Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Buaya Makan Manusia

Update Buaya Makan Manusia - Polres Tomohon Bicara Hasil Autopsi, Polda Sulut Bahas Tersangka

Seminggu setelah kejadian yang menewaskan Deasy Tuwo, warga Kecamatan Tombariri, Minahasa, Sulut, Polres Tomohon bicara soal hasil autopsi.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Indry Panigoro
KOLASE TRIBUNMANADO/FERDINAND RANTI
Fakta Terbaru Buaya Terkam Deasy Tuwo: Butuh 20 Orang Evakuasi hingga Polisi Cari Pemilik, WN Jepang 

Adhy Harun: Klu buaya yg mo mkan pa dia palingan tu buaya mo mkan 1X dg dia pe bdan nd mo ta sisa dia itu ksiang. qta rasa orang da perkosa pa dia kong drang buang di kandang. spy kata nd mo dpa tau.dorang harap buaya da makang.klu buaya da mkan nd bgitu dia.palingan abis smua dia pe badan klu buaya makan

Berikut komentar para netrizen Sulut:
Berikut komentar para netrizen Sulut: (KolaseTribunmanado.co.id/Facebook)

Fitrianda Yanda: Qt ley dr pertama kejadian qt so tapikir bagitu no

Michael Fai: Kalau melihat dr foto yg dikirim...ada kemungkinan yg ybs jatuh dia mo alihkan perhatian buaya dia buka dp blous...tp kl ada blous disekitar kandang bisa jadi tapi kl nd ada brarti tdk tertutup kemungkinan..ada kejadian lain yg mendahului....tp torang jgn terlalu berpikir yg bukan2 serahkan investigasi dr polisi biar katu jelas.

Jefferson Rov Memah: Betul...brow...
Demi kebenaran dan kepastian hukum maka so mustiolah tkp yg serius .....termasuk mendapat bukti dimana bagian tubuh korban dan pakaian yg lenyap.
Harus itu!!!lakukan pembedahan perut buaya.

Berikut komentar para netrizen Sulut:
Berikut komentar para netrizen Sulut: (KolaseTribunmanado.co.id/Facebook)

Firmino Adri: Logikanya...Dia se makan buaya kng tapalisi? Sdgkn dpe bak pe tinggi
So 3 hari hilang bru dpa? Buaya nda ada yg kse makan slma 3 hari n diwaktu abis dia se mkn so nda muncul2 diarea kerja drg nda cari cuma almrha,Tuhan n jg buaya yg tau

Novie Supit:  Jangan jangan buaya darat so makan duluan kong depe sisa kase pa buaya aer.

Yuri BlessFull: Buaya binatang buas suka skali makan darah segar.. sedangkan cuma kasih bau darah dia so buas.. kalau memang dia korban buaya masa nyanda tlang samua.. # indikasi korban so jd bangkai(so mati dulu ) baru lempar di kolam buaya..krn setahu saya buaya tdk suka bangkai ..

Riyani Catur Wahyuni: kalo mnrt qt nda msk di akal ni Almh. cuma gara2 tapalisi da se mkn buaya.kemungkinan Almh jd korban pembunuhan.nda menutup kemungkinan siapa tau ada kecemburuan sosial karena yg qt dgr di berita Almh. kepala Lab di perusahaan tsb.ato jg nda menutup kemungkinan diperkosa lalu di bunuh

Fer-go: Sepertinya banyak Kejanggalan2 yg patut di selidiki,...!?!?!
Kemungkinan Buaya darat yg memangsa lebih dahulu,.... !?!?! Di usut sampai tuntas,...itu,.

Ancen Jansen: Ini bisa2 indikasi pembunuhan... Bkg bgni spya kase ilang jejak,, pasti akan terkuak ini samua

Selain berkomentar di Facebook, sejumlah netizen juga saling berkomentar di grup WhatsApp.

Salah satu pengguna WhatsApp bernama Alif Suhendar menanyakan kebenaran soal informasi  jika hasil visum, sang pawang Deasy Tuwo sudah meninggal terlbih dahulu sebelum diterkam.

Alif: Dri, org ranowangko bilang hasil visum tu cewek so lebih mati dulu sebelum diterkam, dari hari kamis kata. Nyanda tapalisi org bilang. Betul itu ?

Ut Rinaldi: di grup manguni byk pendapat lain

Ut Julius: Kalau menurur qt kyknya xnda t plisi.. kyk ya di perkosa.. baru drg buamg.. spalnya dpe baju ilang Kalau mau di bilang buaya mkg.. setidaknya baji sblh ada.

Kapolres Tomohon AKBP Raswin Bachtiar Sirait, melalui Wakapolres Kompol Joyce Wowor mengatakan jika pihaknya hingga kini masih melakukan pemeriksaan ke semua pihak terkait.

“Masih kita lidik. Pokoknya semua yang  berhubungan dan memiliki sangkut paut dengan korban baik pekerja, pemilik, keluarga hingga saksi yang pertama kali menemukan korban semua kita periksa,” terang Wowor.

Diketahui salah satu warga Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) bernama Deasy Tuwo meninggal dimakan buaya.

Buaya itu bernama Merry dan sudah berusia lebih dari 20 tahun.

Menurut mantan petugas keamanan di perusahaan CV Yosiki,  Noldy Pinontoan, buaya bernama Merry itu dibeli di Bitung pada tahun 1999.

Baca: 5 Berita Terpopuler Sepekan - Viral Video Pengeroyokan Siswi SMP hingga Buaya Terkam Deasy Tuwo

Namun, awalnya perusahaan tersebut membeli dua ekor buaya, tapi hanya Merry yang bertahan hingga saat ini.

Diketahui, pemilik dari buaya tersebut adalah seorang WNA asal Jepang bernama Ochiai.

Di perusahaan milik Ochiai, selain memelihara buaya juga memelihara ikan arwana.

Buaya yang sudah dua dekade itu ternyata gemar makan makanan segar.

Buaya pemangsa Deasy Tuwo memiliki panjang sekitar 5 meter dan berat 600 kilogram.
Buaya pemangsa Deasy Tuwo memiliki panjang sekitar 5 meter dan berat 600 kilogram. (ISTIMEWA)

Mantan pekerja di perusahaan CV Yosiki, Merry Supit (36) mengatakan jika buaya tersebut harus diberi makanan segar.

Bila makanan itu telah mengalami proses pembekuan, maka ia tidak akan memakannya.

"Semuanya harus fresh, dia tak mau makan bila sudah dibekukan atau sudah mati beberapa hari," katanya dikutip dari artikel 'Buaya Penyerang Deysi Bernama Merry, Ini Penjelasan Mantan Pengurus Buaya yang Juga Bernama Merry', Jumat (11/1/2019).

Buaya yang menerkam Manusia saat di Evakuasi
Buaya yang menerkam Manusia saat di Evakuasi (ISTIMEWA)

Teknik memberi makanannya pun tidak sembarangan.

Pasalnya, pemberi makan harus berada di dekat kandang buaya itu dan menunggu hingga mulutnya terbuka.

Baca: Tegang, Buaya Pemakan Manusia di Tombariri Dievakuasi, Satu Giginya Copot

"Kami mendekat ke kandangnya lalu menepuk-nepuk dinding bagian dalam kandang itu sampai buaya datang mendekat dan membuka mulutnya, tinggal melempari makannnya," imbuhnya dengan judul artikel 'Sandal Deysi Sebelah di Kandang Buaya, Sebelah di Luar, Ini Dugaan Merry Penyebab Deysi Diterkam', Jumat (11/01/2019).

(Tribunmanado/Indri Fransiska Panigoro/Crz/Fer)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved