Aku Sudah Lelah, Maafkan Aku: Satu Keluarga Tewas dengan Luka Tembak
Dua pucuk surat yang ditulis di kertas ukuran kecil bertinta spidol warna hitam ditemukan di atas meja kerja FX Ong
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Di kalangan tetangga dan karyawannya, FX Ong dikenal baik dan supel dengan siapa saja. Diketahui FX Ong juga tergabung dalam komunitas pencinta burung. Namun sejak beberapa bulan lalu, FX Ong membagi-bagikan burung peliharaannya ke teman-temannya. Burung yang dibagikan yakni burung jenis Murai dan Carter.
"Saya ini baru dua bulan kerja dengannya, kalau lagi kumpul dia ini orangnya sangat baik. Setahu saya dia ini orangnya selalu bahagia dan sepertinya tidak ada masalah. Jujur, saya sangat terkejut dengan kejadian ini. Saya kenal dengan dia, saat masih tergabung dalam komunitas pecinta burung," ujar Nanang, salah satu karyawan korban.
Rumah keluarga FX Ong berdiri cukup mewah berada di dalam komplek di Jalan Kebun Sirih Villa Griya Kebun Sirih Blok A 18 RT 05 RW 01 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Palembang. Tampak di luar rumah, terdapat 10 kamera CCTV yang terpasang. Rumah korban berlantai dua dan dibagi dua. Sebelah kanan rumah tinggal dan disebelahnya dijadikan kantor yakni CV Frantincom yang bergerak di bidang pengadaan ATK.
Dari keterangan tetangga korban, tidak diketahui adanya peristiwa yang membuat FX Ong beserta keluarganya tewas. Bahkan pada malam saya sekali tidak ada suara tembakan. "Kami tidak tahu kejadiannya. Tiba-tiba karyawannya sudah menemukan ada yang tewas. Setahu saya bapak Fransiskus ini sudah tinggal lima tahun dan rumahnya dijadikan kantor. Bapak Fransiskus ini orangnya baik dan juga keluarganya," Firman (42), tetangga korban.
Sementara itu di lokasi kejadian, Direktur Reskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Budi Suryanto mengatakan, petugas masih melakukan penyelidikan. Namun dipastikan tidak ada yang barang hilang di dalam rumah korban. Petugas juga menemukan kertas bertuliskan tangan tersebut dan dijadikan barang bukti yang akan diperiksa oleh penyidik.
"Nanti akan dicocokkan dulu sama penyidik, itu tulisan tangan siapa. Saat ini jenazah para korban pun masih dalam proses untuk autopsi dan mengeluarkan proyektil yang masih bersarang di jasad para korban. Senjata korban tidak ada peredam, mungkin saja saat ditembak memakai bantal atau yang lainnya. Intinya saat ini masih menunggu hasil labfor," ujar Budi.
Istri Minta Cerai
Petugas gabungan Ditreskrimum Polda Sumsel, Satreskrim Polresta Palembang, Reskrim Polsek Kalidoni Palembang, hingga kini masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap sejumlah saksi terkait tewasnya korban FX Ong dan keluarganya.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara yang sempat ke Kamar Jenazah RS Bhayangkara Palembang mengatakan, motif tewasnya satu keluarga ini masih didalami. Dari hasil pemeriksaan awal terhadap dua pembantu serta sopir korban, diduga FX Ong nekat mengakhiri hidup lantaran menolak diceraikan oleh Margareth Lentin Liana (43) yang merupakan istri korban.
"Dugaannya ada masalah keluarga, ada pesan pembicaraan di whatsapp korban, jika istrinya minta cerai tapi korban (FX Ong) menolak, kira-kira begitu isi pesannya," kata Zulkarnain.
Dugaan bunuh diri bersama dua anak dan istrinya juga dikuatkan dengan beberapa pesan terakhir FX Ong melalui surat tulisan tangan dan pesan di whatsapp. Begitu juga percakapan terakhir FX Ong bersama sang istri.
"Karena dia tidak rela dan tidak ikhlas untuk dicerai sama istrinya, sehingga dia mengambil keputusan untuk bunuh diri, tapi tidak tega meninggalkan anak dan istri sehingga ikut dibunuh. Bahkan dua anjingnya juga dibunuh di dalam bak mandi," jelas Zulkarnain.
Selain itu juga tak menemukan harta benda korban yang hilang serta kerusakan yang ada di rumah. Korban memang ditemukan ada memegang senjata. Apakah bunuh diri atau tidak, tunggu forensik. Tetapi yang jelas semua peluru masih bersarang di kepala keempatnya.
"Saat ini kita juga masih menunggu hasil dari scientific investigation, untuk lebih memastikan bunuh diri atau bukan," ujarnya.
Jenderal bintang dua ini memastikan senjata api jenis revolver bertulis made in Taiwan itu ilegal.
"Korban ditemukan memegang senjata dan semua peluru bersarang di kepala. Sejauh ini dipastikan senjata api ini tak ada izin alias ilegal, kami sudah cek ini semuanya," ujarnya.