Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari HAM

Deretan Perempuan Hebat di Balik Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pada 1948

Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa ( PBB) berkumpul di Paris, Perancis. Mereka saling tukar pikiran mengenai perkembangan hak asasi manusia.

Editor: Aldi Ponge
www.un.org
Angel Jurdak (Libanon), Fryderyka Kalinowski (Polandia), Bodgil Begtrup (Denmark), Minerva Bernadino (Dominika) dan Hansa Mehta (India) 

Evdokia Uralova berasal dari Rusia. Dia merupakan Pelapor Komisi tentang Status Perempuan kepada Komisi Hak Asasi Manusia pada tahun 1947. Dia dengan kuat memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan.

Berkat dia, Pasal 23 menyatakan bahwa "Setiap orang, tanpa diskriminasi apa pun, memiliki hak untuk mendapatkan upah yang setara untuk pekerjaan yang setara."

Bersama dengan Fryderyka Kalinowska dari Polandia dan Elizavieta Popova dari Republik Sosialis Uni Soviet, ia juga menekankan hak-hak orang di Wilayah Non-Pemerintahan Sendiri.

8. Lakshmi Menon

Lakshmi Menon, merupakan delegasi India untuk Komite Ketiga Majelis Umum pada tahun 1948.

Dirinya berpendapat dengan tegas untuk pengulangan non-diskriminasi berdasarkan jenis kelamin di seluruh Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia serta untuk menyebutkan "persamaan hak antara pria dan wanita" dalam pembukaan.

Dia juga seorang advokat vokal dari "universalitas" hak asasi manusia, sangat menentang konsep "relativisme kolonial" yang berusaha untuk menolak hak asasi manusia untuk orang-orang di negara-negara di bawah pemerintahan kolonial.

TONTON JUGA:

TAUTAN AWAL: https://internasional.kompas.com/read/2018/12/10/13574471/8-perempuan-hebat-di-balik-deklarasi-universal-hak-asasi-manusia

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved