Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Donggala 200 Kali Lebih Dahsyat dari Bom Atom Hiroshima

Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT Wahyu W Pandoe menyebut, gempa Donggala, Sulawesi Tengah dengan magnitude 7,4

Editor: Lodie_Tombeg
@Twitter Sutopo
Rumah terseret air lumpur di Palu 

TRIBUNMANADO.CO.ID, PALU - Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT Wahyu W Pandoe menyebut, gempa Donggala, Sulawesi Tengah dengan magnitude 7,4 memiliki energi sekitar 2,5x10^20 Nm yang setara dengan 3x10^6 Ton-TNT atau 200 kali bom atom Hiroshima.

Wahyu, seperti tertulis dalam siaran pers Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di Jakarta, Sabtu, menyatakan berdasar simulasi model analitik-numerik, Kota Palu-Kabupaten Donggala dan sekitarnya mengalami deformasi vertikal berkisar antara -1,5 sampai 0,50 meter.

"Daratan di sepanjang pantai di Palu Utara, Towaeli, Sindue, Sirenja, Balaesang, diperkirakan mengalami penurunan 0,5-1 meter dan di Banawa mengalami penaikan 0,3 sentimeter," kata Wahyu.

Gempa bumi ini berpusat di darat dengan sekitar 50 persen proyeksi bidang patahannya berada di darat dan sisanya di laut. "Komponen deformasi vertikal gempa bumi di laut ini yang berpotensi menimbulkan tsunami," katanya.

Dia menambahkan, berdasarkan hasil model, tinggi tsunami di sepanjang pantai mencapai antara beberapa sentimeter hingga 2,50 meter.

Menurut Wahyu, tsunami berpotensi lebih tinggi lagi karena efek turunnya daratan di sekitar pantai dan amplifikasi gelombang akibat batimetri serta morfologi teluk.

"Masyarakat perlu waspada atas gempa bumi susulan dan potensi keruntuhan infrastruktur atau bangunan di sekitarnya, serta terus memantau dan mengikuti informasi dari otoritas resmi BMKG/BNPB/BPBD setempat," imbaunya.

Disebutkan pula, untuk mengantisipasi kejadian gempa, BPPT juga telah memiliki produk teknologi Sijagat untuk mengkaji keandalan gedung bertingkat terhadap ancaman gempa dan Sikuat untuk memantau kondisi gedung bertingkat terhadap ancaman gempa.

BPPT juga telah merilis Rumah Komposit Polimer Tahan Gempa yang menjadi solusi bangunan pascagempa karena menekankan kepada kekuatan bangunan melalui teknologi polimer dan kecepatan pembangunan.

Rumah tersapu tsunami hingga ke jalan raya di Donggala
Rumah tersapu tsunami hingga ke jalan raya di Donggala (kompas.com)

Basarnas: Ada 50-60 Orang Masih Tertimbun di Reruntuhan Hotel Roa Roa

Kepala Badan SAR Nasional ( Basarnas) M Syaugi mengatakan bahwa proses evakuasi masih dilakukan di Hotel Roa-roa di Jl. Patimura, Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang ambruk akibat diguncang gempa bermagnitudo 7,4 pada Jumat (28/9/2018).

Menurut Syaugi, diduga masih banyak tamu hotel yang tertimbun di bawah reruntuhan.

"Informasi dari manajer hotel. Kurang lebih 50-60 orang belum dievakuasi dalam reruntuhan bangunan ini. Namun beberapa sudah kita evaluasi ada yang selamat dan meninggal dunia," katanya , Minggu (30/9/2018).

Syaugi sempat meninjau sejumlah sudut hotel yang diperkirakan masih terdapat korban yang tertimbuh runtuhan bangunan beton.

"Bangunan ini ambruknya betul-betul kolaps. Bisa saja ada yang masih hidup, tapi belum bisa selamat karena belum ada alat berat," ungkap Syaugi. Dia mengatakan, sejak kemarin Basarnas sudah memulai pencarian korban di Hotel Roa Roa.

Namun, menurut Syaugi, upaya tersebut berjalan maksimal karena tidak tersedia alat berat.

"Kami butuh alat berat eskavator karena kami tidak bisa maksimal kalau bukan alat berat. Kemudian kalau personel masuk risiko karena getaran masih selalu terasa," tuturnya.

Syaugi berharap, pemerintah setempat bisa membantu evakuasi secara maksimal dengan menyediakan alat berat.

"Pemerintah harus sedikan alat berat. Yah kalau bisa dipinjamkanlah karena kasihan kalau masih ada yang hidup. Ini persoalan waktu jangan sampai meninggal karena lemas," ujarnya.

Lanjutkan membaca artikel di bawah Video Pilihan Sejauh ini, lanjut dia, Basarnas sudah mengerahkan 260 orang personel yang tersebar di lima titik di Kota Palu, Sigi dan Donggala.

Kondisi Kota Palu pascaditerjang tsunami dan diterjang gempa bumi, Sabtu (29/09/2019).
Kondisi Kota Palu pascaditerjang tsunami dan diterjang gempa bumi, Sabtu (29/09/2019). (TRIBUNNEWS)

Begini Kronologi Gempa dan Tsunami Palu-Donggala

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan kronologi gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).

Menurut Sutopo, gempa pertama kali mengguncang Donggala pukul 14.00 WIB. Gempa tersebut berkekuatan magnitudo 6 dengan kedalaman 10 km.

Akibat gempa itu, satu orang meninggal dunia, 10 orang luka, dan puluhan rumah rusak di Kecamatan Singaraja, Kabupaten Donggala.

Setelah itu, gempa kembali terjadi pukul 17.02 WIB dengan kekuatan yang lebih besar, yaitu magnitudo 7,4 dengan kedalaman yang sama, 10 km di jalur sesar Palu Koro.

Menurut Sutopo, gempa tersebut tergolong gempa dangkal dan berpotensi memicu tsunami.

"Gempa ini adalah gempa yang dangkal akibat jalur sesar Palu Koro yang dibangkitkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan struktur sesar mendatar miring, dan gempa ini berpotensi memicu tsunami," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018).

Lima menit pascagempa, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini tsunami.

"Ketika terjadi warning tsunami, BMKG menyatakan pada pukul 17.02 dengan status Siaga dan Waspada. Arti status Siaga, tinggi tsunami adalah 0,5-3 meter untuk di pantai barat Donggala. Sedangkan waspada, kurang dari setengah meter Kota Palu bagian barat," ujar Sutopo.

Saat itu, menurut Sutopo, pihaknya tengah menyiapkan rilis untuk mengimbau masyarakat supaya menjauhi kawasan pantai dan sungai dalam kurun waktu 30 menit.

Namun, 30 menit setelah dikeluarkan peringatan tersebut, BMKG mencabutnya pada pukul 17.37 WIB.

Akan tetapi, tsunami benar-benar terhadi pada pukul 17.22 WIB. Berdasar data BNPB, ketinggian tsunami ada yang mencapai 6 meter.

Sejak gempa dan tsunami terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat (28/9/2018), sejumlah gempa susulan terus terjadi di kawasan tersebut hingga Jumat malam.

Tercatat, setidaknya ada 13 gempa dengan kekuatan di atas magnitudo 5 sejak pukul 14.00 WIB hingga 21.26 WIB.

Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Kota Palu, hingga pukul 13.00 WIB, tercatat sebanyak 384 orang.

Lanjutkan membaca artikel di bawah Video Pilihan Selain ratusan korban meninggal, menurut data BNPB, tercatat 29 orang hilang dan 540 luka berat di Kota Palu.

Sementara itu, BNPB belum bisa menyampaikan jumlah korban terdampak gempa dan tsunami di Kabupaten Donggala.

Sebab, hingga saat ini listrik di wilayah tersebut masih padam sehingga menghambat komunikasi. *

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Begini Kronologi Gempa dan Tsunami Palu-Donggala yang Tewaskan Ratusan Orang"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved