BMKG Peringatkan Erupsi Gunung Anak Krakatau Berpotensi Sebabkan Longsor dan Cuaca Ekstrem
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan terkait cuaca ekstrem yang akan terjadi akibat aktivitas gunung Anak Krakatau.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan terkait cuaca ekstrem yang akan terjadi akibat aktivitas gunung Anak Krakatau.
"BMKG bersama Badan Geologi dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman terus melakukan pemantauan aktivitas tremor gunung Anak Krakatau serta kondisi cuaca ekstrim dan gelombang tinggi gunung itu,"ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers, seperti dikutip TribunWow dari Youtube Official iNews, Rabu (26/12/2018).
Menurutnya, karena aktivitas gunung Anak Krakatau yang masih sering erupsi, ada kemungkinan akan terjadi longsor di sekitar gunung Anak Krakatau.
Baca: Gunung Karangetang Masih Siaga, Terjadi Gemuruh Angin, Wisatawan Diimbau Tak Lakukan Pendakian
"Kondisi tersebut dapat sewaktu-waktu berpotensi mengakibatkan longsor kembali tebing kawah gunung Anak Krakatau ke laut," lanjutnya.
Selain itu Kepala BMKG juga mengimbau pada masyarakat akan adanya cuaca ekstrim akibat erupsi gunung Anak Krakatau.
"Potensi cuaca ekstrim terutama besok pagi," ujar Dwikorita Karnawati.
Baca: 7 Fakta Gunung Anak Krakatau Sejak Kemunculannya - Pernah Meletus dan Timbulkan Tsunami 40 Meter
Seperti yang diberitakan sebelumnya, tsunami melanda pantai di sekitar Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) malam.
Tsunami tersebut dipicu oleh longsoran erupsi Gunung Anak Krakatau.
Hingga Rabu (26/12/2018) pukul 13.00 WIB, jumlah korban meninggal tsunami bertambah menjadi 430 orang.
Korban meninggal paling banyak tercatat di Kabupaten Pandeglang yaitu 290 korban.
Kemudian, di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, tercatat 113 korban jiwa.
Sementara, di Kabupaten Serang, Banten, tercatat ada 25 korban meninggal dunia.
Demikian data yang disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho
"Update H+4, pada hari ini, Rabu 26 Desember 2018, tercatat total 430 korban meninggal," ujar Sutopo saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (26/12/2018), dilansir oleh Tribunlampung.co.id.
Sutopo mengatakan, jumlah korban tersebut menurun sejak kemarin.
Hal itu disebabkan ada data korban yang tercatat dua kali.
"Untuk Serang jumlah korban kalau kemarin 29, kalau hari ini 25, beda 4 orang ternyata dobel karena antara Serang dan Pandeglang, yaitu di Kecamatan Sinangka dan Carita berbatasan. Jadi ada korban yang didata di Serang, ada juga yang di Pandeglang," kata Sutopo.
Baca: Tak Hanya Gunung Krakatau, 4 Gunung Berapi Ini Juga Punya Letusan Terbesar Dalam Sejarah
Di Kabupaten Pesawaran, Lampung, data BNPB menunjukkan satu orang meninggal dan di Kabupaten Tanggamus, Lampung, korban meninggal sebanyak satu orang.
Terkait kerusakan infrastruktur, data BNPB mengungkapkan, 924 rumah rusak, 73 penginapan rusak, 60 warung rusak, 1 dermaga dan 1 tempat berlindung atau shelter rusak.
Sejumlah kendaraan juga ikut terkena imbas tsunami, di antaranya 434 perahu dan kapal, 24 kendaraan roda empat, dan 41 kendaraan roda dua.
(TribunWow.com)