Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Satu Toko Dijaga Dua Orang Tentara: Ekonomi Palu Mulai Menggeliat

Perlahan-lahan kondisi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah mulai pulih usai bencana gempa bumi disertai tsunami. Aktivitas perekonomian

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
(Fabian Januarius Kuwado/KOMPAS.com)
Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas di Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10/2018) sore. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, PALU - Perlahan-lahan kondisi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah mulai pulih usai bencana gempa bumi disertai tsunami. Aktivitas perekonomian sudah mulai terlihat baik di Palu dan Donggala.

Seperti yang terlihat di Pasar Masomba, pasar yang terletak di Kelurahan Lolu, Kecamatan Palu Selatan itu mulai buka sejak hari Kamis. Sejak pagi, pasar itu mulai didatangi warga.

Meski belum seramai pada hari biasa sebelum gempa, di pasar itu warga sudah mulai melakukan transaksi jual-beli. Memang belum banyak pedagang yang membuka lapak, tetapi berbagai kebutuhan dapur warga mulai tersedia. Beras, ayam, daging, ikan, sayuran, bumbu dapur, dan bahan kebutuhan lain mulai dapat dibeli di pasar itu.

Komandan Kompi Posko TNI AD Kabupaten Donggala, Kapten Armed Susetyo Setya Dika telah meminta kepada masyarakat yang memiliki toko untuk membuka dagangannya.

Pasalnya, kata dia, sejauh ini masyarakat memiliki uang yang cukup namun, tidak tahu kemana mereka akan membeli barang. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dia juga menerapkan penjagaan dengan persenjataan lengkap di setiap toko.

"Kami turunkan dua personel setiap toko lengkap dengan persenjataan agar mengurangi hal yang tidak diinginkan," katanya.

Kendati demikian, dia tidak menutup kemungkinan nantinya personel yang diturunkan akan bertambah tergantung pada banyaknya warga yang melakukan transaksi di lokasi itu. Selama hari ini, toko-toko juga dibuka pada pukul 09.00WITA hingga 17.00WITA serta akan terus berlanjut hingga ekonomi benar-benar pulih.

"Kami beranggapan kalau ekonomi harus segera pulih, sehingga pemilik toko kami imbau untuk membuka tokonya dan urusan keamanan, kami yang akan mengawal," katanya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta SPBU di Palu menjual bensin secara eceran. JK mengatakan BBM dijual menggunakan ukuran liter dengan drum minyak.

"Bikinkan corong seng saja, jadi bikin 10 di satu SPBU, cepat, antreannya bisa setengah jam. Daripada enam jam antre orang, bisa bikin marah lagi orang," ujar Jusuf Kalla. Hal tersebut agar konsumen tak mengantre berjam-jam akibat listrik mati.

Selain itu ia meminta petugas tak membatasi jumlah pembelian BBM. Serta tidak melarang untuk menjual lagi, asal tidak mengambil untung banyak.

"Kalau pun dia jual lagi, itu tidak apa-apa, biarkan saja. Rakyat juga perlu makan. Biar saja dijual, paling tinggi dia tambah Rp1 ribu. Ya tidak mungkin kan dia minum, tidak mungkin dia buang," ujar Jusuf Kalla.

Diketahui warga di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah mulai dibatasi untuk membeli BBM. Satu unit mobil, menurut seorang warga, hanya diperbolehkan membeli BBM seharga Rp 100 ribu.

Lain lagi di Kota Palu. Antrean begitu mengular hingga beberapa puluh meter. Seorang warga bernama Didu mengaku harus mengantre sejak Kamis (4/10) pagi hanya untuk empat jeriken bensin. Meski, kata dia, petugas SPBU hanya memperbolehkan seorang warga membeli satu jerigen bensin saja.

"Ya sama adik, sama kakak juga, sama istri biar jadi empat dirigen bensin. Kan satu orang satu jerigen saja," tukasnya saat ditemui di SPBU Imam Bonjol, Palu. BBM itu lanjutnya, akan digunakan mengisi bahan bakar kendaraan sebagai alat transportasi mengambil bantuan dan aktivitas lain.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved