dengan pemilih
Baca: Besi Proyek Sepanjang 4 Meter Jatuh Timpa Diler Mobil Honda Lampung, Karyawan Dihantui Rasa Ini
Ia mengibaratkan, ada seorang ingin ke mall, punya mobil tapi tak bisa menyetir. Maka Ia sewa supir untuk mengantarnya.
Artinya, si pemilik mobil tak tahu menyetir, dikaitkan dengan politisi dadakan yang money politik berarti mengungkapkan, ketidakmampuan seseorang.
Baca: Jadwal Piala Indonesia 2018 Hari Ini, Persinga vs Persebaya Resmi Ditunda, Sriwijaya vs USU
"Jadi kalau money politik menunjukkan ketidakmampuan," ujar dia kepada Tribunmanado.co.id.
Ia mengisahkan seorang anggota kongres di Amerika Serikat, seorang wanita kulit hitam beragama muslim
Sebelum jadi politisi, anggota kongres ini mengabdikan hidupnya untuk membantu orang susah dan imigran.
Baca: Dinilai Cemarkan Nama Baik UIN Raden Intan Lampung, Andi Surya Dilaporkan ke Polisi
Belakangan namanya melambung disorot media karena dedikasi atas masalah kemanusiaan, maka jadi populer akhirnya dipilih rakyat jadi anggota kongres.
"Jangan malah datang kolom, acara duka, tidak pernah lalu mau jadi caleg," kata dia.
Baca: Hasil Liga Italia & Cuplikan Gol Juventus vs Chievo dengan Skor Akhir 3-0, Ronaldo Gagal Penalti!
Jadi caleg itu tak sembarangan, harus ada 3 kemampuan dasar.
Pertama, kemampuan berbicara dan beragumentasi
Baca: Hasil Liga Italia & Cuplikan Gol Juventus vs Chievo dengan Skor Akhir 3-0, Ronaldo Gagal Penalti!
"Caleg harus mampu berbicara, jangan cuma duduk diam-diam, kalau tidak berbicara apa yang mau diperjuangkan," ungkap dia.
Kedua, kemampuan khusus. Caleg harus menguasai tugas pemerintah
Baca: Kronologi Tewasnya Suporter Setelah Nonton PSS Sleman vs Persis Solo Terungkap karena CCTV
"Caleg ini tahu bagaimana mau jalankan fungsi pengawasan, budgeting, legislasi, kalau ini tidak banyak dikuasai maka tidak layak jadi caleg," kata dia.
Ketiga, kemampuan utama. Setiap caleg maju ke Pileg harus punya visi
"Apa yang mau dilakukan, apa masalah mau dipecahkan," ujar dia.
Baca: KPU Bolmong Mulai Sortir Sampul Surat Suara
Jangan jadi caleg karena misalnya motif ekonomi
"Karena penggangguran mau jadi caleg, dapat gaji, bisa berangkat kesana kemari," kata dia.
Lalu, motif sosial, jadi caleg supaya dapat penghormatan. Intinya jadi caleg untuk kepentingan pribadi
Baca: Ini Penjelasan Kepala Kantor BPJS Bolsel Tentang Urun dan Selisih Biaya
Kondisi saat ini, UU belum menjamin sepenuhnya rakyat mendapat pemimpin yang baik.
Partai politik pun masih sulit diandalkan untuk menyeleksi pemimpin.
Tinggal pemilih yang jadi benteng terakhir
Baca: Ini Tahapan Lelang Jabatan Pimpinan Tinggi di Pemkab Bolmong
"Kita dapat pemimpin terbaik tergantung kita, pemimpin yang baik itu harus berasal dari pemilih," ungkap Akademisi Universitas Sam Ratulangi ini. (ryo)