Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ratna Sarumpaet Belum Boleh Dijenguk: Terima Rp 70 Juta dari Pemprov DKI

Setelah ditangkap Polda Metro Jaya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (4/10) malam, Ratna Sarumpaet belum boleh dijenguk keluarganya.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA
Ratna Sarumpaet 

"Dia mengirim foto ke saya, kepada ajudan Prabowo, Said Iqbal, ditulis 'off the record' pada 21 September malam," ucap Fadli di media center Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat. Setelah menerima foto itu, lanjut Fadli, dia langsung menanyakan kepada Ratna siapa sosok bewajah lebam tersebut.

"Saya bisa tunjukkan WA saya sama RS (Ratna Sarumpaet). Kalau misalnya ada yang menyadap, buka saja sadapannya. Saya langsung katakan itu siapa, karena saya nggak kenal. Itu aku, kata Ratna," ungkapnya.

Membaca jawaban Ratna, Fadli Zon menghubunginya via telepon. Dalam percakapan itu, Ratna kemudian mengaku dianiaya.
"Langsung saya telepon. Lho mengapa Bu Ratna? Saya dianiaya (jawaban Ratna). Kapan terjadinya, terus mengapa baru sekarang?

Mengapa nggak lapor polisi," Fadli Zon. Cerita berlanjut pada 30 September 2018. Fadli secara langsung mengunjungi Ratna di kediamannya, Jalan Kampung Melayu Kecil 5, Tebet, Jakarta.

Ikut dirugikan

Ia mendatangi rumah Ratna sekira pukul 15.00 WIB setelah menghadiri penyambutan obor Asian Para Games di Gedung DPR.

"Saya mendengarkan kronologi yang diceritakan Bu RS. Saya anjurkan lapor ke polisi, buat visum, ini harus diungkap ke publik karena membahayakan. Saya lihat secara fisik lebam-lebam. Terus waktu sebelum saya ke luar dari rumahnya, dia bilang, aku sangat down, saya nggak terima perlakuan negara ini kepada saya. Itu kata dia," beber Fadli.

Fadli mengaku berulang kali meminta Ratna melapor ke polisi dan melakukan visum. Namun, ungkap Fadli, Ratna tidak mau kasus penganiayaan itu menjadi konsumsi publik.

"Tiba-tiba Selasa pagi dan Senin malam banyak beredar foto-foto itu di WhatsApp. Saya nggak tahu dari mana beredarnya kabar RS dianiaya," kata Fadli.

Fadli kemudian menelepon Ratna. "Saya tanya Bu Ratna ini foto sudah beredar, sudah ada beritanya, bagaimana ini saya harus menjawab. Akhirnya dia bilang silakanlah,'" lanjut Fadli.

Kemudian, berita bohong itu menjadi 'bola liar'. Fadli mengungkapkan Ratna meminta bertemu Prabowo Subianto, dan tokoh lainnya, seperti Amien Rais dan Said Iqbal. "Ia menceritakan kembali apa yang terjadi. Tentu Pak Prabowo merasa terusik. Pak Prabowo ini orang yang selalu berusaha membela kalau ada yang meminta bantuan,"ucap Fadli.

Fadli, Prabowo, dan tim pemenangannya percaya, mengingat Ratna memiliki reputasi baik. Menurut Fadli, Prabowo juga berulang kali meminta Ratna melapor ke polisi.

"Oleh karena itu, Pak Prabowo kemudian menggelar konferensi pers. Ini bukan suatu skenario yang kami tahu. Kami tidak tahu ini sebuah kebohongan. Setelah itu Pak Prabowo menulis surat untuk Kapolri, meminta waktu dan meminta ini diselidiki," ungkap Fadli.

Fadli mengaku tak menyangka pengakuan Ratna tersebut ternyata sebuah kebohongan. Pihaknya ikut merasa dirugikan atas cerita bohong yang dibuat oleh Ratna Sarumpaet.

"Kita kalah, aktingnya dahsyat sekali. Nah tinggal ditelusuri saja di belakang ini apa. Saya setuju polisi melakukan penyelidikan. Apa motifnya, yang transparan semua, jelas," ujar Fadli. (tribunnetwork/tim)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved