Kenapa Kotoran Telinga Bentuknya Berbeda-beda?
Warna kotoran telinga seperti kuning, oranye, cokelat, bahkan mendekati hitam adalah hal yang normal.
Para ahli mengatakan, beberapa pasien mengalami masalah gendang telinga gara-gara kotoran.
Sampai sekarang, praktisi kesehatan masih menggunakan minyak zaitun atau minyak badam untuk melunakkan kotoran telinga.
Serum tersebut tidak akan membuat gendang telinga rusak. Artinya, mereka yang mengalami masalah pada gendang telinga besar kemungkinan disebabkan oleh diri sendiri, salah satunya dengan menggunakan cotton bud.
Dalam penggunaan cotton bud, Linda mengingatkan agar kita tidak menggunakannya setiap hari. "Jangan setiap hari, karena telinga punya mekanisme pembersihan sendiri," kata Linda.
Pada 2012, peneliti University of Minnesota Medical School, Anjali Vaidya dan Diane J Madlon-Kay menyimpulkan bahwa tak ada satu pun metode pembersihan yang terbukti paling baik, paling aman, atau paling efektif dibanding yang lain.
Pembersihan yang dimaksud adalah mengguanakan pelembut kotoran telinga, pembasahan, atau metode pembersihan lain.
Prosedur ini lebih baik ditangani oleh yang ahli.
Risiko pembersihan telinga
Terlepas dari risikonya, beberapa orang tetap saja menggunakan cotton bud setelah mandi.
Menggosok-gosok telinga menggunakan pembersih berisiko membolongi gendang telinga, atau malah mendorong kotoran telinga masuk lebih dalam.
Kadang-kadang kapas di ujung pembersih bisa lepas, dan berada dalam saluran telinga.
Selain itu, pengobatan alternatif ear candle juga memiliki faktor risiko.
Dalam praktik ini, lilin bolong yang terbuat dari lilin lebah atau parafin ditaruh dekat telinga lalu dibakar.
Idenya, panas di dalam lilin yang bolong tersebut akan menarik kotoran telinga keluar dari saluran telinga, sehingga mudah dibersihkan.
Tak ada bukti yang mendukung praktik ini, dan banyak bukti yang membenarkan bahwa membakar lilin panas di dekat telinga akan membuat sakit dan lebih baik dihindari.