Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ternyata, Menguap Bukan Cuma Karena Mengantuk

Menguap adalah refleks yang tidak disengaja di mana mulut terbuka lebar, dan paru-paru menyerap banyak udara. Udara lalu diembuskan perlahan.

Editor:
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi : Menguap 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pernahkah bertanya, mengapa kita menguap? Apa sebabnya? Apa mungkin hanya karena mengantuk saja?

Menguap adalah refleks yang tidak disengaja di mana mulut terbuka lebar, dan paru-paru menyerap banyak udara. Udara lalu diembuskan perlahan.

Selama waktu ini, gendang telinga meregang, dan mata mungkin juga tertutup rapat, menyebabkan mata berair.

Tidak ada pemikiran atau tindakan yang harus diambil seseorang untuk menghasilkan menguap, dan prosesnya sama untuk semua orang.

Menguap biasanya terjadi baik sebelum atau setelah tidur, itulah sebabnya biasanya dianggap sebagai tanda kelelahan.

Menguap juga sering terjadi pada orang yang melakukan hal-hal yang membosankan.

Menguap juga bisa disebabkan karena orang lain alias menular.

Menguap tampaknya menular di antara manusia dan hewan lain, dan penularan menguap diketahui dengan baik tetapi sulit dipahami penyebabnya.

Jadi kesimpulannya, belum ada alasan pasti mengapa kita menguap. Tetapi banyak teori yang telah dipelajari, dan mereka memberikan beberapa dugaan penyebabnya;

1. Perubahaan keadaan tubuh

Menguap biasanya dianggap sebagai tanda kantuk atau kebosanan, meskipun hal ini tidak selalu terjadi.

Sementara seseorang yang menguap mungkin lelah, detak jantungnya naik dengan cepat saat menguap.

Peningkatan detak jantung ini menunjukkan menguap bisa menjadi tanda kewaspadaan dan bukan kelesuan.

Menguap, secara umum, bisa menjadi cara bagi tubuh untuk mengubah keadaan kesadaran, seperti:

- Sebelum tidur: menguap bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang bersiap untuk tidur.

- Saat bosan: menguap saat melakukan tugas yang membosankan mungkin merupakan tanda transisi otak dari tingkat kewaspadaan yang tinggi ke yang lebih rendah.

- Setelah berolahraga atau saat berolahraga: menguap setelah aktivitas olahraga yang intens mungkin merupakan tanda transisi dari energi tinggi ke energi rendah di otak.

Orang juga dapat menguap ketika mengubah keadaan fisik juga, seperti bergerak dari area bertekanan tinggi ke tekanan rendah.

Tekanan ini dapat menumpuk di gendang telinga dan dapat menyebabkan orang menguap untuk melepaskannya.

2. Fungsi pernapasan

Menguap mungkin merupakan fungsi pernapasan. Menguap lebih mungkin terjadi ketika darah membutuhkan oksigen.

Menguap menyebabkan asupan udara yang besar dan detak jantung yang lebih cepat, yang secara teoritis dapat berarti memompa lebih banyak oksigen ke seluruh tubuh.

Jadi menguap dirancang untuk membantu membersihkan racun dari darah dan menyediakan pasokan oksigen segar. 

3. Untuk mendinginkan otak

Menguap bisa mendinginkan otak karena menguap menyebabkan rahang meregang, meningkatkan aliran darah di wajah dan leher.

Menghirup besar dan detak jantung yang cepat yang disebabkan oleh menguap juga menyebabkan darah dan cairan tulang belakang mengalir lebih cepat ke seluruh tubuh.

Seluruh proses ini bisa menjadi cara untuk mendinginkan otak yang terlalu panas.

 
Sebuah penelitian yang diposting ke Fisiologi & Perilaku mendukung teori ini.

Para peneliti menemukan bahwa menguap lebih mungkin sekitar 20°C, yang merupakan suhu yang mereka sarankan akan ideal untuk mendinginkan darah dan otak.

4. Sebagai alat komunikasi

Beberapa peneliti percaya alasan manusia menguap lebih berkaitan dengan evolusi.

Sebelum manusia berkomunikasi secara vokal, mereka mungkin menggunakan menguap untuk menyampaikan pesan.

Menguap dianggap sebagai tanda kebosanan atau rasa kantuk, dan bisa jadi itulah yang dikomunikasikan manusia purba juga.

Lalu mengapa menguap menular?

Menguap adalah refleks yang tidak mengikuti banyak pola yang konsisten.

Satu hal yang disetujui banyak orang adalah menguap tampaknya menular.

Melihat orang lain menguap dapat menyebabkan mereka yang melihatnya akan menguap juga.

Ilmu pengetahuan bertanya-tanya mengapa ini terjadi, dan banyak teori telah muncul termasuk:

- Time of day: Beberapa peneliti telah menyarankan bahwa time of day atau kecerdasan orang yang menguap menyebabkan menguap yang menular, tetapi kebanyakan orang tidak memikirkan ini lagi.

- Empati: Salah satu teori yang paling umum adalah menguap yang menular adalah tanda empati terhadap orang lain.

Melihat seseorang menguap dapat menyebabkan yang melihatnya menguap, terutama jika mereka dekat atau nyaman dengan orang itu.

Sebuah penelitian terbaru yang diposting di PLOS One menunjukkan pada sekelompok simpanse sebuah video simpanse lain yang menguap.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa simpanse lebih mungkin untuk menguap juga ketika melihat simpanse yang mereka kenal sedang menguap.

Ini mendukung gagasan bahwa empati dan keakraban terlibat dalam penularan menguap.

Studi lain yang diposting ke PLOS One menemukan bahwa penularan pada manusia adalah respons individu. 

Ada sedikit korelasi antara kecerdasan, waktu, atau empati pada mereka yang diuji.

Faktor terbesar yang mereka temukan adalah usia. Orang yang lebih tua cenderung tidak menguap dari orang lain.

Alasan lengkap untuk menguap menular tidak diketahui.

Bisakah seseorang sering sekali menguap?

Menguap biasanya tidak berbahaya, tetapi mungkin untuk menguap terlalu banyak, perlu diperhatikan.

Menguap berlebihan dapat disebabkan oleh beberapa kelainan berbeda yang memerlukan perhatian medis.

Saraf vagus, yang merupakan saraf yang menghubungkan tenggorokan dan perut ke otak, dapat menyebabkan menguap berlebihan dengan berinteraksi dengan pembuluh darah.

Ini disebut reaksi vasovagal.

Respons ini mungkin merupakan tanda gangguan tidur atau kondisi otak.

Itu bahkan bisa menjadi tanda kondisi jantung, seperti serangan jantung atau masalah dengan aorta.

Siapa pun yang terus menerus menguap tanpa sebab yang jelas harus menghubungi profesional medis sesegera mungkin. (*)

Sumber: Nakita
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved