Asisten I Sulut Imbau Warga Tak Terprovokasi Isu, Habib Bahar Smith ke Manado Hadiri Haul Ayahnya
Asisten I Pemprov Sulut Edison Humiang menyatakan situasi Bandara Sam Ratulangi terkendali pasca-demonstrasi
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Asisten I Pemprov Sulut Edison Humiang menyatakan situasi Bandara Sam Ratulangi terkendali pasca-demonstrasi ormas adat Minahasa menentang kedatangan Habib Bahar dan Habib Hanif, Senin (15/10).
"Sudah aman," kata dia Selasa (16/10/2018) dini hari.
Menurut dia, Habib diizinkan masuk ke Manado karena hanya pulang kampung.
Habib Bahar berjanji tidak melakukan dakwah serta kegiatan politik.
Baca: Pasca-aksi Ormas Adat Tolak Habib Bahar & Al-athos, Ini Kata Pendeta, Pastor hingga Ketua MUI
Humiang mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi isu apapun.
"Semua sudah terkendali," kata dia.
Abubakar bin Smith yang juga saudara sepupu Habib Bahar selaku Ketua Panitia Tabligh mengatakan, Habib Bahar datang untuk menghadiri acara haul 7 tahun ayahnya.

Baca: Pdt Sompe Minta Jemaat Tak Reaktif, Habib Bahar: Saya Punya Banyak Teman Pendeta
Sebut dia, pihak keluarga sudah membujuk agar Habib Bahar batal datang ke Manado, karena situasi tidak memungkinkan.
Namun, Habib Bahar berkeras untuk tetap datang ke Manado karena itu haul ayahandanya.
"Dia tidak ceramah dan tidak berpolitik," kata dia.
Menurut dia, Habib Bahar akan pulang pada hari Selasa.
Baca: 7 Fakta di Balik Penolakan pada Habib Bahar & Al-athos di Manado, Alasan Ormas hingga Isi Ceramah

Seperti dberitakan sebelumnya, Habib Muhammad Bahar bin Ali bin Smith dan Habib Muhammad Hanif bin Abdurrahman Al-athos datang ke Manado untuk menghadiri acara Tabligh Akbar Haul Akbar ke 7 Al Habib Ali bin Abdurrahman Smith dan Doa Akbar untuk bangsa Indonesia dan Doa Bersama untuk Palu dan Donggala di Masjid Habib Alwi bin Smith di Kelurahan Karame, Kota Manado, Senin (15/10) malam.
Para aktivis gabungan ormas adat Minahasa mengadang kedua habib itu di Bandara Sam Ratulangi kemarin siang. Mereka meminta keduanya kembali ke Jakarta. Alasannya dua habib itu dinilai intoleran dan anti-NKRI. Mereka tak ingin radikalisme masuk ke Sulawesi Utara. Mereka ingin agar Tanah Toar Lumimuut tetap toleran dan hidup saling menghargai seperti selama ini. (art)
Baca: BREAKING NEWS: Ormas Minahasa Adang Tokoh 212 di Bandara Sam Ratulangi Manado
Baca: Ratusan Personel Polri Jaga Ketat Bandara Sam Ratulangi saat Ormas Adat Minahasa Adang Tokoh 212
Baca: Soal Aksi Penolakan Tokoh 212 ke Manado, Pengamat Sosial Minta Ormas Adat Arif dan Bijaksana