Pengungsi Korban Gempa Hanya Makan Pisang
Korban gempa bumi yang hidup pengungsian kini merana. Mereka harus makan seadanya karena stok logistik sangat tipis.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Untuk makanan, para korban membutuhkan mie instan cup, biskuit, roti kering, susu, abon, kornet, dendeng, minyak goreng, bumbu dapur, kopi, gula, serta makanan bayi. Terakhir, mereka juga membutuhkan perlengkapan dan peralatan mandi dan makan.
"Kebutuhan sehari-hari diperlukan, ini kebutuhan sangat mendesak," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho. Ia pun menjelaskan, pemerintah juga kini tengah mendorong agar bantuan lain berupa uang.
"Dalam hal ini pemerintah mendorong bantuan banyak yang kita belanjakan di Makassar dan kemudian kita angkut dengan pesawat Hercules untuk kemudian ditempatkan di gudang bandara dan kita bagikan kepada masyarakat," kata Sutopo.
Ia mengimbau kepada para relawan baik dari lembaga swadaya masyarakat untuk selalu melapor ke posko tanggap darurat yang berada di Makorem Palu.
"Karena relawan baik dari NGO (LSM) maupun masyarakat kita imbau mereka untuk selalu lapor ke posko tanggap darurat yang ada di Makorem Palu untuk kemudian kita arahkan dan apa yang perlu dibawa ke sana," kata Sutopo.
Teriak Minta Makanan
Fitri Leonica berhasil dievakuasi setelah bertahan hidup dibawah reruntuhan bangunan yang ambruk akibat guncangan gempa yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah. Tubuh wanita berusia 25 tahun itu tampak lemas lantaran terjepit reruntuhan bangunan serta tidak makan dan selama tiga hari.
Fitri baru berhasil dievakuasi pada Minggu (30/9). Proses evakuasi berjalan cukup memakan waktu, evakuasi yang dimulai sejak Pukul 16.30 Wita, fitri baru bisa dikeluarkan dari runtuhan bangunan tepat Pukul 20.00 wita.
Fitri merupakan seorang tamu hotel Roa-roa, Kota Palu, Sulawesi Tengah yang datang bersama suaminya. Sementara itu, suaminya meninggal dunia karena tertimpa beton bangunan hotel yang runtuh ketika terjadi gempa. Tubuh Wanita asal Provinsi Lampung itu tampak penuh luka bekas reruntuhan bangunan.
Air mata Fitri tumpah saat berhasil dievakuasi keluar dari runtuhan bangunan. Suaminya sudah meninggal dan belum dapat dievakuasi karena terkendala alat berat. Usai dievakuasi Fitri langsung diperiksa sejenak oleh tim dokter, kemudian dibawa ke
Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan intensif. Tampak sejumlah luka pada kedua tangan dan kaki Fitri akibat tertimpah runtuhan beton.Fitri dievakuasi dari kamar 209 Hotel Roa-roa.
Fitri ditemukan karena teriak-teriak minta air dan makanan. Belum diketahui apakah korban mengalami patah tulang atau tidak.
Namun ia tampak sangat lemas atau tak berdaya ketika berhasil dievakuasi oleh tim penyelamat.
Fitri adalah korban ketujuh yang berhasil dievakuasi dengan selamat dari runtuhan bangunan Hotel Roa-roa. Sementara dua korban meninggal dunia juga berhasil dievakuasi. (Tribun Network/dam/nur/wly)