Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nelayan di Minut Langsung Coba Paket Konversi BBM ke BBG

Kapal ikan milik 1.000 nelayan tradisional dari empat kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulut kini akan memakai mesin baru

Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
Tribun manado / Christian Wayongkere
Kapal ikan milik 1.000 nelayan tradisional dari empat kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara, provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kini akan memakai mesin baru untuk pergi melaut mencari ikan 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kapal ikan milik 1.000 nelayan tradisional dari empat kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara, provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kini akan memakai mesin baru untuk pergi melaut mencari ikan.

Selain mesin baru, ribuan nelayan yang tersebar di Kecamatan Likupang Barat, Likupang Timur, Wori dan Kema tak lagi menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Kini perahu ikan jenis pelang, sema-sema, perahu lampu, perahu mangael ikan dasar, jaring apung, mengael ikan tuna dan lainnya memakai Bahan Bakar Gas (BBG).

Mereka dapat bantuan paket konversi 1 tabung gas LPG 3 kg dan satu unit mesin kapal 9 Pk atau GT lewat program kemitraan Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR RI.

"Mau coba dulu dengan pemakaian BBG gas LPG 3 kg, apakah lebih hemat dari premium," kata Fadli Sehede (36) nelayan asal Pulau Gangga Dusun IV Kecamatan Likupang Barat kepada Tribun Manado, saat menghadiri pemberian paket di Kampung Ambon Kecamatan Likupang Timur, Kamis (18/10/2018).

Menurutnya, untuk penggunaan BBM jenis premium sekali melaut selama semalaman di kapal jenis perahu pelang 2 PK atau gross tonage (GT) menghabiskan 4 liter dengan harga per 1 liter BBM premium Rp 8 ribu, dengan jarak jelajah 3 mil dari daratan.

Namun pihaknya mengkhawatirkan ketersediaan isi ulang dari BBG LPG 3 kg saat habis dipakai melaut.

"Untuk sekarang tabung gas LPG 3 kg yang dipakai di rumah beli di Likupang, saat sandar usai melaut dengan harga Rp 30 ribu sampai rp 35 ribu per tabung," tuturnya.

Raldi Dalawa, Nelayan asal Pulau Gangga yang juga mendapat bantuan paket konversi BBM ke BBG untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil, dari program Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR RI sudah mencoba penggunaannya.

Kata Raldi Dalawa, untuk pemakaian di perahu atau kapal pancing tuna 15 PK atau GT setiap sekali melaut membutuhkan 60 liter. Sedangkan dari percobaan gas untuk dua mesin hanya empat tabung gas LPG 3 kg.

"Satu mesin dua tabung. Perbandingannya 10 kali lipat lebih hebat dan irit pakai gas ketimbang pakai premium," kata Raldi.

Konversi BBM ke BBG yang diprogramkan pemerintah pusat dan DPR RI kepada nelayan kecil sangat tepat, karena kata Raldi, kondisi saat pakai BBM Premium sulit didapat sama seperti tabung gas LPG 3 kg.

"Makanya kami nalayan meminta ada pangkalan tersendiri untuk tabung gas LPG 3 Kg khusus nelayan, karena kalau tidak ada gas bagaimana mau mencari. Ketersediaan bahan bakar gas sangat diperlukan agar bisa setiap hari pergi melaut," tandasnya.

Buang nelayan kecil asal Desa Kema III Kecamatan Kema Kabupaten Minut mengaku, penggunaan BBM premium untuk sekali melaut dengan perahu 5.5 Pk atau GT membutuhkan 10 liter. Dengan perhitungan Rp 9 ribu per liter dengan daya jelajah 5 mil.

"Mengenai jumlah pemakaian tergantung di jarak tempuh, kalau hanya lima mil tapi karena cuaca perahu sering terbawa angin dan ombak ke radius lebih dari lima mil," kata Buang.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved