Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ayah Gleen Mononutu tak Kuasa Tahan Tangis saat Antar Jenazah Atlet Paralayang itu

Bartolomeus Mononutu, ayah Gleen Monunutu tiba bersama jenazah anaknya di Bandara Sam Ratulangi

Penulis: Ryo_Noor | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/RYO NOOR
Ayah Gleen Mononutu Tak Kuasa Tahan Tangis saat Antar Jenazah Atlet Paralayang itu 

Sesaat setelah terkonfirmasi kabar meninggalnya Petra Mandagi, keluarga langsung berkumpul di kediaman Petra di Desa Kalasey I, Senin malam.

Keluarga, tetangga, teman, sahabat, sanak saudara berkumpul dan langsung membangun tenda duka. Suasana rumah duka ramai oleh para pelayat, meski jenazah korban masih berada di Palu.

Warga pun langsung melakukan ibadah penghiburan bagi keluarga. Baru tenda yang dipasang beserta tempat duduk, belum ada bangsal duka di dalam rumah. 

Kesedihan tampak pada para pelayat. Ibunda Petra Mandagi tetap melayani para pelayat, meski terlihat lemah dan mata sembab.

Tujuh atlet paralayang yang belum ditemukan ini satu orang bernama Dong Jin asal Korea. Sisanya adalah atlet Indonesia yakni Reza Kambey, Ardi Kurniawan, Fahmi Malang dan Franky Kowaas. Reza Kambey dan Ardi Kurniawan adalah dua atlet yang ikut dalam Pelatnas Asian Games 2018.

Selain kelima atlet ini, ada tiga orang pendamping kegiatan (helper) yang juga belum ditemukan, diduga masih tertimbun reruntuhan Hotel Roa-Roa Palu.

Sebelumnya, Senin (1/10) pukul 00.00, Timothy menerima kue ulang tahun dari sejumlah anggota keluarganya di Kelurahan Winangun. Tak seperti layaknya perayaan ulang tahun yang dipenuhi kegembiraan, acara kali itu berlangsung lirih.

Grace, ibu Glen dan Timothy yang menyerahkan kue ulang tahun terlihat meneteskan air mata. Ia kemudian memeluk Timothy. Mata Timothy juga basah dengan air mata.

Keluarga memang sedang dirundung malang.

Glen, adik Timothy masih hilang dalam bencana gempa dan tsunami di Palu. Glen adalah atlet paralayang Sulut yang menginap di Hotel Roa Roa Palu.

Hotel tersebut runtuh saat gempa. 

Timothy kepada Tribun, Senin siang, mengaku tak bisa menahan tangis kala diserahi kue ulang tahun. “Rasanya sedih, saya ulang tahun tapi keadaan adik masih belum diketahui,” kata dia.

Biasanya, kata dia, sekeluarga selalu merayakan ulang tahun bersama. Prosesinya adalah memberi kue ulang tahun di malam pergantian hari. Timothy mengatakan, hubungan ia dan adiknya sangat dekat. “Ia kuliah di Jakarta,” kata dia.
Di hari ulang tahunnya, Timothy berdoa agar sang adik bisa selamat. “Pinta saya pada Tuhan agar adik saya bisa selamat,” kata dia.

Glen ternyata sudah memilih kuburannya. Perwakilan keluarga James Sela mengatakan, Glen pernah menyatakan akan dikuburkan di Desa Leilem, Kecamatan Sonder, Minahasa. “Setahun lalu sewaktu berkunjung ke Leilem, ia sempat katakan jika wafat akan dikubur di samping neneknya. Itu wasiatnya,” kata dia.

Menurut Sela, Glen kuliah di Jakarta. Ia tengah menyusun skripsi. Ungkap dia, payung yang dibawa Glen masih baru pemberian ayahnya.

Hingga Senin (1/10) malam, belum ada kabar tentang nasib Frangky Kowaas, salah satu atlet paralayang yang hilang di Hotel Roa Roa.

Selvi Sekeon, ibu mertua Frangky kala ditemui Tribun Senin di rumah kediamannya beralamat Ranotana mengatakan, pihaknya masih menanti kabar tentang Frangky.

“Istri Frangky berada di sana. Ia mengikuti langsung evakuasi bersama tim paralayang,” kata dia.

Menurut dia, sejumlah rekan Kowaas berinisiatif mencarinya di Palu. Mereka berangkat secara swadaya.
“Ada dari ormas adat, dari pecinta alam juga ada, semua berangkat karena terdorong menemukan Kowaas, ada yang lewat darat, ada pula yang lewat laut, tak peduli sulit mereka berangkat ke sana,” kata dia.

Menurut dia, Kowaas memang punya pergaulan luas hingga banyak yang bersimpati kepadanya. Ungkap dia, keluarga saban hari menggelar doa keselamatan Kowaas. 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved