Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kerek Penjualan, Timah Properti Pasarkan Tipe Kecil

PT Timah Karya Persada Properti berupaya mendongkrak penjualan di tengah pelambatan pasar properti. Salah satu strateginya

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
tribunnews
Lokasi tambang Freeport 

Adanya ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang berlanjut hingga tahun depan juga membuat pamor emas sebagai salah satu aset lindung nilai memudar. Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, harga emas berpotensi turun hingga ke level US$ 1.173 per ons troi dalam jangka pendek.

Jika harga emas berada pada level tersebut, ia menyarankan investor melakukan pembelian. Karena investor berpotensi mendapatkan keuntungan yang tinggi saat harganya mulai naik.

Menurut Ibrahim, harga emas bisa menanjak di akhir tahun, meski cenderung terbatas. "Prediksinya paling tidak kembali ke US$ 1.200 per ons troi. Harga keluar dari area US$ 1.100 itu sudah cukup bagus buat harga emas nanti," papar dia.
Ibrahim memprediksi, hari ini harga emas bergerak dengan rentang US$ 1,172 ,80-US$ 1,190,40 per ons troi.

Kenaikan suku bunga The Federal Reserve untuk ketiga kalinya sepanjang tahun ini kembali menekan harga emas global. Seiring dengan penguatan mata uang dollar Amerika Serikat (AS), harga si kuning berpotensi sulit kembali naik ke atas level US$ 1.200 per ons troi.

Jumat (28/9), harga emas kontrak pengiriman Desember 2018 di Commodity Exchange memang berhasil menguat 0,74% ke US$ 1.196,20 per ons troi. Namun, bila dihitung sepekan terakhir, posisi komoditas safe haven ini masih terdepresiasi 0,42%.

Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi mengatakan, harga emas cenderung bergerak dalam pola sideways. "Sebelum keputusan The Fed harga emas cukup stabil," ujar dia.

Selain gara-gara kenaikan suku bunga, dollar AS juga menguat karena didukung data ekonomi yang solid. Misal, pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam di kuartal II-2018 mencapai 4,2% secara year on year. Ini pertumbuhan ekonomi tertinggi AS sejak kuartal III-2014.

Tak heran, harga emas masih sulit menanjak ke atas US$ 1.200 per ons troi. Apalagi, "The Fed masih cukup hawkish dan masih berencana menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali lagi," tambah Dini.

Potensi investasi

Adanya ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang berlanjut hingga tahun depan juga membuat pamor emas sebagai salah satu aset lindung nilai memudar. Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, harga emas berpotensi turun hingga ke level US$ 1.173 per ons troi dalam jangka pendek.

Jika harga emas berada pada level tersebut, ia menyarankan investor melakukan pembelian. Karena investor berpotensi mendapatkan keuntungan yang tinggi saat harganya mulai naik.

Menurut Ibrahim, harga emas bisa menanjak di akhir tahun, meski cenderung terbatas. "Prediksinya paling tidak kembali ke US$ 1.200 per ons troi. Harga keluar dari area US$ 1.100 itu sudah cukup bagus buat harga emas nanti," papar dia. Ibrahim memprediksi, hari ini harga emas bergerak dengan rentang US$ 1,172 ,80-US$ 1,190,40 per ons troi. (Dina Mirayanti Hutauruk/Grace Olivia Sihombing/Agung Hidayat)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved