Jejak Penerjun sebelum Gempa-Tsunami: Petra Mandagi Sempat Abadikan Kota Palu dari Udara
Petra Nathaniel Mandagi (35), satu dari 34 penerjun paraglider nasional sempat mengabadikan Teluk Palu Jumat petang.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Tita Dalanggo misalnya. Gadis Kelahiran Bai Boltim 3 Desember 1998 ini mengaku sangat sedih mendengar kabar bencana tersebut.
“Sebagai manusia pasti saya ikut merasakan kesedihan atas bencana, musibah yang menimpa saudara-saudara kita yang ada disana,” ujar warga Bai, Kecamatan Nuangan, Kabupaten Boltim ini kepada tribunmanado.co.id, Minggu (30/9/2018) malam.
Tita mengatakan, terus berdoa agar saudara korban bencana akan tabah menghadapi cobaan ini. “Semoga saudara kita bisa tabah atas musibah tesebut. Mari kita semua memberikan bantuan uang atau pakaian ataupun yang lainnya untuk keperluan mereka,” ujar cewek yang suka menyanyi ini.
Dia berharap kedepan agar semua dapat lebih banyak lagi mengingat Tuhan. “Ini juga sebagai teguran untuk kita semua agar kita tidak bersifat duniawi,” ujar Tita.

Adel dan Pasha Tidur di Pengungsian
Ramai beredar foto Wakil Wali Kota Palu Sigit Purno Syamsudin atau Pasha ‘Ungu’ dan istrinya Adelia Wilhelmina tengah tertidur di tenda pengungsian usai tragedi gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulteng.
Sang manajer Adelia, Diego Christian, juga membenarkan hal tersebut. Serta menyebut bahwa Adel dan Pasha sudah menginap di tenda sejak malam pertama usai kejadian gempa dan tsunami. “Mulai dari malam pas kejadian dia langsung ke tenda pengungsian,” ujarnya pada Minggu (30/9/2019).
Bahkan Adelia tak membawa apa-apa dari rumahnya itu dikarenakan panik usai kejadian tersebut. Hal itu terbukti dari baju yang dikenakan Pasha di foto yang beredar. Vokalis Ungu itu terlihat tampil dengan baju seragam PNS nya saat tidur di sebelah Adelia.
Diego juga menyebut keadaan rumah Adelia dan juga barang-barang di dalamnya usai gempa tersebut. “Ada beberapa barang di rumahnya yang jatuh dan rusak tapi belum sampai hancur gitu juga sih rumahnya. Tapi ya nggak aman gtu kalo tidur di sana, takut waktu tidur ada gimana-gimana. Makanya dia milih di tenda pengungsian,” terangnya. (tribun/dik/dtc)