Prostitusi di Manado
Kisah Ibu Muda jadi PSK di TKB Manado: Berawal Balas Dendam Suami Selingkuh hingga Ingin Tobat
Kisah Prostitusi Manado, Wanita ini Jadi PSK Berawal Balas Dendam Suami Selingkuh hingga Terjerumus Lebih Dalam
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID - Masyarakat Indonesia dihebohkan dengan prostitusi online yang melibatkan artis Vannesa Angel yang sudah dijadikan tersangka oleh Polda Jatim pada Rabu (16/1/2019)
Tak hanya Vanessa, sejumlah artis, model hingga pramugari disebut terlibat dalam prostitusi online.
Praktek prostitusi memang sudah ada sejak dulu kala dan terjadi hampir di semua tempat baik secara terbuka atau tertutup.
Fenomena prostitusi pun sudah lama terjadi di Kota Manado.
Sejumlah titik ditengarai menjadi lokasi mangkal para PSK.
Baca: Kabar Terbaru Kasus Buaya Makan Manusia di Minahasa: Soal Hasil Autopsi hingga Polisi Buru WN Jepang
Namun, tak sedikit pula sudah mencari pelanggan secara online yang menggunakan aplikasi.
Berikut ini kisah para PSK yang pernah diwawancarai Tribunmanado.co.id pada beberapa waktu lalu:
Jam menunjukan pukul 01.00 Wita, suasana masih ramai di Taman Kesatuan Bangsa (TKB) Manado.
Baca: Drama Menegangkan saat Evakuasi 3 Buaya di Sulut, Ada Buaya Pemakan Manusia Seberat 600 Kg
Jika siang penuh dengan pedagang, lokasi itu berganti menjadi lokasi mangkalnya Pekerja Seks Komersil (PSK).
Mereka menunggu pelanggan tapi ada juga yang datang menawarkan dirinya.

Ada yang asyik berbincang dengan beberapa pria, ada yang tertawa, ada juga yang duduk diam seorang diri.
Tepat di pojok TKB, terlihat wanita yang tengah duduk seorang diri.
Umurnya sekira 26 tahun, penampilannya tak terlihat seperti PSK pada umumnya dengan celana pendek dan pakaian seksi.
Ia memakai kaos lengan panjang hitam dengan celana yang menutup dibatas pergelangan kaki.
Dia terlihat gelisa, matanya liar ke kiri dan ke kanan sambil memegang ponsel
Saat disapa ia membalas dengan rama, sebut saja namanya Mawar.
Meski tak berpenampilan seperti PSK, ia mengaku juga ikut menjajakan diri.
Saat berbincang ia tak mau menatap, matanya tertuju pada layar ponsel yang terus menyala.
Meski tak ada pesan atau panggilan masuk, lirik matanya terus menatap ponsel.
Baca: Kisah Perjuangan Tuama Minahasa Ventje Tambuwun, Bangun Panti Asuhan di Bali saat Krisis Moneter
Ia tampak malu, enta baru pertama atau tak biasa, ia tak memberi alasan tak mau menatap, meski begitu ia terus membalas setiap pertanyaan.
Dengan sedikit imbalan ia mau mebuka suara lebih lantang dengan berbagi kisah hidupnya.
Bersama seorang temannya ia kemudian mengajak ngobrol di salah satu bangunan tak jauh dari TKB.
Mawar kemudian mengajak duduk disalah satu sudut ruangan yang tampak remang-remang.
"Duduk di sini saja, apa yang mau ditanyakan," ujarnya membuka percakapan kedua di tempat lain.
Belum sempat diberikan pertanyaan ia paham apa yang ingin dicari tahu, lantas ia mulai bercetita kisahnya masuk dalam dunia malam.
Bukan karena faktor ekonomi semata namun ada dendam yang mengajak kakinya melangkah ke dunia malam di komplek TKB.
Ia berkisah waktu berusia 18 tahun harus menerima nasib menjadi calon ibu.
