Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Warga Palu Kelaparan dan Stok Makanan dan Air Menipis

Aksi penjarahan toko, bahkan SPBU di Kota Palu Sulawesi Tengah oleh warga terus terjadi usai bencana gempa 7,4 SR disusul gelombang tsunami.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Dok Humas Kantor SAR Palu
Tim SAR menemukan salah satu korban meninggal dunia dari reruntuhan Hotel Roa Roa Palu akibat gempa, Minggu (30/9/2018). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Aksi penjarahan toko, bahkan SPBU di Kota Palu Sulawesi Tengah oleh warga terus terjadi usai bencana gempa 7,4 SR disusul gelombang tsunami. Bahkan saat tim Tribun mengabadikan gambar penjarahan di SPBU di jantung kota Palu, warga sempat melarang hal tersebut.

Salah satu warga Palu yang tidak mau disebutkan identitasnya mengaku, aksi penjarahan ini sudah berlangsung dari Sabtu (29/9) malam. "Sudah dari malam penjarahan warga, belum ada yang ditangkap. Kalau SPBU yang dijarah di jalan Ki Hajar Dewantara sama jalan M. Yamin," kata warga itu.

Aksi penjarahan SPBU dan toko-toko di Palu ini terjadi pasca gempa bumi dan tsunami yang menghantam kota Palu, hingga ratusan orang meninggal dunia. Warga tidak hanya menyasar toko-toko dan SPBU, tapi warga yang diketahui masih terbilang muda juga menjarah mesin ATM di beberapa titik di Palu.

Bahkan di SPBU Jalan Kartini kota Palu warga saling berebut mengisi BBM yang dijarah. Mereka mengambil BBM dengan botol air mineral ukuran satu liter hingga dirigen besar bahkan galon besar. Mereka terpaksa menjarah untuk kebutuhan akomodasi kendaraan untuk mencari keluarga yang hilang dan membantu evakuasi korban.

Sementara itu minimarket dekat Hotel Blue Western, Kota Palu juga tidak luput dari aksi penjarahan warga. Mereka saling berebut masuk untuk mengambil makanan dan minuman. Terlihat beberapa orang dari mereka menggotong kardus besar mi instan, air mineral dan sebagainya.

Salah seorang warga mengatakan ia terpaksa melakukan hal tersebut lantaran stok logistik yang minim karena gempa bumi dan tsunami. "Makanan tertimbun semua stok kita habis,"kata salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengklarifikasi berita yang menyebutkan bahwa pemerintah mengizinkan warga mengambil barang dari toko-toko pasca terjadinya gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Tjahjo kemudian menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Tjahjo mengatakan saat ini dirinya berada di Kota Palu. Dan saat penjarahan terjadi dirinya sedang berada di sekitar area bandara.

Dalam rapat dengan Pemda setempat, dirinya meminta Gubernur Sulawesi Tengah agar secepatnya membantu masyarakat yang sedang butuh bantuan, terutama makanan dan minuman.

"Dalam rapat saya minta Pemda memfasilitasi pembelian minuman dan makanan di toko yang menjual. Berikan dulu kepada pengungsi dan yang dirawat di rumah sakit," ujar Tjahjo.

"Cari yang punya toko dibeli dulu dan saya minta pengawalan satpol pp dan polri, kemudian bagikan makanan tersebut," ujarnya.
Tjahjo juga meminta kepada Gubernur Sulawesi Tengah untuk bergotong royong membeli minuman dari toko yang tutup.

Tjahjo menyatakan, dirinya turut bergotong royong menyumbang dana untuk membeli makanan dan minuman karena situasi darurat, apa yang bisa dikerjakan untuk menolong warga.

"Kondisi darurat makan minum belum masuk. Ya bantu masyarakat yang perlu makan minum. Dan saya minta langsung ke Gubernur untuk beli minuman dari toko yang tutup uang gotong royong. Mendagri ikut beli juga," ujarnya. Intinya, menurut Mendagri, saat ini kondisinya serba darurat, penanganan yang cepat amat diperlukan.

Apapun yang bisa dilakukan untuk meringankan warga, harus segera dilakukan. Soal foto-foto yang menampilkan warga menaiki truk tangki untuk mengambil bahan bakar minyak (BBM), Tjahjo Kumolo mengatakan aksi itu disebabkan listrik mati sehingga tidak ada cara untuk menyalurkan BBM kepada pembeli.

Pengusaha Ritel Kecewa

Ketua Umum DPP Aprindo Roy N Mandey menyayangkan adanya aksi penjarahan warga di beberapa minimarket di Kota Palu dan Donggala.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved