Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tim Perancis Deteksi Ada Korban Gempa Palu yang Masih Hidup di Reruntutan Hotel

Pihak tim penyelamat Prancis mengatakan, Kamis, kalau mereka telah mendeteksi tanda-tanda kehidupan

Editor: Aldi Ponge
Roni Buol/ Kompas.Com
Tim SAR melakukan evakuasi jasad atlet paralayang yang meninggal saat gempa palu, (01/10/2018) 

Ratusan orang yang terluka dan korban lainnya berbaris di landasan bandara Palu yang rusak parah, berharap untuk melarikan diri naik pesawat militer.

Ketika bantuan dan persediaan mulai berdatangan, ada tanda-tanda kemajuan lain.

Truk sedang mengangkut tiang listrik baru untuk mengganti yang rusak dan memasang kembali kabel.

Para pekerja mengatakan bahwa mereka bermaksud memperbaiki semua kerusakan pada jaringan dan gardu-gardu listrik dan membuat mereka terhubung kembali ke jaringan dalam beberapa hari.

PBB mengumumkan, alokasi $ 15 juta untuk mendukung upaya bantuan, yang mengatakan, lebih dari 200.000 orang sangat membutuhkan bantuan.

Baca: Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Bali Dikritik Kubu Prabowo, Dinilai Terlalu Mewah

Lebih dari 70.000 rumah diperkirakan telah dirusak oleh gempa, dihancurkan oleh tsunami atau ditelan oleh longsoran lumpur.

Ribuan orang tidur di tenda atau di tempat penampungan kasar yang terbuat dari puing-puing, tidak yakin kapan mereka akan dapat membangun kembali.

Banyak menghabiskan hari-hari mereka mencoba untuk mengamankan dasar-dasar seperti air bersih dan bahan bakar untuk generator.

"Tolong, beritahu pemerintah dan LSM jika mereka benar-benar mau membantu kami dengan beberapa makanan, tolong jangan berikan melalui pos komando," kata Andi Rusding, yang berkerumun dengan kerabatnya di bawah kain terpal.

"Lebih baik pergi langsung ke masing-masing dan setiap tenda. Karena, kadang-kadang (barang-barang bantuan) tidak didistribusikan secara merata."

"Sangat sulit untuk menemukan air dan kami tidak punya tempat untuk mandi, tetapi alhamdulillah kami mendapat bantuan dari pemerintah, termasuk pemeriksaan medis," kata Masrita Arifin, yang berkemah beberapa ratus meter (meter) dari rumah keluarganya yang rusak berat.

Nugroho mengatakan, sebagian besar dari mereka yang dikonfirmasi telah dimakamkan.

Korban tewas diperkirakan akan meningkat ketika kru penyelamat menggali dan menyisir puing-puing setelah awalnya diperlambat oleh jalan-jalan yang tidak bisa dilalui dan kerusakan lainnya.

Orang-orang dan alat berat sedang berjuang untuk menemukan korban dari bentangan bumi yang melonjak ke samping karena likuifaksi, sebuah fenomena di mana sebuah gempa bumi berubah menjadi tanah basah yang gembur menjadi lumpur seperti pasir hisap.

Beberapa komunitas musnah ketika rumah tiba-tiba tenggelam ke dalam lumpur, yang sejak itu telah mengeras di bawah sinar matahari tropis.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Tags
gempa
hotel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved