Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

6 Jam 'Pak Olly' di Sabah

JUMAT 23 November akhir pekan lalu boleh jadi merupakan salah satu hari penting bagi perjalanan Sulut.

Editor: Lodie_Tombeg
Pemprov Sulut
Gubernur Sulut Olly Dondokambey berbincang dengan Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Negara Bagian Sabah-Malaysia Datuk Christina Liew di Kota Kinabalu, Jumat (23/11/2018). 

Pernyataan Datoek Roeslan lebih diperkuat oleh data yang direlease MATA (Malaysia Asociatition Tour and Travel Agency) bahwa Sabah menjadi 40 persen pemasok turis asing ke Malaysia sejak 2016 hingga 2018. Bahkan pada 2017, turis asing ke KK (sebutan Kota Kinibalu), sebanyak 2.5 juta orang. Hampir 50 persen turis China dan diikuti Korea Selatan, Amerika dan Jerman.

Berkembang pesatnya KK sebagai kota wisata favorit turis asing, menjadikan pertumbuhan penerbangan langsung sejumlah negara asing ke KK mencapai 216 direct flight dari 28 destinasi internasional. "Tiap 10 menit, tiga penerbangan Air Asia landing di Key Key (KK)," sebut otoritas penerbangan Sabah.

Walahasilrhotelan dan restoran pun bertumbuh pesat di sana. Dan, di 2017, Sabah Tourism Board mencatat bahwa pariwisata di negaranya membukukan pemasokan dari sektor pariwisata sebesar 20 triliun rupiah lebih.

Menjelmanya Sabah sebagai kantong wisata andalan Malaysia, walhasil membuat banyak negara di seputaran Sabah, termasuk Indonesia, mulai pasang kuda-kuda ingin bernetwork dengan negara bagian yang memiliki kehidupan beragama masyarakat yang sangat toleransi itu.

"Bukan era nya lagi melihat Malaysia sebagai saingan tapi bagaimana menjadikan Malaysia sebagai jaringan pengembangan kemajuan pariwisata dan investasi bersama," kata Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong pada satu ketika, menyadari kemajuan Malaysia.

Pernyataan PM Lee juga disadari penuh Gubernur Olly. Kemajuan pariwisata Sulut yang telah sukses dibangunnya sebagai tanda nyata membuka gerbang Pasifik dari dan ke Sulut, harus pula membangun jejaring dengan kota di negara tetangga.

Dan inilah sisi penuh makna bahkan heroiknya kunjungan Pak Olly ke Sabah pada Jumat pekan lalu itu. Sebab dengan memilih berkunjung ke negeri yang memiliki Gunung Api terkenal: Kinabalu itu, Gubernur Olly pun menyadari filosofi Tzun Tsu dalam startegi bisnis. "Menangkan peluang bisnis harus dengan memanfaatkan potensi sekitar".

Yah. Sabah harus berjejaring dengan Sulut. Sehingga arus wisatawan China yang selama ini menjadi andalan Sulut akan mengalami variasi destinasi tak melulu ke Sulut tapi bisa dipaketkan dengan Sabah yang lagi viral dan naik daun itu.

Bukan itu saja. Di saat Sulut lagi ingin memanfaatkan arus wisatawan Korea Selatan namun terhalang kendala belum adanya maskapai yang mau terbang langsung ke Manado, peran Sabah sebagai batu loncatan masuk Manado harus dimanfaatkan. Sebab MATA mencatat, per tahun turis Korea ke Sabah meninggal 15 persen. Di tahun 2018 ini saja sudah sebanyak 244.230 turis Korea tiba di KK.

Apalagi, saat ini terdapat 28 destinasi internasional lanjutan yang landing di KK, akan bisa dimanfaatkan melanjutkan penerbangan ke Manado. "Ini bisa saja kita manfaatkan karena lama penerbangan dari KK ke Manado hanya 1.2 jam saja, mirip Makassar ke Manado," kata Rusdi Kirana.

Pilihan Gubernur Olly menjadikan Sabah sebagai partner Sulut dalam menatap sekigus berperan dalam memanfaatkan peluang bisnis di Asia Pasifik khususnya sektor pariwisata, harus diacungkan jempol sekaligus kita dukung bersama.

Apalagi saat berkunjung ke Sabah saat itu, Rusdi Kirana langsung menyatakan anak perusahan Lion Air yakni Malindo sudah memastikan akan segera menerbangi penerbangan langsung Manado ke KK.

Itu artinya kunjungan itu akan segera terealisasi. Dan kita di sulut harus menyambutnya dengan ikut menjaga iklim investasi dan pariwisata agar para wisatawan bisa betah berlama lama di daerah kita.

"Selain tentunya Pemprov Sulut pada 2019 akan memfokuskan pada pengembangan pendidikan SDM dan infrastruktur dalam mendukung program pariwisata," kata Gubernur Olly.

Akhir kata, 6 jam kunjungan Gubernur Olly di Sabah Malaysia adalah bukti bahwa sebagai pemimpin daerah, Pak Olly tak ingin pembangunan pariwisata dan terbukanya gerbang Pasifik yang telah dilakukan ke Sulut tak hanya sesaat. Tapi akan berlangsung terus menerus.

Sehingga peran Sulut di Asia Pasifik akan kian diperhitungkan sebagaimana itu pernah diramalkan tokoh bangsa asal Sulut DR Sam Ratulangi. Bravo pariwisata Sulawesi Utara. Sulut hebat. Kota Kinabalu, 23 November 2018. (adv/*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved