Kisah Nadia Murad, Dipaksa Jadi Budak Seks ISIS hingga Meraih Nobel Perdamaian 2018
Hadiah Nobel Perdamaian 2018 telah diberikan kepada Nadia Murad dan Denia Mukwege pada Jumat (6/10/2018) atas upaya mereka melawan
Dia mengatakan bahwa dunia perlu tahu tentang apa yang terjadi pada Yazidi.
Murad bercerita mengenai genosida dan kejahatan kemanusiaan.
Dia harus memberi tahu penonton tentang Hajji Salman dan saat memperkosa dirinya dan semua kekerasan yang disaksikannya.
Memutusan untuk jujur adalah keputusan paling sulit dalam hidup Murad, namun sekaligus yang paling penting.
Kisahnya yang dikatakan dengan jujur tanpa basa-basi adalah senjata terbaik yang dia miliki untuk melawan terorisme dan berencana menggunakannya sampai para teroris itu diadili.
Pada September 2016, UN Office on Drugs and Crime menunjuknya sebagai duta korban perdagangan manusia yang selamat.
Saat itu, dia juga dinominasikan untuk mendapatkan Nobel Perdamaian.
Murad juga dianugerahi Penghargaan Hak Asasi Manusia Vaclav Havel oleh Dewan Eropa pada tahun 2016.
Dia menyerukan pengadilan internasional untuk menilai kejahatan yang dilakukan ISIS dalam pidato penerimaannya di Strasbourg.
Murad adalah orang Irak pertama yang memenangkan penghargaan, diberi nama duta besar PBB untuk korban selamat perdagangan manusia pada tahun itu.
Dan saat ini, dia telah terpilih menjadi salah satu penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2018.