Tips Kesehatan
Diet Vegan, Mediterania, dan Keto, Mana yang Terbaik untuk Jantung?
Tak ada jenis diet yang benar-benar unggul, namun para panelis setuju tentang gambaran umum pola diet yang terbaik.
TRIBUNMANADO.CO.ID – Pembahasan soal diet memang tak pernah ada habisnya.
Dalam sebuah rapat tahunan di American Heart Association, 10 November lalu, isu mengenai diet mana yang paling ideal untuk kesehatan jantungmenjadi pembahasan tersendiri.
Meski tak ada jenis diet yang benar-benar unggul, namun para panelis setuju tentang gambaran umum pola diet yang terbaik.
Pola diet tersebut adalah makan banyak sayuran, menghindari makanan olahan, daging olahan, gula, dan meminimalisasi karbohidrat.
Baca: Penunggak Iuran BPJS Kesehatan: Tak Bisa Diperpanjang SIM, STNK, hingga Paspor!
Pola makan terbaik juga bergantung kepada setiap individu, termasuk bagaimana seseorang bisa patuh pada satu pola diet yang dijalaninya.
Para panelis kemudian secara spesifik membahas tiga jenis diet, yakni vegan, mediterania, dan keto. Mereka kemudian membahas mana yang paling ideal bagi kesehatan jantung.
1. Diet vegan
Diet vegan mengeliminasi semua daging dan produk binatang dalam pola makan kesehariannya dan fokus pada sayur-sayuran.
"Mengganti protein hewani dengan protein nabati bisa menurunkan risiko kematian dan risiko penyakit kardiovaskular."
Begitu diungkapkan Dr. Kim Williams, Kardiolog di Rush University Medical Center, Chicago, Amerika Serikat.
Sejumlah studi juga menunjukkan adanya penurunan risiko penyakit kardiovaskular pada seseorang yang berhenti mengonsumsi daging merah.
Baca: (VIDEO) Siaran Live Streaming RCTI Indonesia Vs Timor Leste Piala AFF 2018 Selasa Jam 19.00 WIB
Dibandingkan dengan pola diet tinggi daging, diet berbasis tanaman juga bisa menurunkan tekanan darah.
Selain itu diet semacam ini juga terbukti menurunkan level C-reactive protein, penanda peradangan pada tubuh.
Manfaat kesehatan yang sama juga didapatkan oleh mereka yang bahkan tidak menjalani diet vegan.
"Beralih dari makan daging merah olahan ke daging merah biasa akan secara dramatis menurunkan risiko kematian karena penyakit kardiovaskular," kata Williams.