Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Palu

Hampir 15.000 Pengungsi dari Sulawesi Tengah Masuk Sulsel

Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengungkapkan, total pengungsi korban bencana di Sulawesi Tengah hampir mencapai 15.000 orang

Editor: David_Kusuma
antara
Anak-anak bermain di dekat tenda pengungsi di Palu. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengungkapkan, total pengungsi korban bencana di Sulawesi Tengah ( Sulteng) hampir mencapai 15.000 orang.

Pengungsi yang masuk ini tersebar di hampir seluruh daerah di Sulsel dan di bawah pengawasan pemerintah daerah (Pemda).

“Yang kami data pengungsi sudah hampir 15.000 orang. Itu yang kami jemput lalu kami data. Kami bawa ke rumah sakit hingga dibawa ke tempat penampungan di Asrama Haji Sudiang. Pengungsi yang terdata oleh Pemerintah Provinsi Sulsel mendapat jaminan keamanan, kesehatan, hingga kebutuhan hidupnya selama pengungsian,” ungkap Nurdin, Rabu (17/10/2018).

Nurdin menegaskan, pengungsi yang tidak terdata tidak akan mendapat jaminan apa pun dari Pemerintah Sulsel.

Dia mencontohkan, pengungsi di Kabupaten Wajo mencapai 3.000 orang dan di bawah pengawasan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Soppeng.

“Pemda se-Sulsel sekarang membahas bagaimana menangani pengungsi bencana Sulteng, apa langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil. Jadi tolong kepada seluruh pengungsi Sulteng yang masuk ke Sulsel agar terdaftar. Semua pengungsi di Asrama Haji terjamin semuanya, makannya, kesehatannya dan lain-lainnya,” tuturnya.

Nurdin juga mengungkapkan, banyak pengungsi masuk ke Sulsel tanpa melapor ke pemda dan langsung dibawa oleh keluarganya ke kampung.

Sehingga, pengungsi yang tidak terdata, tidak mendapat jaminan apapun dari pemda.

“Banyak pengungsi Sulteng kami tidak tahu masuk Sulsel lewat jalur mana, apakah udara, laut, maupun darat . Teknologi secanggih apa pun, tidak bisa mendeteksi pengungsi berada di mana jika tidak melaporkan diri ke pemda masing-masing daerah. Mereka datang sendiri dan mengungsi di daerah mana, pasti kami tidak tahu. Yang resmi masuk ke Sulsel, kami punya data kok. Setelah dari asrama, ke rumah sakit, kami punya data kok. Ada yang kembali ke Palu, ada yang ke daerah lain dibawa keluarga,” tandasnya.

Saat ditanya terkait adanya anak pengungsi yang diperkosa 3 pemuda di tempat penampungan di Komplek Bumi Permata Sudiang, Nurdin mengaku tidak mengetahui adanya kasus tersebut.

Dia pun menegaskan, pengungsi di Makassar yang berada di luar Asrama Haji Sudiang di luar tanggung jawab Pemerintah Provinsi Sulsel.

“Saya tidak tahu adanya kasus itu karena di luar dari Asrama Haji Sudiang. Jelas pengungsi yang berada di dalam Asrama Haji Sudiang, kami jamin. Jika di luar dari itu, jelas itu di luar kontrol kita,” tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang pengungsi korban bencana Sulteng, SH (7) yang masih duduk dibangku kelas 1 SD diperkosa oleh tiga pemuda di tempat pengungsian di Bumi Permata Sudiang (BPS), Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Selasa (16/10/2018) sore.

Kasus pemerkosaan ini pun telah ditangani oleh aparat kepolisian dan korban menjalani visum di RS Malebu, Sudiang.

Satu dari 3 pelaku berhasil diringkus bernama Indra (14), warga Jl Antik Pondok Asri 1, Kelurahan Bakung, Kecamatan Biringkanaya, Makassar dan dua orang pelaku lainnya diketahui warga Kabupaten Maros, Sulsel, masih dalam proses pencarian.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved