Ladies Klub Malam di Manado Mendadak Tes Narkoba: Polisi Sita Dua Strip Obat di Meja DJ
Polda Sulut dibantu TNI dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi menyisir sejumlah klum malam
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Polda Sulut dibantu TNI dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi menyisir sejumlah klum malam dan tempat karaoke di Kota Manado, Sabtu malam hingga Minggu dini hari (29-30-/2018). Puluhan ladies dan disc jockey atau DJ menjalani pemeriksaan urine untuk memastikan, lokasi hiburan malam bebas dari narkoba.
Ratusan petugas gabungan dari Direktorat Reserse Narkoba, Sabhara, Propam, Humas, Biddokes Polda Sulut, Sat Narkoba Polresta Manado, BNN Sulut dan POM TNI mendatangi sejumlah tempat hiburan malam dan tempat karoke.
Tempat remang-remang mendadak terang benderang. Bahkan dentuman musik dari layar TV dan musik DJ tak terdengar sama sekali.
"Rasia atau operasi gabungan sekaligus pecegahan narkotika dan obat-obatan terlarang serentak seluruh jajaran di Indonesia polres, Polda se-Indonesia. Sesuai dengan perintah Bareskrim Mabes Polri melaksanakan razia di seluruh Indonesia," kata Wadir Res Narkoba Polda Sulut AKBP Robby Rahardian saat memimpin apel pasukan di markas Dit Res Narkoba, Sabtu malam.
Dalam operasi, petugas gabungan yang menggenakan pakaian preman dan dinas secara humanis melakukan pemeriksaan barang bawaan pengunjung klub malam dan tempat karoke. Petugas juga melakukan tes urine terhadap mereka yang terindikasi.
Tercatat lokasi yang disasar petugas mulai dari Corner Club di kawasan Bahu Mall, Deluxe Eksekutif Karaoke di samping Sintesa Peninsula Hotel, The Lights Karoke di Jalan Sudirman dan Altitude Kawasan Megamas.
"Hasil operasi sendiri kami melakukan tes urin dan akan dicek lagi barang bukti yang kami dapat untuk akuratnya," ujar KBO Dit Res Narkoba Polda Sulut AKBP Reino Bangkang usai operasi.
Di meja DJ di klub malam Atlitude, petugas gabungan mendapati dua strip obat di dalam plastik transparan.
Saat dikroscek dari pengakuan seorang DJ yang memakai jaket warna hitam dan memegang sebungkus rokok Marlboro, obat tersebut hanya dititipkan dari seorang rekan perempuannya. Bahkan dari ucapan DJ tersebut, terbawa-bawa pihak klub malam Altitude.
"Obatnya sudah dua butir dikonsumsi. Saat ini sedang diteliti dan kroscek apakah narkotika atau obat terlarang," kata petugas yang melakukan penggeledahan.
Petugas gabungan sempat menanti cukup lama untuk mendapatkan sosok seorang perempuan yang menitipkan obat tersebut kepada seorang DJ.
Para pengunjung yang digeledah oleh petugas gabungan di sebuah tempat karaoke mengaku membawa obat kuat.
Bahkan ada seorang ladies yang kedapatan mabuk berat, sempat membuat kesulitan petugas dari Biddokes Polda Sulut untuk melakukan tes urine. Seorang ladies yang bekerja di tempat karaoke harus dibopong oleh polwan keluar menuju tempat buang air kecil untuk diambil urine.
Para ladies di tempat karaoke bilangan Jalan Sudirman Manado sempat kesulitan untuk buang air kecil untuk keperluan tes urine.
"Sudah minum air mineral banyak-banyak, tetap susah keluar kencingnya. Ini hanya sedikit yang keluar, tunggu mau minum lagi," aku seorang ladies yang sulit buang air kecil di The Ligths.
"Jadi dalam operasi gabungan ini, sebelum melakukan pengeledahan hingga tes urine, kami menyampaikan kepada pihak manajemen mengenai maksud dan tujuan kedatangan petugas gabungan. Usai pemeriksaan dilakukan, aktivitas di klub malam dan tempat karaoke dilanjutkan," ujar Reino.

Perlu Libatkan Semua Pihak
Jelly Walasendouw, Dosen Unika De La Salle Manado, menilai operasi tempat hiburan malam untuk memastikan bebas dari peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang sangat perlu.
Akan lebih bagus lagi, kalau kolaborasi beberapa instansi terkait seperti Polri, BNN dan TNI melibatkan Dinas Pariwisata. Juga harus mengacu pada aturan yang sudah dibuat dan disepakati bersama antara pemerintah, industri pariwisata (pemilik dan pengelola tempat hiburan).
Untuk memberantas narkoba sesuai slogan "say no to drugs" dengan operasi narkoba, bukan hanya hari-hari besar seperti Natal dan Tahun Baru tapi konsisten setiap hari. Apalagi malam minggu. Tujuannya melindungi generasi muda kita agar terhindar dari pemakaian barang-barang terlarang.
Anak-anak muda atau generasi muda merupakan sasaran empuk bisnis ini. Makanya harus segera diputus jaringan ini dan perlu serius penanganannya. Jangan sampai mereka jadi korban.
Dalam diskusi dengan Pak Benny Mamonto di kesempatan acara Hari Museum Indonesia yang diadakan di Museum Negeri Manado beberapa waktu lalu, beliau menyampaikan bahwa kadang anak muda tidak tahu ada yang sengaja merusak mereka dengan cara mencampurkan narkoba ke dalam minuman saat pesta di hotel, kafe dan tempat hiburan malam lain. Tapi itu sudah melalui proses yang panjang. Makanya kita harus tegas melakukan operasi tersebut.
Para pelaku dan distributor sudah memantau dan pengamati anak muda sebelum mereka mengikat atau masukkan dalam jaringan mereka.
Jadi yang harus dioperasi bukan hanya pemakai, tapi terutama distributor dan jaringan. Pemakai mulanya ‘korban’ dan akan terus mencari dan perbesar jaringan tersebut. (dma/crz)