Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Unsrat Seminarkan Ancaman NKRI, BIN: Banyak Uang Palsu Jelang Pilpres

Peredaran uang palsu dan proxy war seperti penculikan anak ramai menjelang Pemilu 2019.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
tribun manado
Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) Indonesia, Wawan Hari Purwanto 

Tiga pembicara lainnya yakni, Kolonel Sus Bambang Widarto dari Kementerian Pertahanan, Brigjen Mamboyng dari Kemenpolhukam serta Kolonel CHK Made Kartika dari TNI AD juga berbicara mengenai ancaman negatif medsos terhadap keutuhan bangsa.

Dekan Fakultas Hukum Unsrat Flora Kalalo menyatakan, seminar itu digelar menyikapi persoalan bangsa terkini.

Ungkap dia, masalah terbesar bangsa ini adalah beredarnya informasi hoaks di medsos. "Sesama anak bangsa terpecah karena medsos," kata dia.

Lewat kegiatan itu, ia berharap, generasi muda dapat menggunakan medsos secara positif sebagai sarana pemersatu bangsa.

Kapolsek Urban Bolaang Uki Kompol Baharudin Samin melalui Anggota Buru Sergap (Buser) Bripka Peppy Gobel mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya informasi yang belum jelas kebenarannya.

Hal tersebut disampaikan menyusul munculnya kabar tentang penculikan di beberapa daerah yang mulai meresahkan masyarakat.

"Informasi seperti ini memang belum kita dapati, meski demikian kita harus tetap waspada jangan mudah percaya isu hoaks atau informasi palsu baik dari mulut ke mulut maupun dari dunia maya," kata dia, Senin kemarin.

Kata Peppy, bisa jadi pelaku penyebar hoaks memanfaatkan penculikan sebagai kedok pemerasan. “Seandainya ada masyarakat yang mengalami hal semacam ini jangan ragu untuk melapor kami siap melayani," jelasnya.

Ia mengaku belum ada laporan. Peppy mengimbau kepada orang tua agar tetap waspada menjaga anak-anak terutama saat sedang bepergian keluar daerah. "Jangan sampai sibuk belanja atau sebagainya lalu lupa anak ada di mana," imbaunya.

Hoaks Penculikan Anak Meresahkan

Hoaks penculikan anak di jejaring sosial seperti medsos membuat orang tua waswas. Melina Ignatia, warga Kabupaten Minahasa ini tak percaya dengan isu yang lagi booming saat ini.

"Memang banyak yang share, tapi kita harus jeli apakah itu benar atau hoaks," kata ibu tiga anak itu kepada tribunmanado.co.id, Senin kemarin. Kata dia, jangan termakan hoaks serta membagikan atau menyebarkannya.

Kapolres Minahasa, AKBP Christ Pusung mengimbau, seluruh warga Minahasa agar tidak menyebarkan hoaks. "Jangan sebarkan hal berbau hoaks yang mengandung suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) serta ancaman teror," kata Kapolres.

Kata Pusung, bukan saja terkait SARA dan teror, melainkan hal lainnya. "Jangan berpikir hoaks itu hanya yang berbau SARA dan teror. Tapi dalam kehidupan keseharian sering kali ada hoaks," kata dia.

Pusung menegaskan, hoaks mengakibatkan perpecahan di lingkungan masyarakat. "Marilah saling jaga kerukunan dengan tidak saling menyebar hoaks, apalagi ini sudah memasuki tahun politik, saat ini juga marak penyebar hoaks mengenai penculikan anak. Jangan cepat percaya," ujar Pusung.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved