Habib Muhammad bin Smith
Paman Habib Bahar bin Smith: Toleransi di Sulut Telah Berlangsung Lama
Habib Muhammad bin Smith, paman Habib Bahar bin Smith mengatakan toleransi antarumat beragama di Sulut telah berlangsung lama.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Aldi Ponge
"Saya ingin bicara dari hati ke hati, memberikan penjelasan, tapi that's in the past," kata Habib yang suka berbahasa Inggris campur Arab ini.

Habib sendiri heran dengan intoleransi beberapa waktu lalu.
Ia menduga ada kepentingan tertentu di balik itu.
"Kalau memang ada penolakan pasti saya ditolak tapi ini saya diterima dengan peluk dan cium," kata dia.
Habib mengaku terharu dengan penerimaan ormas adat di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulut.
"Saya bertemu dan salaman dengan para pemimpin suku Minahasa," kata dia.
Baca: 7 Fakta di Balik Penolakan pada Habib Bahar & Al-athos di Manado, Alasan Ormas hingga Isi Ceramah
Mengenai ceramah yang akan dilaksanakannya di Manado, Habib menyatakan, isinya tentang menebar salam dan keselamatan.
Ia berharap kerukunan antarumat beragama di Manado tetap terjalin mesra.
Kedatangannya disambut hangat sejumlah Tonaas atau pemimpin ormas adat Minahasa.
Kedatangan paman Habib Bahar bin Smith disambut dengan Tarian Kabasaran.
Tampak Habib Muhammad bin Smith berjabatangan hangat dengan para Tonaas.
Sang Habib pun tampak terharu.

Tonaas Wangko Laskar Manguni Indonesia (LMI) Pdt Hanny Pantouw menyatakan aksi tersebut dilaksanakan untuk meluruskan opini yang beredar pasca-penolakan beberapa waktu lalu.
"Seolah diplesetkan bahwa orang Manado anti agama tertentu padahal tidak seperti itu," kata dia.
Baca: 8 Fakta di Balik Kematian Jessica Mananohas Dibakar Ibunya: Cerita Keluarga hingga Sesal Ayah-Ibu
Menurut Pantouw, aksi itu penting demi perdamaian nasional. Pantouw mengakui sempat beredar hoaks yang menyebut Manado intoleran.