Jalan Gubeng Surabaya Tiba-tiba Ambles, Begini Penjelasan Geologi, Ada Dua Faktor yang Disinggung
Jalan Raya Gubeng Surabaya ambles membentuk lubang yang cukup lebar dan dalam pada Selasa (18/12/2018) sekitar jam 21.49 WIB malam.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Jalan Raya Gubeng Surabaya ambles membentuk lubang yang cukup lebar dan dalam pada Selasa (18/12/2018) sekitar jam 21.49 WIB malam.
Lubang tersebut berukuran lebar 50 meter dengan kedalaman 10 hingga 20 meter.
Lokasi ruas jalan Gubeng ambles itu terletak di dekat pembangunan lokasi pengembangan Rumah Sakit Siloam, depan Gedung BNI Gubeng atau depan Toko Elizabeth.
Atas insiden menegangkan ini, Rovicky Dwi Putrohari, geolog dan anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) menuturkan kemungkinan penyebab Jalan Raya Gubeng, Surabaya, ambles.
Ada dua kemungkinan yang diungkapkan.
Yang pertama, berkaitan dengan proyek pengembangan Rumah Sakit Siloam Surabaya.
RS Siloam diketahui sedang membuat basement dan memasang dinding penahan (retaining wall).
Rovicky menilai dinding penahan tidak cukup kuat.
"Kemungkinan karena kurang kuat menahan beban sehingga membuat dinding ambrol," kata Rovicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/12/2018).
Kemungkinan lain yang disinggung mengenai kondisi alam.
"Kemungkinan lain adanya perubahan muka air tanah akibat hujan yang menyebabkan beban bertambah dan dinding tidak kuat menahan," sambungnya.
Lanjutnya, melihat dari foto yang menunjukkan ambrolnya Jalan Raya Gubeng, Surabaya, tampak pula bangunan tinggi di sekilingnya.
Menurut Rovicky, bangunan di sekitar lokasi kejadian perlu dievalusi dan diamati lebih lanjut, apakah ada perubahan konstruksi, seperti retak, miring, dan distorsi bentuk.
Karena ambrol, menurutnya bisa merembet ke daerah sekitarnya.
Lanjutnya, ia menuturkan ambrolnya dinding seperti yang terjadi di Jakarta dan Surabaya sebenarnya disebabkan adanya perubahan morfologi.
Pemahaman yang mudah, adalah alam memiliki kondisi yang stabil jika tidak ada gangguan dari manusia.
Manusia bisa membangun dengan sedikit mengganggu alam lewat bantuan teknologi, misalnya membangun dinding.
"(Pembuatan) dinding inilah yang harus kuat menahan beban dari samping. Ini sebenarnya ambrol ke samping akibat perubahan morfologi atau kemiringan lereng, jadi bukan ambles ke bawah," kata Rovicky menegaskan.
Pembangunan jalan raya, gedung, jembatan, dan apa pun itu perlu mengkaji sisi geologinya.
Baca: Tiga Kasus Dugaan Pungli dan Jual Beli Nilai Sepanjang 2018
Ini karena setiap batuan memiliki kekuatan yang berbeda sehingga memiliki dinamika berbeda pula saat terkena air.
"Oleh karena itu, perlu diketahui kondisi batuan serta morfologi tanahnya sebelum dibangun konstruksi di atasnya. Termasuk membangun jalan, jembatan, maupun gedung," tutupnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho juga menuturkan hal yang sama, dikutip dari Twitter @Sutopo_PN, Selasa (18/12/2018).
Penyebab insiden ini berkaitan dengan kesalahan konstruksi.
kesalahan konstruksi yang menyebabkan dinding penahan jalan tidak mampu menahan beban.
Dirinya juga menuturkan bahwa kejadian jalan ambles tersebut tidak ada kaitannya dengan gempa atau patahan.
"Amblesnya tanah di Jalan Raya Gubeng Surabaya lebih disebabkan kesalahan konstruksi.
Dinding penahan jalan (retaining wall) tidak mampu menahan beban.
Apalagi saat musim hujan begini sehingga ambles.
Jadi tidak ada kaitan dengan sesar gempa atau patahan Surabaya dan Waru," tulisnya.
Baca: Pungli hingga Miliaran, Dosen hanya Dibebastugaskan Tiga Bulan dan Diminta buat Surat Pernyataan
Sutopo juga membandingkan dua foto sebelum dan sesudah jalan Gubeng ambles.
Dirinya menandai pada foto yang menunjukkan dinding galian tidak kuat menahan beban dinding.
Selain itu adanya getaran dari kendaraan menambah tidak kuatnya konstruksi dinding sehingga terjadi jalan ambles.
"Foto perbandingan antara sebelum dan setelah amblesnya Jalan Raya Gubeng Surabaya ini makin menunjukkan bahwa dinding galian tidak kuat menahan beban dinding di bagian dekat jalan.
Ditambah getaran dari kendaraan menyebabkan tanah ambles.
Jadi konstruksi dinding tidak kuat," tulis Sutopo.
Kronologi Amblas
Terkait insiden ini sejumlah pengguna media sosial mengunggah situasi saat terjadi.
Satu di antaranya pengguna akun Twitter Bambang Suworo, @Bsuworo mengunggah sebuah video detik-detik penampakan amblesnya jalan Gubeng pada Selasa (18/12/1028), pukul 11:43 WIB.
Dalam video itu tampak sejumlah kendaraan berhenti di depan lubang ambles.
Ada pula sebuah tiang roboh dan sejumlah warga berteriak memperingatkan untuk menjauh dari lokasi.
"Minggir-minggir, BNI-ne rubuh (Gedung BNInya roboh)," ujar seorang laki-laki dalam video tersebut.
Mendengar dan menyaksikan insiden itu, sejumlah pengendara motor memudurkan kendaraannya hingga memilih putar balik.
Baca: Masih Ada Kerugian Negara, Kajati Sulut Janjikan Tersangka Baru Pemecah Ombak Minut
Dikutip dari SuryaMalang, anggota Linmas Surabaya, Umar Hasan menuturkan situasi pada saat kejadian.
Umar mengaku mendengar gemuruh tersebut dari lokasi yang berjarak sekitar 5 menit perjalanan motor.
"Saya langsung ke lokasi. Ternyata lampunya sudah mati semua di lokasi. Di tempat ambles, penuh air kayak banjir," kata Umar.
Ia juga sempat melihat orang-orang di lokasi panik berlarian satu di antaranya, orang-orang yang berada di Rumah Sakit Siloam.
Sesaat terjadinya longsor warga yang penasaran melihat diminta menjauh hingga radius 100 meter.
Warga yang berada di lokasi mengungkapkan ada suara gemuruh ketika sebagian ruas Jalan Raya Gubeng Surabaya ambles.
Baca: Masih Ada Kerugian Negara, Kajati Sulut Janjikan Tersangka Baru Pemecah Ombak Minut
Kondisi Terkini
Dikutip dari TribunJatim, anggota Komisi D DPRD Jatim yang membawahi bidang pembangunan, Samwil menuturkan langkah yang harus segera dilakukan Pemkot Surabaya adalah membenarkan jalan yang rusak tersebut.
Hal ini lantaran Jalan Gubeng adalah satu di antara jalan utama di kota Surabaya yang banyak di lalui warga.
"Kami tidak bicara teknis dulu, tapi langkah awal adalah segera pulihkan Jalan raya Gubeng," kata Samwil, Rabu (19/12/2018).
"Ini karena berkaitan langsung dengan tanggung jawab pemerintah untuk melayani masyarakat di bidang sarana transportasi, jadi kalau ini penting buat rakyat, sebaiknya segera dipulihkan," pintanya lagi.
Pengalihan Arus
Kepolisian memberikan akses empat lokasi pengalihan arus untuk lalu lintas maupun parkir perkantoran di sekitar RS Siloam Surabaya.
Yang pertama, arus lalu lintas dari Jalan Pandegiling diarahkan ke kiri menuju Jalan Urip Sumoharjo.
Kemudian dari barat, yang semula arus satu arah dari utara ke selatan, kini dari selatan ke utara.
Ketiga, pengendara dari Jalan Ngagel Wonokromo dialihkan ke Jalan Sulawesi menuju Jalan Keputran.
Sementara dari Jalan Ngagel Wonokromo tidak bisa lurus ke Jalan Raya Ngagel.
Arus dialihkan dari Simpang Bagong, hanya berlaku dari timur ke barat dan dari Ngagel belok kiri.
"Setiap hari akan evaluasi supaya masyarakat paham karena perbaikan bisa butuh waktu satu hingga tiga bulan," ujar Kasatlantas Polrestabes Surabaya, AKBP Eva Guna Pandia.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)