Ya, dia mengandung di luar janji suci pernikahan.
Perutnya yang kian membesar membuat ia terpaksa menikah diusia muda.
Suaminya saat itu berumur 22 tahun, meski belum memiliki pekerjaan ia yakin bisa berumah tangga dengan baik.
Awal pernikahan rumah tangga keduanya tampak baik-baik saja.
Meski diusia belia ia harus mengurus anak, memasak dan sedikit mencari tambahan dengan berkerja sebagai pembantu di rumah warga.
"Saat anak saya sudah satu tahun suami saya sudah punya pekerjaan, dia kerja di supermarket," akunya.
Kondisi rumah tangga saat itu mulai membaik, meski baru hidup pindah-pindah kos-kosan.
"Karena sudah kerja, kita sudah punya TV, motor dan prabotan lain. Itu dari kerja keras kami berdua," jelasnya.
Namun memasuki usia pernikahan ke empat tahun, suasana mulai beruba.
"Suami saya mulai jarang pulang, kadang pulang tapi sudah larut malam, sudah jadi pemabuk dan suka marah-marah," akunya.
Dia mengaku saat itu beberapa kali sempat menjadi sasaran pemukulan sang suami.
"Saat uang sudah habis dia marah-marah bahkan sudah mulai memukul saya," akunya.
Mawar saat itu tak menaru curiga jika suaminya sudah main serong alias selingkuh.
Namun panggilan telpon tengah malam menjadi bukti penyebab sifat suaminya berubah.
"Waktu itu ada yang telpon, suami saya tidur, saat saya angkat suara wanita, saat saya bilang hallo langsung dimatikan. Tapi sebelumnya ada sms masuk yang berisi sayang kita so di TKB," akunya.
Ia pun mulai yakin jika suaminya tak beres lagi dan mulai keluyuran ke TKB yang dikenal menjadi lokasi prostitusi.
Meski begitu, ia sempat diam sampai akhirnya batas kesabaran habis saat barang prabotan, motor dan Tv dijual sang suami.
"Dia jual semua dan dia jujur kalau uangnya mau pakai PSK di TKB. Saat itu saya menangis dan putus asa," jelasnya.
Mawar akhirnya memberanikan diri pergi ke TKB untuk melihat suaminya yang tak juga pulang.
"Saya ingat itu masih jam 12 malam, saya lihat suami saya duduk di teras bangunan toko dengan seorang wanita. Saat saya ajak pulang dia justru pukul saya," akunya.
Meski begitu ia mengaku tak langsung pulang, ia sempat diam di sekitaran lokasi TKB sambil menangis.
"Lalu ada ibu-ibu datang tanya kenapa saya menangis dia beri saya air di botol waktu itu. Karena saya juga tak punya keluarga di Manado saya pun bercerita pada ibu itu," jelasnya.
Namun curhatan Mawar kepada wanita tersebut justru menjadi pinta ia masuk ke dunia prostitusi.
"Ibu itu bilang saya tidak usah sakit hati, saya harus balas kelakuan suami saya, dia juga menawarkan saya untuk ikut jual diri," jelasnya.
Meski begitu ia tak sertamerta menerima tawaran tersebut sampai akhirnya ia dan suami berpisa.
"Dari kejadian itu sekitar empat bulan kemudian suami saya lari dengan wanita lain dan tak kembali," akunya.
Sekitar dua bulan ia sempat bertahan, namun masalah ekonomi membuat ia dan anaknya kesusahan.
"Saya pun ingat tawaran ibu itu untuk jadi PSK di TKB. Saya tak cari ibu itu tapi saya langsung mangkal di TKB," akunya.
Kini sudah beberapa tahun ia menjajakan diri dan jadi pemuas nafsu.
Ia mengaku merasa bersalah dan malu jika sifat dan pekerjaannya diketahui sang anak yang sudah mulai besar.
"Yang pasti saya sudah ada pikiran untuk tobat dan cari pekerjaan lain," akunya.
TONTON JUGA: