110 Warga Minahasa Keracunan Mie: 69 Orang Masuk RS di Langowan
Sulawesi Utara dihebohkan peristiwa keracunan makanan. Sebanyak 26 orang dilarikan ke Rumah Sakit Daerah Noongan
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Sulawesi Utara dihebohkan peristiwa keracunan makanan. Sebanyak 26 orang dilarikan ke Rumah Sakit Daerah Noongan dan 43 orang lainnya dirawat di RS Budi Setia Langowan, Kabupaten Minahasa, Rabu (2/1/2018). Total ada 110 warga Langowan yang diduga keracunan mie (mi sesuai KBBI) basah atau bakso saat hari kedua tahun baru.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Minahasa, dr Juliana Kaunang, berdasarkan hasil pemeriksaan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) menyimpulkan bahwa dampak keracunan tersebut cukup parah.
"Para pasien mengeluh pusing, sakit kepala, mual-mual bahkan muntah tapi untuk saat ini masih bisa ditangani pihak rumah sakit sehingga belum ada rujukan," katanya.
Juliana melanjutkan, sampel mi dan bakso sudah diamankan penyidik Polsek Langowan untuk diperiksa di Polda Sulut dan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Manado.
Polsek Langowan telah menyegel atau memasang police line (garis polisi) pada kios mi milik keluarga Tulangow-Tabaluyan, pabrik mi mentah di Jaga I, Desa Amongena Dua atau kompleks Pasar lama Langowan yang diduga menjadi penyebab keracunan makanan bagi 110 orang.
Para pasien merupakan konsumen yang membeli mi dari kios tersebut dan ada juga yang mengkonsumsi mi dari pihak kedua.
Usai dilakukan pemeriksaan oleh Dinkes Minahasa dan Dinas Perdagangan Minahasa, maka penyidik Polsek Langowan langsung memasang police line.
Pemilik kios telah ditahan di Markas Polsek Langowan sambil menunggu hasil dari pemeriksaan mi di BBPOM Manado. Pemilik dari kios mi mentah itu masih belum bisa ditemui atau dimintai keterangan.
Menurut Kadis Perdagangan Kabupaten Minahasa, Moudy Lontaan, kios tersebut belum medapat izin dari Layanan Satu Atap. "Selain itu, kios tersebut juga harus memiliki izin Industri Rumah Tangga dari Dinkes. Itu yang kami cek belum ada," katanya saat diwawancari oleh tribunmanado.co.id.
"Kami juga telah lakukan tes yang merupakan uji lab di BBPOM. Paling lama satu hari untuk mengetahui apakah penyebabnya dari mi atau bakso," lanjutnya.
Lontaan menambahkan, pihaknya agak kesulitan memantau jika pedagangnya merupakan industri rumah tangga.
Perlu diketahui, makan mi pedaal atau midal, istilah lokal, jadi kebiasaan warga Langowan usai tahun baru. Hal tersebut dilakukan setelah periode makan lemak yang dilakukan selama hari raya Natal hingga Tahun Baru.
Namun bukannya membersihkan lemak, makan midal awal tahun 2019 justru jadi petaka.
Ratusan warga keracunan setelah menyantap midal serta mi bakso. Mi yang tidak steril diduga jadi penyebab keracunan massal. Mie tersebut diduga dijual di salah satu tempat di Pasar lama Langowan.
Noortje, salah satu warga yang keracunan menyatakan ia menyantap midal di salah satu rumah temannya Rabu siang. "Sepulang rumah, perut saya sakit lantas saya muntah-muntah," kata dia.
Sempat dibawa ke RS Budi Setia, ia pulih setelah mendapat perawatan. "Saya juga minum Beer Brand, " kata dia.
Indria Manaroinsong, satu warga juga merasakan sakit perut serta bagian belakang sakit sehabis menyantap midal di rumah. Ia cepat pulih hingga tak sampai dibawa ke rumah sakit. "Saya hanya minum Bear Brand," katanya.

RS Noongan sudah menampung dan sementara merawat sekitar 26 warga masyarakat yang keracunan akibat makan mi bakso.