Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Sulawesi Tengah

Kisah 2 Atlet Paralayang Sulut Sebelum Tewas di Tsunami Palu, Gleen Bilang Lelah, Gelagat Petra Aneh

Gleen Mononutu (20) dan Petra Mandagi, atlet Paralayang asal Sulawesi Utara yang hilang saat tsunami Palu telah dipastikan meninggal dunia.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/INSTAGRAM/KOMPAS.COM
Suasan rumah duka Gleen Mononutu, Petra Mandagi saat membagikan selfi sebelum terjadi gempa, dan Tim SAR melakukan evakuasi jasad atlet paralayang yang meninggal saat gempa palu, (01/10/2018) 

Grace dan anaknya menangis tersedu-sedu. Usai doa, keluarga lantas mempersiapkan ruangan untuk ibadah duka.
Pertama kali foto Petra diturunkan. Tangis kembali pecah.

Baca: Inilah 5 Daerah di Indonesia yang Bisa Bangkit Kembali Setelah Mengalami Musibah Bencana Alam

“Aduh kasiang, pe gaga sekali do ngana Glen (aduh kasihan, tanpan sekali kamu Glen) ,” seru beberapa anggota keluarga saat dilihat foto Glen tengah berparalayang.

Sesaat setelah terkonfirmasi kabar meninggalnya Petra Mandagi, keluarga langsung berkumpul di kediaman Petra di Desa Kalasey I, Senin malam.

Keluarga, tetangga, teman, sahabat, sanak saudara berkumpul dan langsung membangun tenda duka. Suasana rumah duka ramai oleh para pelayat, meski jenazah korban masih berada di Palu.

Warga pun langsung melakukan ibadah penghiburan bagi keluarga. Baru tenda yang dipasang beserta tempat duduk, belum ada bangsal duka di dalam rumah. 

Kesedihan tampak pada para pelayat. Ibunda Petra Mandagi tetap melayani para pelayat, meski terlihat lemah dan mata sembab.

Tujuh atlet paralayang yang belum ditemukan ini satu orang bernama Dong Jin asal Korea. Sisanya adalah atlet Indonesia yakni Reza Kambey, Ardi Kurniawan, Fahmi Malang dan Franky Kowaas. Reza Kambey dan Ardi Kurniawan adalah dua atlet yang ikut dalam Pelatnas Asian Games 2018.

Selain kelima atlet ini, ada tiga orang pendamping kegiatan (helper) yang juga belum ditemukan, diduga masih tertimbun reruntuhan Hotel Roa-Roa Palu.

Baca: Donggala Kembali Diguncang Gempa 5,3 SR Pagi Ini Tak Berpotensi Tsunami

Sebelumnya, Senin (1/10) pukul 00.00, Timothy menerima kue ulang tahun dari sejumlah anggota keluarganya di Kelurahan Winangun. Tak seperti layaknya perayaan ulang tahun yang dipenuhi kegembiraan, acara kali itu berlangsung lirih.

Grace, ibu Glen dan Timothy yang menyerahkan kue ulang tahun terlihat meneteskan air mata. Ia kemudian memeluk Timothy. Mata Timothy juga basah dengan air mata.

Keluarga memang sedang dirundung malang.

Glen, adik Timothy masih hilang dalam bencana gempa dan tsunami di Palu. Glen adalah atlet paralayang Sulut yang menginap di Hotel Roa Roa Palu.

Hotel tersebut runtuh saat gempa. 

Timothy kepada Tribun, Senin siang, mengaku tak bisa menahan tangis kala diserahi kue ulang tahun. “Rasanya sedih, saya ulang tahun tapi keadaan adik masih belum diketahui,” kata dia.

Baca: Hasil Timnas Indonesia Vs Australia Piala AFC U-16 Skor 2-3, Garuda Gagal ke Piala Dunia

Biasanya, kata dia, sekeluarga selalu merayakan ulang tahun bersama. Prosesinya adalah memberi kue ulang tahun di malam pergantian hari. Timothy mengatakan, hubungan ia dan adiknya sangat dekat. “Ia kuliah di Jakarta,” kata dia.
Di hari ulang tahunnya, Timothy berdoa agar sang adik bisa selamat. “Pinta saya pada Tuhan agar adik saya bisa selamat,” kata dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved