Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kenapa Kotoran Telinga Bentuknya Berbeda-beda?

Warna kotoran telinga seperti kuning, oranye, cokelat, bahkan mendekati hitam adalah hal yang normal.

Editor:
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi 

Dua jenis kotoran telinga ini lebih seimbang komposisinya di kalangan etnis Kepulauan Pasifik, Asia Tengah, Asia Kecil, dan suku asli Amerika serta Inuit.

Bagaimana membersihkan dengan benar?

Masalah yang paling sering dialami dan ditanyakan kebanyakan orang soal kotoran telinga adalah bagaimana cara membersihkannya.

Tak hanya saat ini saja, ternyata masalah ini sudah dirasakan sejak abad pertama Masehi. Dalam bukunya, De Medicina, Aulus Cornelius Celsus dari Romawi menyarankan serangkaian cara untuk menghilangkan kotoran telinga.

"Jika bentuknya serpihan (mungkin merujuk ke jenis kotoran telinga yang kering), tuangkan minyak panas, atau kerak hijau tembaga yang dicampur dengan madu atau jus daun bawang atau sedikit soda dalam anggur madu," katanya.

Saat kotoran mulai mengelupas, buku tersebut menyarankan untuk membilasnya dengan air.

"Tapi jika bentuknya zat lilin (mungkin merujuk ke jenis basah), pakailah cuka yang mengandung sedikit soda, dan ketika kotoran telinganya melunak, maka cuci telinga," tulisnya.

Dia juga mengingatkan agar telinga disuntik dengan castoreum —zat yang keluar dari berang-berang— dicampur dengan cuka dan minyak laurel dan sari kulit radish muda, atau dengan sari mentimum, dicampur daun mawar yang dihancurkan.

Dengan meneteskan jus dari buah anggur yang belum masak dicampur minyak bunga mawar juga bisa melawan ketulian.

Jika dicermati, maka resep ini hanya kedengaran sedikit lebih mudah daripada menggunakan mata salamander sebagai bahan pengobatan, namun sampai sekarang pun dokter masih menggunakan minyak zaitun atau badam untuk melunakkan kotoran telinga sebelum diangkat.

Penyakit karena kotoran telinga

Pada kenyataannya, beberapa orang menderita masalah terkait kotoran telinga yang serius sampai butuh perawatan.

Berdasarkan analisis 2004, ada sekitar 2,3 juta orang di Inggris yang setiap tahun harus ke dokter untuk mengatasi masalah tersebut, dan sekitar empat juta telinga dirawat setiap tahunnya.

Lansia, anak-anak, dan mereka dengan kesulitan belajar sering mengalami masalah akibat dari gangguan kotoran telinga.

Efeknya bisa berakibat pada kehilangan pendengaran, tentu saja, tapi juga menarik diri dari kehidupan sosial dan bahkan paranoia ringan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved