Pria Simpatisan Capres Ini Tewas Didor saat Duel, Berawal dari Saling Menantang di Facebook
Panas di tingkat elite dalam kontestasi Pilpres 2019 ini ternyata menjalar ke akar rumput.
Pelaku membenarkan akun tersebut miliknya, namun bukan dirinya yang menulis komentar.
"Pelaku mengaku ponselnya telah dijual dan tidak mengetahui siapa yang menulis komentar tersebut," jelas Barung.
Beberapa hari setelahnya, korban mengunggah video pelaku yang disebutnya ketakutan hingga terkencing-kencing saat didatangi rekannya.
Dalam video tersebut, korban juga memberi keterangan akan membunuh pelaku jika bertemu.
Pertemuan pun terjadi hingga berujung duel pada Rabu (21/11/2018) siang.
Pelaku kini mendekam di tahanan Polres Sampang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Pelaku dijerat pasal berlapis tentang pembunuhan yang disengaja dan berencana dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup, atau penjara selama 20 tahun," ujarnya.
Melansir tribun madura, akibat penembakan yang diduga menggunakan senjata rakitan itu, korban sehari-harinya tukang gigi, yang semula dilarikan ke RSUD Slamet Martodirjo, Pamekasan, namun terpakas dirujuk ke RSUD dr Soetomo, Surabaya.
Pemaparan kasus pembunuhan Subaidi oleh pelaku Andika (Idris), akibat berdebat soal dukungan capres (facebook/dinda sari)
Selain peluru yang ditembakkan ke dadanya itu tembus hingga ke belakang, korban sering muntah darah.
Menurut keterangan sejumlah warga dan keluarga korban, sebelum kejadian korban ditelpon oleh pelaku, warga Desa Tamberu Barat, untuk memasang giginya.
Namun saat itu pelaku, tidak meminta datang ke rumahnya, melainkan disuruh datang ke suatu tempat di kawasan Desa Sokobanah Laok, yang berjarak sekitar 6 km dari rumah korban.
Tanpa curiga, korban berangkat sendirian menemui pelaku yang ditemani satu orang lain di areal persawahan di kaki bukit.
Setelah bertemu terjadi pembicaraan, namun tidak mengarah kepada pemasangan gigi. Tanpa diduga, dari jarak dekat pelaku menembakkan senjatanya ke tubuh korban.
Usai menembak, pelaku bersama temannya kabur dengan mengendarai sepeda motor.
Sedang korban yang ditembak mengerang kesakitan sambil tapak tangannya memegang dadanya untuk menutupi lukanya.