Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Polisi yang Nyamar demi Ungkap Kejahatan - dari Jadi Hansip, Tukang Bakso, hingga Tukang Becak

Berikut rangkuman Tribunmanado.co.id dari TribunWow.com mengenai fakta-fakta unik kisah polisi yang menyamar untuk mengungkap tindak kejahatan:

Editor: Indry Panigoro
museum.polri.go.id
Logo Polri 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Instansi kepolisian merupakan satuan pelaksana utama yang salah satu tugasnya untuk mengungkap suatu tindak kriminal yang terjadi di Negara Indonesia.

Berbagai upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk bisa mengungkap kasus kejahatan dengan memeriksa kejadian tempat perkara, memeriksa saksi dan mengumpulkan barang bukti terkadang polisi harus menyamar.

Tidak setiap tindak kejahatan dilakukan secara terang-terangan, ada juga yang dilakukan dengan terencana oleh pelaku.

1. Minim Barang Bukti

Setiap kejahatan pasti memiliki modus yang berbeda-beda disetiap aksinya.

Tak sedikit dari para pelaku menjalankan aksi kriminalnya dengan sangat terencana, mulai dari waktu kapan aksinya akan dilakukan hingga barang atau senjata apa saja yang akan digunakan.

Selain itu, banyak dari para pelaku kejahatan yang secara sengaja ingin menghilangkan jejak kriminal mereka salah satunya dengan membuamg barang bukti.

Hal itu menjadi salah satu penyebab tindak kejahatan yang diketahui minimnya barang bukti untuk mengungkap pelaku.

Disini polisi yang bertugas di lapangan turun tangan langsung untuk menelusuri setiap informasi agar pelaku bisa ditangkap.

Dikutip dari Tribunjabar.id, Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Rifai mengatakan bukan hal mudah mengungkap kasus kriminal.

Terkadang, aksi kejahatan hanya meninggalkan sedikit sekali bukti dan sangat minim kesaksian.

Oleh sebab itu, untuk menungkap kasus tak jarang polisi harus menyamar.

"Kadang mereka harus berperan sebagai pedagang bakso, nasi goreng, dan berkeliling ke pelosok kampung hingga berhari-hari," ujarnya.

Baca: 68 Orang Jadi Korban Keracunan di Langowan Termasuk Wanita Hamil, Tim Dinkes Bawa Sampel Mi ke BPOM

2. Menyamar Seperti Layaknya Profesi yang Sedang Dilakoni

Saat melakukan penyamaran, polisi terjun langsung ke lapangan dengan melakukan samaran berbagai profesi untuk mengungkap tindak kejahatan.

Hal itu dilakukan dengan berinterkasi sebagaimana halnya profesi yang sedang dilakoni.

Tujuan dari penyamaran ini untuk menggali informasi dan mencari barang bukti yang valid.

Menurut Tri, bagi seorang polisi dalam mengungkap sebuah kasus, pelaku pasti meninggalkan jejak sekalipun jejak itu hanya sedikit.

Teknik penyamaran inilah yang menjadi salah satu cara untuk mengungkapnya.

"Karena begini, saksi di lokasi kejadian itu kadang tidak bisa dimintai keterangan jika mengaku sebagai polisi, saksi jadi bungkam atau segan. Untuk menyiasati itu, ya, nyamar," jelasnya.

Hal sama dialami perwira pertama polisi, Rudi. Ia sudah mengalami pahit getir hidup di jalanan memburu para pelaku kejahatan.

Logo Polri
Logo Polri (museum.polri.go.id)

Secara umum, ia mengalami apa yang dialami oleh Tri.

"Jadi pedagang sapu lidi keliling pernah. Keterangan demi keterangan kami kumpulkan, kami cari alat buktinya, dan akhirnya bisa terungkap," kata Rudi.

Soal penyamaran, dirinya sudah mahir betul bagaimana mengumpulkan keterangan demi keterangan dengan menyamar dengan beragam profesi.

Secara umum, Rudi sudah paham dengan profesi pedagang keliling.

Baca: Dikabarkan Pacaran, Stuart Collin dan Angela Gilsha Ketahuan Liburan Bersama di Bali, Ini Fotonya!

3. Butuh Waktu yang Tak Sebentar

Untuk mendalami kasus yang tidak mudah juga membutuhkan waktu yang tak sebentar.

Terkadang hingga butuh waktu hingga berminggu-minggu ketika menyamar untuk menguak kasus yang sedang didalami.

"Pernah kalau siang jualan bakso, malam jualan sekoteng. Pernah juga jadi tukang becak, tukang parkir, jadi hansip pernah.

Dijalani sampai berminggu-minggu," jelasnya.

(TribunWow.com)

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved