Menengok Permainan Alam Anak Desa Lungkap
Berbekal satu buah kaleng bekas cat dan satu ujung kayu yang dibuat runcing mereka berburu, mengumpulkan kerang saat air sedang surut.
Penulis: | Editor: Indry Panigoro
Liputan Wartawan Tribun Manado, Felix Tendeken
TRIBUNMANADO.CO.ID, MOLIBAGU - Bagi mereka yang tinggal di kawasan perkotaan, bermain dengan alam adalah sesuatu yang langka, bisa dilakukan saat mendapat libur panjang.
Namun hal tersebut tidak berlaku bagi anak-anak Desa Lungkap, Kecamatan Pinolosian, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel).
Baca: KPU Bolsel Validasi Surat Suara
Aktivitas berburu kerang, kepiting, ikan, bisa dilakukan sepulang sekolah secara berkelompok.
Itulah yang dilakukan oleh Rehan Sinalaan, Ferdy Olii, Xavier Zaviola Lobangon, Sahrul Sinalaan, Fahril Sinalaan, dan Asril Gonibala.
Baca: Bupati Bolsel Hadiri FGD Hibah Kapal
Berbekal satu buah kaleng bekas cat dan satu ujung kayu yang dibuat runcing mereka berburu, mengumpulkan kerang saat air sedang surut.
"Main di pantai lalu cari kerang laut ini adalah hiburan kami," ujar Rehan Sinalaan siswa kelas 5 SDN Lungkap.
Selain mencari kerang mereka juga berburu ikan dengan cara memeriksa lubang atau tumpukan batu di kolam-kolam kecil.
Hasil yang didapat tak lantas dibagi mentah melainkan dimasak menggunakan ranting yang terdampar di pinggiran Pantai Lungkap.
Baca: Bupati Bolsel Wajibkan OPD Masukan RUP
"Kalau dapat hasil buruan kita masak dengan cara di bakar. Ini cara kami berinteraksi dengan alam," ucap Ferdy Olii siswa kelas VII di MTS Pinolosian.
Ferdy mengaku bermain dengan alam adalah pengalaman berharga bagi mereka anak-anak desa.
Bahkan kata dia, jika sedang berlibur ke kota bersama saudara-saudaranya dia cepat merasa bosan karena tidak bisa melakukan hal-hal yang bisa dilakukan seperti ketika sedang berada di desa.
"Disini tidak ada jaringan internet jadi jarang main game di hp. Saya lebih suka main seperti ini," ucap Ferdy.
Baca: Bersama Kepala TNBNWB Warga Bolsel Selamatkan Burung Maleo
Senyum bahagia tampak diwajahnya mereka meski siang itu semakin terik dan menusuk kulit.
Tidak terlihat beban diwajahnya mereka yang seakan telah menyatu dan menjadi hiasan dari pantai yang terkenal dengan dermaga cintanya.
Teramati, kaleng bekas sudah hampir penuh dengan beberapa jenis kerang seperti popalot, mata kapak, dan ikan-ikan kecil yang ditusuk menggunakan kayu.
"Paling enak kalau dibakar om, biasanya untuk memasak kita tusukannya pakai lidi dari daun kelapa," ujarnya. (lix)
