Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Sulteng

Inilah Laporan KARINA Terkait Penanganan Pasca-Gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala

KARINA, Pelayanan Kemanusiaan Konferensi Waligereja Indonesia yang membantu di Palu memberikan laporan situasi di Palu

Penulis: | Editor: David_Kusuma
Istimewa
KARINA 

TRIBUNMANADO.CO.ID, PALU - KARINA, Pelayanan Kemanusiaan Konferensi Waligereja Indonesia yang membantu di Palu memberikan laporan situasi di Palu.

Laporan ini dikirimkan Pastor Joy Derry, Ketua Komisi PSE Keuskupan Manado, 2 Oktober 2018

"Laporan Situasi Gempa bumi M 7,4 dan Tsunami di Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Tempat Kejadian: Pulau Sulawesi, Tanggal Bencana : 28-29 September 2018, Tanggal Pelaporan : 1 Oktober 2018 pukul 19.00, Disusun oleh Th. Kushardini, sumber BNPB, Caritas Makassar, Caritas Manado," demikian awal laporan

Laporan mengatakan telah terjadi rangkaian gempa berkekuatan besar yang terjadi secara terus menerus di wilayah
Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat, 28 September 2018.

Gempa susulan masih terjadi pada tanggal 29 September, hingga pukul 15.00 WIB tercatat sebanyak 131 event, dirasakan 5 MMI.

"Per 30 September pukul 12:00 WIB, tercatat sebanyak 209 aktivitas kegempaan. Lalu hari ini, 1 Oktober sebanyak 254 kali aktivitas kegempaan. Sampai dengan tanggal 30 September, jaringan listrik, air (PDAM), dan SPBU masih belum berfungsi," lanjutnya.

Jaringan pipa air bersih rusak dan membuat orang kekurangan air bersih.

Penduduk yang berada di bukit-bukit sudah mulai turun dan bergabung ke pos pengungsi.

"Kemudian masih banyak pasar dan toko yang tutup. Jalan darat satu-satunya yang dipakai dari Makassar ke Palu adalah melalui Pasangkayu dan Donggala," kata Kushardini dalam laporan

Jalan darat ini dipakai untuk semua kegiatan pemberian bantuan makanan, obat-obatan dan barang-barang lainnya.

Kondisi jarak yang jauh dari Makassar dan Manado, kelangkaan BBM dan akses komunikasi yang terbatas, membuat kesulitan tim Caritas Keuskupan Agung Makassar dan Komisi PSE Manado untuk segera tiba di lokasi terdampak dan melakukan respons.

"Mereka berangkat dari Makassar pada hari Sabtu (29/9) dan sampai dengan hari ini mobil yang mereka kendarai belum tembus sampai ke Palu," demikian tertulis.

Kendala ini juga dihadapi oleh hampir semua lembaga yang memberikan bantuan-bantuan
kemanusiaan. Korban bencana yang ada di Palu dan sekitarnya dipindahkan ke beberapa rumah sakit di Makassar
dengan pesawat Hercules.

"Akibatnya akan terjadi penumpukan pasien di sana. Maka diperlukan perhatian khusus, juga di rumah sakit-rumah sakit dan asrama haji yang menampung limpahan pasien dan pengungsi," katanya.

Laporan mengatakan, banyaknya korban meninggal dunia disebabkan oleh karena tertimpa reruntuhan bangunan akibat
gempa dan tsunami.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved